TUBAN, BANGSAONLINE.com - Kericuhan mewarnai pertandingan Play Off liga 3 Nasional antara tuan rumah Persatu Tuban melawan Persip Pekalongan di Stadion Lokajaya, Kabupaten Tuban, Minggu (7/10).
Adanya insiden di penghujung menit akhir babak kedua tersebut membuat pertandingan sempat dihentikan beberapa saat.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Pantauan BANGSAONLINE.com, kericuhan terjadi akibat kapten tim pemain Persip Iwan Wahyudi menjegal pemain Persatu Edy Winarno. Entah apa yang menjadi penyebabnya, tiba-tiba pemain Persip nomor punggung 4 tersebut memukul pemain Persatu.
Kejadian itu membuat para pemain lainnya terpancing emosinya dan terjadi saling pukul. Tak hanya itu, para official kedua tim juga masuk ke lapangan untuk meredam perkelahian semakin meluas.
Beruntung, kericuhan berhasil diredam oleh petugas keamanan sehingga kericuhan tidak meluas dan pertandingan dapat dilanjutkan kembali.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
"Huuu...... Ndeso-ndeso," teriak salah satu suporter dari pinggir lapangan.
Akibat kejadian itu, pemain Persib Iwan Wahyudi diganjar kartu merah, sementara Edy Winarno mendapat kartu kuning oleh wasit Cholid Daryanto.
Sebenarnya, laga yang dipertontonkan kedua kesebelasan berlangsung cukup menarik. Permainan terbuka diperlihatkan kedua tim, hasilnya beberapa peluang diciptakan para pemain dari masing-masing kesebelasan.
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Tuan rumah Persatu Tuban berhasil memecahkan kebuntuan melalui gol yang dicetak Achmad Nuril Mubin pada menit ke 30. Sontekan pemain dengan nomor punggung 19 tersebut meluncur deras ke gawang tim tamu yang dikawal Aprizal Kamal.
Keunggulan 1-0 tuan rumah bertahan hingga turun minum. Memasuki babak kedua, kedua pelatih menerapkan permainan terbuka, sehingga jual beli serangan terjadi. Para pemain Persatu berhasil meredam serangan yang dibangun tim tamu.
Namun, tuan rumah justru kembali mampu mendominasi jalannya pertandingan. Serangan-serangan yang dibangun Danu CS kerap membahayakan tim tamu. Sebaliknya, tim tamu hanya mampu sesekali melancarkan serangan balik.
Baca Juga: Lewat Restorative Justice, Kejari Tuban Selesaikan Kasus Penganiayaan
Keunggulan tim tuan rumah bertahan hingga wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Dengan hasil tersebut, membuat tim Persatu Tuban melaju ke babak 32 besar, unggul agregat 2-1 atas Persip Pekalongan.
Tak terlalu banyak komentar yang diutarakan pelatih Persip Pekalongan, Inyong Lolombuan. Dirinya mengakui kekalahan timnya atas tuan rumah Persatu Tuban.
"Terimakasih kepada panpel, kami mengakui kalah dari Persatu. Untuk insiden kericuhan tadi no comment," ujarnya.
Baca Juga: Mediasi Gagal, Proses Hukum Kasus Perusakan Pagar Rumah Warga oleh Pemdes Mlangi Berlanjut
Sementara itu, pelatih Persatu Edy Sutrisno mengaku yakin jika bisa mengunci kemenangan pada pertandingan tersebut. Hal itu karena dirinya telah melakukan evaluasi sebelumnya pada leg 1 yang berlangsung di kandang Persip Pekalongan.
"Kita sudah melakukan evaluasi pada pertandingan sebelumnya, dan kami optimis dapat memetik tiga point," ujar pelatih karismatik itu.
Disinggung terkait kericuhan yang melibatkan tim asuhannya, dirinya menilai itu merupakan hal yang wajar terjadi dalam sepak bola. Menurutnya, tensi pertandingan sangat tinggi, sehingga ia menilai wajar terjadi gesekan antar pemain.
Baca Juga: Kades Temaji Dilaporkan ke Polisi
"Saya rasa kericuhan ini di mana-mana wajar. Kita tadi gak mukul, tapi kita dipukul. Kalau kecewa itu pasti kecewa, namun kita harus syukuri hasil pertandingan ini," pungkasnya. (gun/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News