JEMBER, BANGSAONLINE.com - Semangat para siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sucopangepok 5 untuk menuntut ilmu patut diacungi jempol. Kondisi bangunan SD yang terletak di Dusun Tenap, Desa Sucopangepok, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, Jawa Timur itu memprihatinkan, bahkan bisa dikatakan hampir roboh.
Lokasinya juga berada di daerah pedalaman dan perbukitan. Namun hal itu tak membuat para siswa patah arang untuk tetap belajar di sekolah tersebut. Padahal, jarak rumah para siswa dengan SDN Sucopangepok 5 juga sangat jauh sekali.
Baca Juga: Tuai Polemik, Wakil Bupati Jember Tinjau Pembangunan Sekolah Milik Yayasan Imam Syafi'i
Setiap harinya, para murid berangkat dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 3 kilometer (Km) untuk menuju sekolah. Tidak hanya jauh, namun, kondisi medan jalan yang dilewati juga berbukit, melewati sawah, dan perkebunan kopi.
“Akses yang sulit disertai sarana yang kurang memadai, tidak menjadi penghalang bagi para murid untuk mencari ilmu. Semangat mereka tidak padam untuk menuntut ilmu,” kata salah seorang guru SDN Sucopangepok 5 Prasongko Widodo, Kamis (12/9/2019).
Ia menyebutkan, ada sekitar 15 anak yang rumahnya di Daerah Tancak, yang lokasinya berada di seberang bukit sekolah. “Dengan jarak kurang lebih 3 kilo (Km) dari rumah ke sekolahnya, mereka harus jalan kaki, dengan medannya yang berbukit,” ungkapnya.
Baca Juga: Begini Pesan Bupati Jember Usai Lantik 185 Pejabat
“Saya salut dengan semangat anak-anak ini. Yang penting mereka itu masuk sekolah, dapat tambahan ilmu, sedikit atau banyak,” imbuhnya.
Prasongko juga menyampaikan kondisi di SDN Sucopangepok 5 yang jauh dari layak, di samping jumlah guru pengajar yang saat ini hanya tersisa tiga orang. “Kondisi ini sudah terjadi 2 bulan belakangan ini (setelah ada sistem SP dari Bupati Jember). Itu pun sudah termasuk kepala sekolah. Soalnya ada beberapa guru yang mutasi ke sekolah lain,” ungkapnya.
Baca Juga: Aktivis Pendidikan PGRI Jatim Selidiki Dugaan Kasus PTT Lolos P3K di SMPN 2 Balung Jember
(Kondisi salah satu ruang kelas SDN Sucopangepok 5)
Untuk total jumlah siswa dari kelas 1-6, hanya ada sekitar 85 orang anak. “Belum lagi satu orang guru pengajar sampai mengalami sakit asam urat. Karena jarak sekolah dengan rumah yang jauh, ditambah medan jalan yang agak ekstrem. Lah rumahnya di Jenggawah. Mutasinya di Desa Sucopangepok ini. Kondisi ini miris, dan membuat kami kewalahan,” ungkapnya.
“Kami pun hanya bisa maklum dan sabar dengan kondisi ini,” sambungnya.
Baca Juga: Curi Ratusan Tab, Pegawai Honorer di SMKN 5 Jember Diciduk Polisi
Mendapati mirisnya kondisi SDN Sucopangepok, membuat komunitas Generasi Baru Indonesia (GenBI) Jember turun tangan. Mereka terpanggil untuk membantu kegiatan mengajar di sekolah tersebut. “Kami para penerima beasiswa dari Bank Indonesia memang punya kewajiban, bagaimana juga mengabdikan diri ke masyarakat. Terkait kondisi di SDN Sucopangepok 5 ini, kami ketahui sangat miris. Sehingga kami pilih menjadi sasaran untuk kegiatan Bijar (BI mengajar),” ujar Dewan Ketua GenBI Jember, Muhammad Nurul Yaqin.
Selama kurang lebih seminggu, dan mungkin nanti berlanjut, Giat Bijar ini menyampaikan informasi tentang materi ciri-ciri keaslian uang rupiah dan menabung. “Sebagai salah satu inovasi, teman-teman GenBI Jember juga memberikan pelajaran Bahasa Inggris dasar. Hal ini dilakukan karena bahasa Inggris belum dipelajari di SDN 05 Sucopangepok ini,” katanya. (jbr1/yud/rev)
Baca Juga: Bupati Hendy Dampingi Gubernur Khofifah Tinjau Pelaksanaan PTM dan Vaksinasi Pelajar di Jember
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News