SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Keluarga Prof Dr Mahfud MD mengaku kaget membaca pernyataan KH Abdul Muid Shohib yang tak mengakui mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu sebagai kader asli NU.
”Pihak keluarga Mahfud MD kaget karena pernyataan salah seorang kiai NU itu di-framing seolah-olah pernyataan seluruh kiai NU di Jawa Timur. Dalam pemberitaan tersebut KH Abdul Muid Shohib menyatakan bahwa Mahfud MD bukan kader asli NU, selain itu KH Abdul Muid Shohib menuding Mahfud MD sebagai tokoh yang ngaku-ngaku NU,” kata Firman Syah Ali, keponakan Mahfud MD dalam keterangan tertulisnya yang diterima BANGSAONLINE.com, Senin sore (9/7/2018).
Baca Juga: Mahfud MD: Seharusnya Polisi Tak Sungkan Periksa Budi Arie, karena Jantung Persoalan
Seperti diberitakan sebelumnya, Mahfud MD dituding bukan kader asli NU. Ini tak lepas dari wacana Cawapres yang mengarah kepada Mahfud MD. Cawapres Jokowi belakangan mengerucut kepada tiga tokoh yakni Mahfud MD, Sri Mulyani, dan Airlangga Hartanto (ketua umum Golkar). Sedang Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang didukung PKB mulai hilang dari bursa Cawapres Jokowi.
Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Abdul Muid Shohib mengatakan, lebih baik NU mengusung kader aslinya. “Cari yang benar NU. Jangan yang cuma dilabeli. Jangan yang ngaku-ngaku NU,” kata Kiai Muid, Senin (9/7).
Bahkan, kata Kiai Muid, Mahfud tidak memiliki kontribusi kepada NU. Menurutnya, Mahfud merupakan pendatang baru di NU, sehingga tidak bisa mewakili NU dalam urusan kepemimpinan nasional.
Baca Juga: Luruskan Penyebutan Hakim dalam Tap MPRS, Mahfud MD: Yang Mulia atau Yang Memalukan?
“Mahfud itu kan dulu bergabung dengan Amien Rais ikut mendirikan PAN. Lalu ketika Gus Dur jadi presiden, dia diangkat jadi menteri. Jadi, Mahfud itu di-NU-kan ketika itu. Tapi kita lihat, apa kontribusi Mahfud untuk NU? Tidak ada, nol besar,” imbuh Kiai Muid.
Meski demikian Firman mengucapkan terima kasih kepada Kiai Abdul Muid Shohib atas pernyataannya di media. ”Dalam alam demokrasi semua orang boleh menyatakan apa saja, tapi sebagai seorang ulama hendaknya tidak suka menyebar berita hoax, tidak usah menyampaikan sesuatu tanpa data yang valid,” kata Firman mengingatkan.
Firman Syah Ali berharap agar para ulama memiliki sikap terhormat dalam berpolitik, agar publik bisa melihat perbedaan ulama dengan bukan ulama. Tapi Firman mengaku tetap menyampaikan salam hormat dan takzim kepada kepada KH Abdul Muid Shohib jika benar sebagai Ketua PKB Kota Kediri.
Baca Juga: Viral Pernyataan Babe Haikal Terkait Sertifikasi Halal, Mahfud MD Beri Tanggapan Menohok
Firman Syah Ali yang saat ini menjabat sebagai Bendahara Umum PW IKA PMII Jatim ini menerangkan bahwa Mahfud MD sudah NU sejak dalam kandungan ibunya. ”Karena ayahanda Pak Mahfud yang bernama H Mahmoddin merupakan kader fanatik NU. Saking fanatiknya terhadap NU, H Mahmoddin sampai ditangkap dan dipenjara di Koramil karena pada Pemilu pertama Orde Baru tahun 1971. Sebagai PNS dan pimpinan wilayah dia terang-terangan mendukung Partai NU di kawedanan Waru Pamekasan sehingga Golkar kalah,” katanya.
Aktivis IPNU, GP Ansor dan ISNU ini juga menyampaikan bahwa waktu kecil Mahfud MD mondok di pesantren yang beramaliyah NU. ”Pak Mahfud MD termasuk siswa yang berprestasi sehingga selalu jadi bintang pelajar hingga akhirnya mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi ke Jogya,” katanya.
Di kota itulah Mahfud MD bertemu dan bergaul dengan banyak tokoh Muhammadiyah dan HMI, apalagi di kampus UII waktu itu yang ada hanya HMI. Maka tumbuhlah Mahfud MD bersama guru-gurunya yang HMI dan Muhamadiyah.
Baca Juga: Sama Pernah Naik Jet Pribadi, Tapi Mahfud MD Bukan Gratifikasi, Kaesang Belum Berani Klarifikasi
”Namun Gus Dur dengan mata batinnya yang luar biasa tahu bahwa Mahfud MD berdarah NU, berjiwa NU dan bermaliyah NU, sehingga Gus Dur mengembalikan Mahfud MD ke habitat aslinya yaitu NU dan sebuah partai yang waktu itu masih menjadi rumah besar politik NU,” katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News