Demobilisasi Alat Berat Pertamina EP Dikeluhkan Warga, Camat Senori: Kami Tak Diberi Tahu

Demobilisasi Alat Berat Pertamina EP Dikeluhkan Warga, Camat Senori: Kami Tak Diberi Tahu Tronton besar ikut melintas di jalanan desa-desa Senori.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Seminggu sudah warga Desa Jatisari, Kecamatan Senori dan sekitarnya dibisingkan oleh kegiatan demobilisasi (proses pengembalian) alat berat milik perusahan yang melintas di jalan penghubung antar desa, meliputi Desa Sidoharjo, Wangluwetan, Wanglukulon, Jatisari, dan Medalem, Kecamatan Senori.

Demobilisasi alat berat ini terjadi pada malam hari hingga dini hari menjelang waktu sahur. Sejumlah masyarakat mengaku terganggu dengan proses tersebut. Apalagi mereka mengungkapkan bahwa selama ini belum ada pemberitahun dari pihak manapun jika jalan antar desa itu akan dilalui kendaraan-kendaraan bertonase berat.

Baca Juga: Berkat Pertamina, Pemuda Berdarah Bojonegoro Sukses Kembangkan Maggot di Banggai Sulteng

Selain berat, kendaraan-kendaraan tersebut juga panjang, lebar, dan tinggi. Tak pelak, rumah-rumah milik warga yang acap kali menerima dampak laju aktivitas alat berat tersebut.

A Faqih warga Desa Jatisari, misalnya. Kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (7/6), ia mengungkapkan terdapat sejumlah pagar tembok milik warga yang mengalami retak akibat dampak getaran melintasnya kendaraan berat tersebut. 

Baca Juga: Curi Pipa Pertamina EP, 5 Warga Senori Ditangkap Polisi

Ia mengatakan kendaraan-kendaraan itu melaju cukup cepat. "Kendaraan itu dikawal mobil patroli yang ikut membunyikan sirine pada malam hari. Itu artinya, alat berat yang melintas sepanjang pemukiman warga terindikasi melaju di atas 30 kilometer," ungkap Faqih.

"Tiap malam pukul 00.00 - 02.00 WIB seperti itu. Terkadang anak saya yang baru berusia setahun sampai terbangun," terangnya.

Sementara Ulin, warga lain mengungkapkan hal senada. Menurutnya, dampak negatif lain dari demobilisasi itu adalah padamnya sejumlah lampu penerangan. "Semenjak ada mobil-mobil besar lewat, lampu sering padam akibat kabel putus. Mungkin terkena sambaran ketinggian mobil," ucap Ulin.

Baca Juga: Terganggu Aktivitas Well Test, Warga Ngambon Bojonegoro Demo Pertamina

Menanggapi hal itu, Government and Public Relations Assistant Manager Asset 4, Pandji Galih Anoraga membenarkan adanya demobilisasi alat berat selama 20 hari ke depan hingga menjelang lebaran.

"Kita melibatkan TNI atau Polri. Untuk pengamanan kan ini obvitnas. Selain itu, perusahan sudah berkoordinasi dengan muspika dan tokoh masyarakat setempat," akuinya.

Ditanya terkait adannya keluhan warga, ia berjanji akan menyelesaikannya. "Kami terima akan diselesaikan setelah dilakukan pengecekan di lapangan," tambahnya.

Baca Juga: Lulus PEM Akamigas, 108 Putra-putri Terbaik Bojonegoro Siap Kerja di Lapangan Gas J-TB

Namun, pernyataan Pandji Galih ini dibantah Camat Senori Breddy Ariyanto Muntohir yang dikonfirmasi terpisah. Ia menampik jika sudah menyampaikan pemberitahuan ke kantor pemerintahan Senori.

"Tidak, tidak, kecamatan belum ada surat masuk atau pemberitahuan atas kegiatan demobilisasi yang dilakukan oleh perusahan Pertamina. Malahan kita tahu adanya warga yang dirugikan atas moving alat berat perusahaan," ungkapnya.

Terkait hal ini, camat kelahiran Tuban tersebut meminta agar Pertamina tanggung jawab seandainya ada warga yang dirugikan atas demobilisasi tersebut.

Baca Juga: Pertamina EP Cepu Zona 11 Regional Jawa Timur Gelar Sosialisasi Pengeboran Sumur Kasuari Emas

"Kalau ada warga dirugikan sudah menjadi kewajiban perusahan menindaklanjuti sesuai regulasi UU 22 nomor 40 tahun 2007 tentang TJSL. Salah satunya perseroan bidang SDA wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan," pungkasnya. (ahm/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO