Ayo Mulai Menulis Al-Qur’an, Tidak Cukup Hanya Membaca

Ayo Mulai Menulis Al-Qur’an, Tidak Cukup Hanya Membaca Menulis Al-Qur’an dengan metode "Follow The Line" semakin di minati oleh para Santri. Tampak siswa/wi SMAN 1 Soko Mojokerto yang mengisi pondok Ramadan dengan kegiatan belajar menulis Al-Qur’an dengan metode FTL.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Satu hal penting telah banyak dilupakan, yaitu "Menulis Al-Qur’an". Banyak siswa/santri bisa membaca Al-Quran, namun belum mampu menuliskannya.

Hal itu diungkapkan Ustad HM Choiruddin Abd Qodir dari Team Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) melalui pesan WhatsApp kepada BANGSAONLINE.com, Senin (4/6/2018).

Baca Juga: Di SMA Award 2024, Pj Gubernur Jatim Minta Konsisten Berprestasi Tingkat Nasional dan Internasional

Bukankah "Menulis Al-Quran" termasuk perintah yang Nabi ajarkan? Bukankah Allah Swt mengajar manusia yang belum faham dengan Al-Qolam (surah al-Alaq : 4 & 5)?

“Itu artinya salah satu tugas lisan adalah membaca AlQuran, sedang menulisnya merupakan tugasnya tangan. maka tidak benar, bila membaca Al-Quran kita wakilkan pada suara rekaman dan menulisnya kita wakilkan pada percetakan, meskipun itu membantu,” paparnya.

Bukankah kelak tangan kita disuruh bicara, untuk apa dia dipergunakan? (QS Yasin : 65),” tandas HM. Choiruddin.

Ustad ini juga mengingatkan pesan Sayyidina Ali RA untuk direnungkan dan direalisasikan, Apa itu? "Jadikanlah anak-anak kalian mulia karena mampu menulis bagus! sebab tulisan bagus itu termasuk perkara yang penting dan sebesar-besarnya kemuliaan."

Baca Juga: Tingkatkan Literasi Siswa, Khofifah Dorong Inovasi Digital di Perpustakaan

“Insyaallah sangat baik bila belajar menulis Al-Quran mulai diajarkan, sebelum generasi ini terlanjur kurang paham. Dengan metode "FTL" (Follow the Line) menulis alquran menjadi mudah dan menyenangkan, sudah banyak digunakan oleh sekolah-sekolah unggulan,” paparnya. Bahkan Menteri Agama Luqman Hakim Saifuddin juga menggunakan metode FTL pada kegiatan peringatan Harlah I Hari Santri yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Menurut ustad Choiruddin, menulis Al-Quran bukan sekadar menggoreskan tangan, tetapi ia juga bagian dari "Olah Otak" Kanan.

“Insyaallah hasilnya: pikiran jadi kreatif, konkret, holistik, cerdas, dan karakternya menjadi sabar, ikhlas, jujur, taat, telaten, teliti, tangguh dan tenang,” ulasnya.

Dia menambahkan, para aktivis dan pecinta Al-Qur’an yang mulai menggunakan metode FTL (follow the line) dalam menulis Al-Qur’an dia doakan agar bermanfaat dan menjadi amal Jariyah sampai akhir zaman. (dur)

Baca Juga: PT Megasurya Mas Beri CSR Beasiswa untuk 356 Siswa di Sidoarjo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO