JEMBER, BANGSAONLINE.com - Forum Komunikasi Petani Jember (FKPJ) meminta kepada Perum Bulog Subdivre XI Jember, mau menyerap semua gabah petani dengan harga yang layak.
Menurut Koordinator FKPJ Jumantoro, saat ini serapan harga gabah kurang layak. Bahkan beberapa waktu lalu, harga gabah sangat rendah serapannya. Sehingga menyebabkan harga gabah lebih rendah dari bekatul (pakan ternak sapi).
Baca Juga: Pileg 2024, DPC Demokrat Jember Targetkan 7 Kursi
Hal itu diungkapkan Jumantoro saat hearing dengan Komisi B DPRD, Kamis (4/4). “Dalam dengar pendapat hari ini, kami juga lakukan aksi menyerahkan nasi tumpeng sebagai bentuk simbol kalau petani penyangga kedaulatan pangan. Hasil pertemuan hari ini, Perum Bulog bersama Perpadi akan menyerap harga gabah kami dengan harga yang layak, dengan pertimbangan rafaksi tertentu,” ungkap Jumantoro.
Dengan adanya kesepakatan tersebut, lanjut Jumantoro, pihaknya menunggu realisasi kesepakatan tersebut. Rencananya, Jumat besok (5/4), akan ada pembicaraan lanjutan dengan Perum Bulog Subdivre XI Jember.
Menanggapi keluhan petani tersebut, saat dikonfirmasi Ketua Komisi B DPRD Jember Bukri mengatakan, persoalan yang dialami petani ini harus segera dicarikan solusinya. Bukri minta untuk urusan seperti ini jangan sampai bertele-tele. “Tidak hanya Bulog, tapi kami juga minta untuk Disperindag ikut berperan memberikan solusi,” tegasnya.
Baca Juga: DPRD Jember Soroti Pengelolaan Sampah
Legislator dari PDI Perjuangan ini juga berharap agar adanya inisiatif untuk mencari peluang pasar di luar daerah.
Kepala Bulog Subdivre 11 Jember Jamaludin mengatakan, terhadap permintaan petani, pihaknya mengaku siap untuk melakukan serapan. Namun tentunya dengan pertimbangan kualitas.
“Kita punya satgas untuk melakukan serapan gabah dari para petani. Dengan tentunya langsung ke petani saat panen, dan itu prioritas. Meskipun kita juga mempunyai keterbatasan dalam lantai jemur dan dryer (pengering, red),” kata Jamaludin.
Baca Juga: Penerimaan P3K Jember, Edi Cahyo: Harus Dilakukan dengan Seimbang
Namun dengan menggandeng Perpadi, lanjut Jamaludin, pihaknya mengaku optimis serapan gabah ke petani sesuai dengan harapan.
“Gabah kering giling, beras akan siap terserap maksimal. Bahkan kita juga kerja sama dengan Gapoktan-gapoktan. Untuk serapan harga sesuai dengan Inpres Nomor 5 Tahun 2015 dengan targetnya 35 ribu ton per tahun,” jelasnya.
Untuk standar kualitas, gabah kering panen (GKP) kadar air maksimal 25 persen, hampa kotoran maksimal 10 persen, harganya Rp 3.700 per Kilogram (Kg).
Baca Juga: Hujan Disertai Angin Kerap Rusak Bangunan di Jember, DPRD Minta Prioritaskan Rehab Sekolah
“Tapi kini kita ada fleksibilitas 10 persen, jadi nantinya kita beli dengan harga Rp 4.070 per Kg. Tentu sesuai standar GKP. Sedangkan untuk gabah kering giling (GKG), harga Rp 4.600, dengan fleksibilitas Rp 5.115 per Kg spesifikasi kadar air 14 persen, hampa kotoran maksimal 3 persen,” terangnya.
“Kemudian untuk beras, harga sesuai Inpres Rp 3.700 per Kg. tapi fleksibelitas ke petani, kita beli dengan harga Rp 8.030 per Kg. kadar air 14 persen, broken (beras patah) 20 persen, dan menir 2 persen, derajat susuh (hilangnga kulit) 95 persen minimal,” sambungnya. (yud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News