SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jalan Lia Istifhama menuju kontestasi Pilwali Surabaya 2020 semakin mulus. Pasca mendapat sinyal positif dari Ketua DPW PPP Jatim, Musyaffa' Noer, Putri KH. Masykur Hasyim itu mendapat dukungan dari konglomerat H.M. Jos Soetomo.
Perkembangan terbaru itu disampaikan perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu. Lia menceritakan dirinya bertemu H. M. Jos Soetomo yang merupakan konglomerat asal Jawa Timur itu dalam pengukuhan pengurus Yayasan Jati Diri Bangsa, sekaligus peresmian mushola Fastabiqul Khoirot di Prigen, Pasuruan, Minggu (1/12) malam.
Baca Juga: Bawaslu Kota Surabaya Serahkan Laporan Hasil Pengawasan Pilkada 2020 ke Pemkot dan DPRD
Uniknya, di tengah pidatonya yang berapi-api guna mengajak hadirin mencintai Pancasila dan NKRI sebagai bentuk cinta Agama, Abah Jos, panggilan akrabnya juga menyeletuk perihal pilwali Surabaya.
"Ini ada Lia Istifhama, calon wali kota kita untuk Surabaya. Saya tidak kampanye, tapi saya mendoakan Lia menjadi Wali Kota Surabaya," ujar Lia mengulang ucapan Abah Jos, Senin (2/12)
Siapa yang tak kenal H.M. Jos Soetomo? Konglomerat berusia 74 tahun asal Kalimantan Timur ini, merupakan sosok yang tak asing. Terutama di kalangan pengusaha dan pejabat birokrat. Pengusaha Muslim Tionghoa ini merupakan satu di antara 150 orang terkaya di Indonesia dan juga masuk dalam daftar Miliarder versi Globe Asia pada 2017 lalu.
Baca Juga: Dilantik Besok Sore, Ini Harapan Warga Surabaya kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baru
Bukan hanya dikenal dengan berbagai macam kisah kesuksesan bisnisnya, seperti terkait perkayuan dan ritel, pria yang merupakan salah satu tokoh Yayasan Cheng Hoo ini, juga dikenal dengan beragam kegiatan sosialnya, termasuk kegiatan Islami.
"Abah Jos ini orang yang Pancasilais. Ia orang yang berjiwa sosial sekaligus religius. Beliau sosok konglomerat yang langka," tutur Lia.
Pengurus PW Fatayat NU Jatim ini mengungkapkan, Abah Jos adalah atasannya ketika ia bekerja di Yayasan Cheng Hoo tahun 2009-2010 lalu. Bagi Lia, sosok Jos Soetomo sangat mirip dengan ayahnya (KH. Masjkur Hasjim).
Baca Juga: Pascapilkada, Jaman Jatim Evaluasi Pembekuan Jaman Surabaya
Ketua Perempuan Tani HKTI ini melanjutkan, Jos Soetomo layaknya guru bagi dirinya. "Karena itu tindakan beliau mendoakan saya ini merupakan hal wajar, karena tidak ada main klaim. Sebab beliau sudah tekankan bahwa ini bukan kampanye. Melainkan sifat dari pernyataan tersebut adalah hak personal," katanya.
"Lebaran 2018 lalu, ketika beliau ke kediaman Ibu Gubernur, saat itu beliau berpesan, kelak ketika kamu naik derajat, maka jangan pernah mendongakkan kepala, tapi harus tetap tertunduk kepala. Itu beliau sampaikan di hadapan ayah saya secara langsung," pungkas keponakan Khofifah itu. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News