Jadilah Ulama, Konglomerat, Pemimpin, atau Profesional, Kiai Asep Beber Kunci Sukses Cari Ilmu

Jadilah Ulama, Konglomerat, Pemimpin, atau Profesional, Kiai Asep Beber Kunci Sukses Cari Ilmu Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat menyampaikan mauidzah hasanah dan do'a barakah di hadapan ribuan santri dan wali santri Pesantren Amanatul Ummah di Siwalankerto Surabaya, Sabtu (12/5/2018). foto: MA/bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dr KH Asep Saifuddin Chalim, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur minta agar santrinya menjadi orang hebat dan besar yang berguna bagi agama, bangsa Indonesia dan dunia.

”Jadilah ulama besar, nak, jadilah pemimpin, jadilah konglomerat besar yang memberi kontribusi kesejahteraan bagi rakyat Indonesia dan jadilah profesional,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim saat menyampaikan mau’idzah hasanah dan do’a barakah acara Haflah Akhirussanah dan Wisuda Purna Siswa yang diikuti ribuan santri dan wali santri di Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Sabtu malam (12/5/2018).

Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng

Menurut Kiai Asep, meski Indonesia sudah merdeka tapi terasa belum merdeka karena negara ini sekarang dikuasai segelintir orang. Menurut dia, 74 persen tanah Indonesia sekarang dikuasai konglomerat yang jumlah mereka cuma 1 persen dari seluruh jumlah penduduk Indonesia. Ini tentu sangat tidak adil. “Mari Indonesia kita rebut kembali, nak,” kata Kiai Asep sembari mengatakan untuk apa kita merdeka jika dijajah orang asing lagi.

Karena itu Kiai Asep minta para santrinya belajar sungguh-sungguh agar mereka menjadi tokoh yang punya power (kekuasaan). “Al-ilmu quwwah. Ilmu itu kekuatan. Power,” kata Kiai Asep yang juga Ketua Umum Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu. Dari ilmu itu pula kita bisa jadi pemimpin, konglomerat, professional, atau ulama besar. 

"Sekarang wali santri Amantul Ummah jadi calon gubernur. Semoga nanti alumni Amanatul Ummah jadi gubernur. Karena itu semua santri dan wali santri harus memilih Ibu Khofifah pada 27 Juni 2018 nanti," kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa dua anak Khofifah Indar Parawansa menjadi santri Pesantren Amanatul Ummah 

Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah

Kiai yang kini kondang sebagai ulama terkaya di Jawa Timur itu juga menegaskan bahwa untuk memperoleh ilmu para santri harus menempuh berbagai langkah. Kiai Asep membeberkan beberapa kunci sukses meraih ilmu. Di antaranya taqlilul ghida’ yakni makan sedikit. “Jangan kenyang kalau makan. Kenyang itu menghilangkan kecerdasan,” katanya.

Selaini itu, menurut Kiai Asep, para santri jangan batal wudlu’. “Ilmu itu cahaya dan wudlu’ itu cahaya,” katanya. Maka kalau kita selalu punya wudlu’ saat belajar, berarti cahaya bertemu cahaya. ”Itu akan menyatu dalam diri kita,” katanya.

Kiai Asep juga mengingatkan bahwa dalam mencari ilmu para santri harus tarkul ma’asyi (meninggalkan maksiat). “Dosa itu beban,” katanya. Karena itu makan pun harus makanan yang halal. “Jangan pernah makan kecuali yang halal,” tegasnya.

Baca Juga: Pembukaan Multaqa Alumni Al Azhar VIII, Kiai Asep Ungkap Sejarah Amanatul Ummah, Dulu Tempat Jin

Santri yang sedang belajar, kata Kiai Asep, tiap hari juga harus baca al-Quran. “Jangan pernah meninggalkan baca al-Qur’an walau 10 menit tiap hari,” pesannya.

Kiai Asep juga menegaskan bahwa kunci sukses menuntut ilmu adalah salat malam. “Salat malam adalah kendaraan yang akan mengantar kalian untuk mencapat cita-cita,” katanya sembari mengatakan bahwa doa kita terkabul jika kita salat malam.

Di pesantren Amanatul Ummah salat malam dipraktikkan tiap malam secara berjamaah. Pukul 3 malam para santri sudah dibangunkan. Kiai Asep Saifuddin memimpin langsung salat malam para santri. Usai salat malam para santri berdzikir sampai Subuh. Usai salat jamaah Subuh Kiai Asep memberi pengajian hingga terbit matahari.

Baca Juga: Kagumi Prestasi Amanatul Ummah, Kementerian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Pacet Mojokerto

Sementara Dr Muhammad Afif Zamroni menuturkan bahwa wisuda untuk angkatan 2017-2018 ini diikuti sekitar 1000-an santri. Mereka terdiri dari lulusan Madratsah Tsanawiyah, Aliyah, SMP, SMA baik unggulan, akselerasi, maupun yang bertaraf internasional dan sebagainya. ”Haflah ini diadakan di sini (Siwalankerto-red) dan di Pacet,” kata Gus Afif – panggilan akrab Muhammad Afif Zamroni. Gus Afif adalah salah satu kepala sekolah di Amanatul Ummah. 

Informasi yang diterima bangsaonline.com santri baru angkatan 2018-2019 yang diterima Pesantren Amanatul Ummah mencapai 2.500 santri. Kini jumlah santri Pesantren Amanatul Ummah mencapai 9.000 hingga 10.000 santri. (MA) 

Sumber: MA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO