GRESIK, BANGSAONLINE.com - Tingginya angka investasi yang masuk di Kabupaten Gresik belakangan ini ternyata tak berdampak signifikan dalam mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD). Justru sebaliknya, PAD dalam tiga tahun belakangan ini selalu jeblok sehingga imbasnya banyaknya program/kegiatan yang harus dikepras.
"Tingginya investasi tak berpengaruh terhadap lompatan pendapatan. Justru PAD dari sektor tersebut banyak yang jeblok. Terbukti, target yang ditugaskan DPRD terhadap OPD terkait selalu jeblok," ujar Ketua Komisi II DPRD Gresik Solihudin, kemarin.
Baca Juga: Belanja THL Kabupaten Gresik Capai Rp180 Miliar, Anha: Output dan Outcome Harus Jelas
Solihudin mencontohkan target Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Pada 2017, DPRD menargetkan PAD di sektor IMB yang menjadi wewenang DPMPTSP sebesar Rp 199 miliar. Namun, realisasinya tak sampai 50 persen atau tepatnya hanya 99 miliar yang terpenuhi.
"Kondisi ini menyebabkan banyak program yang terpaksa harus dipangkas karena efesiensi," ungkap politikkus PKB.
Kondisi serupa juga terjadi pada BPHTB. Pada tahun 2017 realisasinya juga tak mencapai target yang dipatok. "Jadi percuma investasi digenjot tapi tak berdampak terhadap dongkrakan PAD," jlentrehnya.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Karena itu, Solihudin meminta kepada Bupati Sambari membina Kepala OPD yang mempunyai tugas untuk PAD. "Sebab, PAD merupakan salah satu modal APBD untuk pembangunan. Kalau kinerja OPD penghasil tetap seperti itu meski investasi terus digenjot ya percuma, tak akan berdampak signifikan terhadap lonjakan PAD," pungkasnya. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News