Tanya Jawab Islam: Apa Benar Ada Orang Bisa Memanggil Malaikat dan Ruh Nabi?

Tanya Jawab Islam: Apa Benar Ada Orang Bisa Memanggil Malaikat dan Ruh Nabi? Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said

>>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, MA. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<<<

Pertanyaan:

Baca Juga: Saya Dilamar Laki-Laki yang Statusnya Pernah Adik, Keluarga Melarang, Bagaimana Kiai?

Assalamualaikum wr wb. Pak Yai, saya ingin menanyakan video yang viral pada akhir-akhir ini. Yaitu, pernyataan seseorang yang mengaku bisa mengundang ruh nabi dan ruh malaikat dan bisa bisa hadir di kediamannya. Apakah hal ini bisa dibenarkan dalam Islam Yai? Apa memang ada beberapa hamba Allah yang diberikan keutamaan itu? Sementara beberapa fakta membuktikan bahwa banyak orang sakit dan berobat kepadanya itu langsung sembuh, hanya disentuh dan dipukul-pukul bisa langsung sembuh. Apa ini juga keutamaan? Mohon pencerahannya, sebab masyarakat bertanya-tanya tentang hal ini. (Abdullah, Jawa Timur).

Jawaban:

Dalam masalah Ruh dan ada beberapa pondasi mendasar yang harus diyakini dan tidak bisa dilogikakan oleh manusia, sebagaimana ilmu-ilmu lainnya. Sebab, sumber dari dua hal ini adalah Al-Quran dan Hadis Shahih.

Baca Juga: Istri Tak Penuhi Kebutuhan Biologis, Saya Onani, Berdosakah Saya?

Pertama, bahwa masalah ruh itu adalah masalah gaib dan hanya Allah saja yang mengetahuinya, tidak ada manusia di dunia ini yang dapat mengetahui hakikat ruh itu sendiri. Bahkan rasul ketika ditanya oleh orang-orang Yahudi tentang ruh, apakah yang diazab kelak itu ruhnya atau jasadnya, beliau SAW diperintahkan menjawab dengan kalimat “itu urusan Tuhanku”. Peristiwa ini didokumentasikan di dalam Al-Quran.

Allah berfirman: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".” (Qs. Al-Isra’:85). Allah juga berfirman: “Dan di sisi Allah-lah kunci-kunci yang gaib dan tidak ada yang mengetahui kunci-kunci itu kecuali Allah”. (Qs. Al-An’am: 59)

Kedua, kita sepakat bahwa hamba Allah terbaik dan sempurna di muka bumi ini adalah Rasulullah Muhammad SAW, tidak ada yang mengingkari hal ini satu orang pun. Walaupun begitu, bahwa beliau menyatakan tidak dapat mengetahui hal yang gaib, karena itu urusan Allah. Beliau menyatakan tidak bisa mendatangkan kebaikan atau keburukan kecuali yang dikehendaki Allah. Hebatnya, Rasul masih tawadhu’ tidak mengakui kemampuannya, tapi semua itu atas kehendak Allah.

Baca Juga: Rencana Nikah Tak Direstui karena Weton Wanita Lebih Besar dan Masih Satu Buyut

Allah berfirman dalam masalah ini: “Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak kuasa mendatangkan kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula kuasa menolak kemadharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan andai kata aku mengetahui yang gaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemadharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (Qs. al-A’râf: 188).

Maka, jika ada orang yang mengaku mengetahui yang gaib, maka hal itu tidak bisa dibenarkan sama sekali. Saiyidah Aisyah pernah melaporkan hadis, “Barang siapa yang mengatakan bahwasanya Rasul SAW mengetahui apa yang akan terjadi di esok hari, maka sungguh dia telah berbuat dusta yang besar kepada Allah, (Karena) Allah telah berfirman (yang artinya), Katakanlah, tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah”. (Hr. Muslim: 259)

Baca Juga: Diganggu Makhluk Halus saat Duduki Kursi Soekarno di Istana, Gus Dur Ajak Komunikasi Bahasa Jawa

(Ningsih Tinampi, dukun yang belakangan viral karena mengaku bisa memanggil ruh nabi dan malaikat)

Ketiga, Malaikat juga termasuk makhluk gaib bagi manusia, sebab tidak bisa dirasakan oleh wujud panca indera manusia. Ibnu Asyur menyatakan bahwa yang dimaksud “orang-orang yang bertaqwa adalah orang-orang yang beriman dengan yang gaib ...” (Qs. al-baqarah: 3) adalah segala hal yang tidak bisa diindera oleh manusia. Maka manusia dipastikan tidak bisa memanggil apalagi menyuruh-nyuruh malaikat. Malaikat itu hanya tunduk kepada Allah saja. Bahkan ketika wahyu sementara waktu ditunda oleh Allah, Rasul merasa gelisah dan itu pun Rasul tidak dapat memanggil malaikat Jibril, sebab malaikat Jibril hanya tunduk dan patuh diperintahkan oleh Allah.

Maka dari itu, menanggapi pernyataan orang-orang yang mengaku-ngaku bisa melakukan hal-hal di atas, kita sebagai kaum Muslim tidak wajib mempercayainya dan pernyataan tersebut tidak bisa dibernarkan dalam Islam, sebab bertentangan dengan Al-Quran dan Sunnah. Percaya dengan pernyataan tadi, berarti sudah tidak beriman terhadap Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Hati-Hati! Seorang Ayah Tak Bisa Jadi Wali Nikah jika Anak Gadisnya Hasil Zina, Lahir di Luar Nikah

Maka, orang-orang yang mengaku di atas harus segera bertaubat dan memperbaharui imannya. Tidak ada satu orang-pun yang diberikan keutamaan seperti itu sampai Rasul pun tidak, kecuali yang telah diberitakan oleh Allah kepadanya SAW.

Kemampuannya itu bisa jadi hasil kerja sama dengan bangsa jin. Bahkan yang datanag di kediamannya bisa jadi itu jin, bukan malaikat dan bukan ruh Rasul SAW. Pernyataan Al-Qur’an jelas sekali tentang kerja sama manusia dengan jin.

Allah berfirman: “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan”. (Qs. Jin: 6)

Baca Juga: Bagaimana Hukum Mintakan Ampun Dosa dan Nyekar Makam Orang Tua Non-Muslim?

Bahkan Rasul pun tidak dapat ditiru oleh Syetan sekalipun. Abu Hurairah melaporkan sebuah hadis bahwasannya dia mendengar rasul bersabda: “Barang siapa yang melihatku dalam mimpinya, maka ia telah benar-benar melihatku, sebab syetan tidak dapat menyerupaiku (dalam bentuk tubuh)”. (Hr. Bukhari: 6993, Muslim: 2266). Maka jelas di sini, pasti yang datang itu bukan ruh Rasul dan bahkan buka syetan, bisa jadi itu jin-jin yang mengaku bahwa dia rasul.

Normalnya, pengobatan itu ya berobat yang wajar, dengan cara istirahat, minum obat atau jamu (ramuan), dipijat, dibekam, ditotok. Jika selain usaha dhahir ini dinamakan berdoa kepada Allah, bisa didoakan dalam bentuk suwuk (ruqyah) atau berdoa sendiri, bisa membaca Alquran atau doa-doa yang lainnya. Semuanya itu pun atas kedendak Allah, bukan karena kehebatan orang yang berdoa.

Kaum Muslim juga harus waspada dengan pengobatan yang langsung sembuh, takutnya hanya dikelabui jin saja seakan-akan sembuh, padahal belum sembuh. Ini kehati-hatian saja, tidak perlu menuduh. Sebaiknya kaum Muslim tetap meminta kepada Allah atas kesembuhan dan usaha ikhtiar yang baik dan tidak bertentangan dengan syariat.

Baca Juga: Air Sendang Tirto Kamandanu Diyakini Bisa Sembuhkan Penyakit

Dan anggapan bahwa orang-orang yang bisa berkomunikasi dengan jin atau orang-orang indigo (bisa diperlihatkan jin) itu mengetahui hal-hal yang gaib adalah salah dan perlu diluruskan. Mereka sama saja tidak bisa mengetahui yang gaib. Mereka hanya diberi kabar-kabar saja yang bisa jadi benar, bisa jadi juga salah. Mereka bisa melakukan itu karena keturunan (dibekali oleh orangtuanya atau kakeknya) atau melalui ritual dengan memberikan persembahan kepada jin berupa darah atau kembang atau hal-hal lainnya. Dan tidak semua orang yang mempunyai kemampuan ini merasa nyaman, bahkan yang sering was-was. Maka, tetap hal yang gaib hanya Allah saja yang mengetahuinya. Wallahu a’lam. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Ratusan Karyawan PT Simone Bogor Mengalami Kesurupan Massal':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO