KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Petugas Satreskrim Polres Kediri akhirnya berhasil mengungkap misteri temuan mayat yang dikubur tidak sempurna di desa Tegowangi Kecamatan Plemahan.
Pelaku yakni Nur Kholik (45), warga Perumahan Taman Wisata Tropodo, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo. Pelaku merupakan tetangga dan juga orang kepercayaan suami dari korban, Sunarti (39). Ia bahkan mengemban misi khusus dari suami korban.
Baca Juga: Polres Kediri Kota Tangkap Pelaku yang Aniaya Adik Kadungnya hingga Tewas, Apa Motifnya?
Sebelumnya Kholik yang juga tetangga dari pasangan ini diminta suami korban, MKY untuk menjadi mata-mata Sunarti. Ini dilakukan karena MKY mencurigai korban sedang menjalin cinta dengan orang lain. Namun apa daya, pelaku yang diminta mengawasi korban justru jatuh hati kepada korban.
"Jadi pelaku ini diminta menjadi mata-mata dan pengawas korban oleh suami, namun berjalannya waktu pelaku dan korban saling suka dan menjalin asmara," terang Kapolres Kediri, AKBP Erick Hermawan, Senin (21/5).
Hingga suatu ketika korban mengancam akan mengguna-gunai anak pelaku jika pelaku tak bisa memuaskan nafsu birahi korban. Saat itu keduanya sedang berduaan di dalam mobil.
Baca Juga: Gegerkan Warga Balowerti Kediri, Kakak Bunuh Adik Usai Pesta Miras
"Jadi pelaku ini tersinggung dengan ucapan korban. Korban mengancam akan mengguna-gunai anak korban jika pelaku tidak bisa dan tidak mau memuaskan nafsu birahi korban. Akhirnya pelaku gelap mata dan membunuh korban," jelas Erick.
Kendati pelaku telah diamankan dan menunggu proses persidangan, polisi tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut, utamanya terhadap 10 orang yang diduga mengetahui ataupun mengenal pelaku selama di Kediri.
"Ada 10 orang yang kita tanyai. Mereka ini terdiri dari suami korban, keluarga pelaku, teman pelaku dan perangkat desa di TKP," tegas Kasatreskrim Polres Kediri, AKP Hanif Latif dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Pulihkan Kesehatan Mental Warga di Manisrenggo, Pemkot Kediri Gelar Trauma Healing
Keberhasilan polisi mengungkap kasus ini berawal dari saksi yang memberikan keterangan bahwa orang terakhir yang sedang bersama dengan korban adalah pelaku. Dari keterangan inilah polisi menginterogasi suami korban. Kebetulan saat polisi ke rumah suami korban di wilayah Nganjuk, pelaku juga sedang berada di sana.
"Jadi berdasar saksi, ada 10 saksi diperiksa. Kita ke rumah suami korban, ternyata pelaku ada di sana, sekalian kita amankan pelaku dan pendalaman," lanjutnya.
Sementara itu, di hadapan wartawan dan polisi, Nur Kholik mengaku telah membunuh Sunarti (39), perempuan yang ditemukan terkubur dengan kaki nongol di Kabupaten Kediri. Kholik kemudian menjelaskan bagaimana ia menghabisi korbannya.
Baca Juga: Respons Pj Wali Kota Kediri soal Tewasnya 2 Anak di Kelurahan Manisrenggo
Pelaku dan korban berjanji untuk bertemu di wilayah Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Selanjutnya keduanya berkeliling wilayah Kediri dengan menggunakan mobil milik korban.
Sekitar dua jam berselang, korban meminta pelaku untuk segera mencari hotel, namun pelaku masih mengajak korban untuk mencari tempat makan.
Dalam perjalanan inilah keduanya terlibat pertengkaran. Korban mengejek pelaku tidak dapat memuaskan hasrat seksual korban, dan karena itulah korban mengancam akan mengguna-gunai anak laki-laki pelaku.
Baca Juga: Polisi Tetapkan Ibu Kandung Sebagai Tersangka Tewasnya Kakak-Beradik di Kota Kediri
"Saya janjian dengan dia (korban) di Plemahan, lalu kita cari hotel dan makan. Tapi di jalan saya dihina dan diancam, saya emosi langsung saya cekik lehernya," ujar Kholik.
Pencekikan terjadi di dalam kendaraan yang ditumpangi keduanya. Korban dicekik hingga lemas.
Pelaku ternyata juga sengaja mematikan mesin AC dan menutup jendela mobil sehingga korban tewas karena kehabisan oksigen. Fakta ini pun telah dipastikan oleh hasil visum dari RS Bhayangkara Kediri.
Baca Juga: Polisi Pastikan Tewasnya Bocah Kakak-Beradik di Kota Kediri Akibat Dibacok Berkali-Kali
Guna menyembunyikan hasil kejahatannya, pelaku mencari lokasi untuk mengubur jasad korban. Lokasi yang telah dipilih adalah pemakaman umum Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan.
Sebelum dikuburkan, pelaku sempat menyiapkan alat berupa karung untuk menutupi jasad korban, dan meminjam cangkul serta sekop dari keluarganya di Kecamatan Pare. "Saya menguburkan korban sekitar pukul 23.00 WIB. Korban saya bawa pakai mobil dia, lalu saya geret (tarik, red) tubuhnya dan saya masukkan ke lubang tanah yang sudah saya gali sebelumnya," tutup pelaku. (rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News