MALANG, BANGSAONLINE.com - Pondok Pesantren Al-Hikam yang terletak di Jalan Cengger Ayam, Malang, Jawa Timur dipenuhi para kiai dan warga NU sejak Ahad (15/12/2019) pagi. Ribuan warga NU dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jakarta itu datang untuk mendoakan KH Ahmad Hasyim Muzadi yang wafat 1.000 hari lalu.
Pantauan BANGSAONLINE.com, massa memenuhi semua sudut Pondok Pesantren Al-Hikam. Bahkan Masjid Al-Ghozali yang berdiri di sebelah kiri pondok penuh dengan ibu-ibu.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Kiai Hasyim Muzadi wafat pada 17 Maret 2017 di Malang. Mantan ketua umum PBNU itu kemudian dimakamkan di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, Jawa Barat. Abah Hasyim – panggilan warga NU terhadap Kiai Hasyim Muzadi – mendirikan dua pesantren, yaitu Pondok Pesantren Al-Hikam Malang dan Al-Hikam Depok.
Dalam acara yang digelar di halaman dalam Pondok Pesantren Al-Hikam itu hadir Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU. Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu memberi sambutan.
Di depan para kiai, Khofifah mengungkapkan bahwa Jawa Timur di bawah kepemimpinannya akan segera menggratiskan SPP Mandrasah Aliyah (MA), disamping SMA yang menjadi program utamanya. Informasi ini langsung mendapat aplaus panjang dari para hadirin.
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya
Ia juga memberi kabar gembira tentang program beasiswa S2 bagi para guru madrasah atau sekolah diniyah (agama).Ia mengaku sedang mengupayakan bagaimana caranya agar guru agama itu bisa kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir. Ia bahkan sudah dua kali berkomunikasi dengan Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Kairo Mesir.
Ia juga menegaskan bahwa sekarang dunia sedang butuh para penghafal al-Quran yang kuat untuk melakukan koding komputer. Ini berarti para penghafal al-Quran semakin banyak peluang untuk dunia profesi masa depan.
Namun ia juga sempat menyinggung soal hasil survey indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) dari Kementerian Agama (Kemenag) yang menyebutkan bahwa skor indeks KUB Jatim sebesar 73,7 persen dan berada pada urutan ke-17 di bawah skor KUB nasional yang sebesar 73,83 persen. Karena itu ia minta perhatian dan bantuan para kiai.
Baca Juga: Ba'alawi dan Habib Luthfi Jangan Dijadikan Pengurus NU, Ini Alasan Prof Kiai Imam Ghazali
(Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat memberi sambutan pada acara 1.000 hari wafatnya KHA Hasyim Muzadi. foto: bangsaonline.com)
Selain Khofifah juga hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar. Mantan ketua PCNU Malang itu juga memberi sambutan.
Baca Juga: Tembakan Gus Yahya pada Cak Imin Mengenai Ruang Kosong
Tampak juga Walikota Malang H Setiaji dan para kiai, antara lain KH Hisyam Syafaat dari Pesantren Darussalam Blok Agung Banyuwangi, KH Mas Manshur Sidosermo Surabaya dan para ketua serta pengurus PCNU se-Malang Raya. Bahkan ada juga Syaikh dari Universitas Al-Azhar Kairo Mesir yang juga memberi sambutan.
Juga hadir para sahabat perjuangan Abah Hasyim, antara lain Prof Rahmat Wahab, Dr KH Husnul Huluq, Dr Nashihin Hasan, Prof Mas’ud Said, KH A Wahid Asa, KH Romadlon Sukardi, KH Muhammad Adnan, KH Abu Hafsin, KH Muzammil Syafii, Aminurrohman dan lainnya.
Baca Juga: Respons Hotib Marzuki soal Polemik PKB-PBNU
(Nyai Hj Mutammimah, istri almaghfurlah KHA Hasyim Muzadi, menemui para sahabat dan kader NU yang selama ini berjuang bersama Abah Hasyim. foto: BANGSAONLINE.com)
Gus Nafik, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, yang memberikan sambutan mewakili keluarga Kiai Hasyim Muzadi mengucapkan terima kasih kepada para kiai dan warga NU yang telah meluangkan waktu untuk hadir pada acara yang diawali pembacaan surat Yasin dan tahlil itu.
“Atas nama keluarga kami menghaturkan terima kasih atas kehadiran dan doa para kiai pada 1.000 hari wafatnya Abah Hasyim Muzadi,” kata Gus Nafik.
Baca Juga: Prof Kiai Imam Ghazali: Klaim Habib Luthfi tentang Kakeknya Pendiri NU Menyesatkan
Acara 1.000 hari wafatnya Abah Hasyim itu diakhiri taushiyah Habib Umar Mutohhar. Penceramah kocak itu banyak mengenang perjuangan Abah Hasyim. Menurut dia, Abah Hasyim sudah banyak menanam amal salih selama hidupnya. Di antaranya mengabdi di NU dan mendirikan pondok pesantren. Sekarang, tegas dia, Abah Hasyim tinggal memetik buah amal salihnya.
Ia mengungkapkan bahwa Abah Hasyim adalah tipe kiai yang selalu ingin berbuat dan mengubah ketika melihat sesuatu yang tidak baik. Karena itu Abah Hasyim selalu bergerak, tak pernah diam. Ia baru berhenti bergerak dan berjuang setelah wafat. “Maut adalah istirahatnya orang mukmin,” kata Habib Umar Mutohhar.
Baca Juga: PBNU Lantik 669 Pengurus Anak Ranting PCNU Situbondo Berbasis Masjid
Karena itu ia mengimbau agar kita meneladani perjuangan Abah Hasyim yang selalu bergerak dan berjuang memperbaiki masyarakat. Jadi, kata dia, selama hidup kita harus selalu bergerak memperbaiki masyarakat. “Kalau mau istirahat ya mati saja,” kata Habib Umar Mutohhar disambut tawa yang hadir.
Abah Hasyim dikenal sebagai aktivis NU yang berjuang dari bawah. Ia memulai aktif di NU sebagai ketua ranting NU hingga ketua PWNU Jawa Timur dan Ketua Umum PBNU. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dan Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP), organisasi lintas agama yang menghimpun tokoh-tokoh berbagai agama di seluruh dunia untuk mewujudkan perdamaian dunia. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News