Tafsir Al-Isra' 63: Mewaspadai Bahaya Laten PKI Bagian dari Agama

Tafsir Al-Isra Ilustrasi.

Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag

63. Qaala idzhab faman tabi’aka minhum fa-inna jahannama jazaaukum jazaa-an mawfuuraan

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Dia (Allah) berfirman, “Pergilah, tetapi barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sungguh, neraka Jahanamlah balasanmu semua, sebagai pembalasan yang cukup.


TAFSIR AKTUAL

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Setelah Iblis benar-benar membantah dan durhaka, benar-benar tidak mau menghormat Adam bahkan merasa besar diri, maka tidak ada pilihan lain bagi Tuhan kecuali mengusirnya. " idzhab..". Enyahlah kamu dari sisi-KU. Tidak hanya mengusir Iblis, melainkan mengancam pula kepada siapa saja yang mengikuti jejaknya. Mereka akan dibenamkan di neraka Jahanam semua. "... faman tabi’aka minhum fa-inna jahannama jazaaukum jazaa-an mawfuuraa".

Setidaknya ada dua pelajaran yang bisa diambil dari ayat pendek ini. Pertama, kita wajib membuang setiap pengganggu. Tesis ini dekat dengan pola pikir "dar' al-mafasid" (membuang segala yang berpontensi merusak) yang mesti dilakukan duluan sebelum menghadirkan kemaslahatan (al-mashalih). Artinya, tindakan prefensi lebih baik ketimbang tindakan kurasi.

Petani yang cerdas akan memperhatikan hama lebih dahulu, dibasmi, dan dimatikan sebelum menaburkan pupuk untuk kesuburan tanaman. Jika murid-murid di sekolah pada membangkang dan nakal, mengganggu, dan provokator, maka kepala sekolah mesti menyikapi mereka lebih dahulu, dibimbing, dan diarahkan sebelum menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler.

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

Dan dalam dunia politik lebih tajam lagi. Yang tidak sejalan mesti cepat dibuang. Sama dengan dunia medik. Dokter lebih menyukai cepat mengamputasi anggota badan yang membusuk sebelum menjalar ke anggota yang lain daripada mengobatinya tanpa ada kepastian sembuh total.

Kedua, menuntaskan semua akibat yang ditimbulkan. Tidak sekadar mengusir yang bermasalah saja (Iblis), melainkan juga harus menghentikan keburukan para pendukung yang loyal kepadanya (man tabi'ak). Bahkan dalam ayat tersebut ditunjuk ancaman yang sama, baik bagi Iblis maupun pengikutnya, yakni neraka jahanam.

Ketahuilah, bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu yang melenggang sendirian tanpa kroni. Sebrengsek apapun kiprah seseorang, pasti punya kawan dan pendukung. Seburuk apapun sebuah pemikiran, pasti punya pengagum. Sesalah apapun sebuah keyakinan, pasti ada pengikutnya. Mbok Dewor Lia Eden mengaku Malaikat Jibril, juga ada pengagumnya. Malah tidak ternalar, sekelas Marwah Daud yang doktor luar negeri, kok mau-maunya dadi kacung-kacungane Kanjeng Dimas yang SD.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Tentukan Hak Asuh, Nabi Sulaiman Hendak Potong Bayi Pakai Golok

Di sini, seorang mukmin dituntut berpikir jauh dan mewaspadai, tidak saja bertindak frontal dan selesai, melainkan terus bertanggungjawab atas ekses yang mungkin timbul di kemudian hari. Itulah sebabnya, maka pemerintah dulu terus mewaspadai setiap keturunan dari anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). PKI pernah mengkhianati negeri ini, mengudeta dan membunuhi sejumlah pejabat tinggi negara dan tokoh islam yang tidak sejalan.

Maka benar sekali pemerintah menaruh waspada dan menutup jalan bagi mereka, karena sangat mungkin anak-anaknya melanjutkan perjuangan bapaknya di saat tepat. Dan itulah yang diistilahkan dengan bahaya laten PKI. Perkara sekarang ini ke-PKI-an sudah menyusup dan terbangun diam-diam atau tidak, itu soal lain.

Yang jelas, ayat studi ini (... faman tabi’aka minhum... dst.) cukup kuat sebagai dasar pijakan, sehingga mewaspadai bahaya laten PKI adalah bagian dari perintah agama. Seorang mukmin tidak boleh terkena sengatan berbisa dua kali dalam lubang yang sama. Allah a'lam.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO