Menurut dia, tim rukyat dibekali teknik yang tak semua orang tahu. “Ada tekniknya. Tim rukyat itu harus tahu pergerakan matahari per menit. Misalnya matahari sampai mana, bulan sampai mana,” katanya.
Ia bersama para kiai lain, di antaranya KH. Suudil Azka, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Sumberwudi Lamongan berada di Tanjung Kodok sejak pukul 16.00 WIB. “Kita kan sebelumnya juga melakukan persiapan. Tapi memantau hilal sejak maghrib, sejak matahari terbenam,” tutur Kiai Khotib yang alumnus Pesantren Tebuireng Jombang.
Begitu tim rukyat di Tanjung Kodok ini melihat hilal, mereka langsung melaporkan ke Kemenag Pusat. "Kita kan punya grup WA. Jadi kita langsung laporkan lewat grup," katanya.
Tapi kenapa Kementerian Agama mengumumkan awal Ramadan sampai malam? “Kan kita juga mengakomodasi dari Aceh dan daerah lain. Meski Jatim sudah selesai, tapi matahari di Aceh kan belum terbenam. Indonesia kan tidak hanya Jawa Timur saja,” kata Kiai Khotib Asmuni.
Menurut dia, peserta tim rukyat untuk awal Ramadan di Tanjung Kodok Lamongan ini cukup banyak. Di antaranya dari Unesa Surabaya, Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo dan lainnya. “Tapi tim rutyatnya ada di depan,” tuturnya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News