KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Puluhan petani di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, khususnya di Desa Paron, mengaku pusing tujuh keliling karena sulit mengatasi mewabahnya hama tikus. Tikus-tikus itu biasanya menyerang tanaman pada malam hari. Tanaman lombok, padi, jagung dan polowijo tak luput dari serangan hewan berkumis itu.
Ahmad Toyib, 48, petani desa Paron Ngasem menjelaskan, petani di desanya sudah melakukan segala upaya untuk membasmi hama tikus itu. Seperti melakukan gropyokan dan melepas burung hantu jenis Tyto Alba batuan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kediri. Tyto Alba adalah musuh alami tikus. Tapi hasilnya belum maksimal.
Baca Juga: Kampanye di Kecamatan Kepung, Dhito Dipuji Sebagai Pemimpin Pengayom Petani
"Di Desa Paron ada sekitar 18 hektare tanaman lombok dari keseluruhan lahan pertanian seluas 90 hektare," kata Ahmad Toyib, Jumat (24/1).
Sedangkan Yayuk Anisa, SP, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Desa Paron membenarkan, serangan hama tikus saat ini terjadi pada tanaman petani, termasuk di Desa Paron. Menurut Yayuk, pengendalian hama tikus bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti gropyokan, dan melepas burung hantu.
"Cara gropyokan sudah dilakukan, melepas burung hantu juga sudah. Kini yang kami lakukan adalah dengan cara pengasapan di lubang-lubang tikus. Harapannya tikus yang menghirup asap akan lemas dan akhirnya akan mati. Sebenarnya kasihan juga ya, tapi harus gimana lagi," kata perempuan enerjik itu.
Baca Juga: Ribuan Petani di Kabupaten Kediri Gelar Deklarasi Dukung Dhito-Dewi
Sementara Camat Ngasem Ir. Ary Budianto, berharap pengendalian tikus ini bisa dilakukan secara berkesinambungan.
"Selain dengan cara pengasapan, pengendalian hama tikus bisa dilakukan dengan melepaskan musuh alami yaitu burung hantu Tyto Alba. Enam bulan lalu kami sudah melepaskan 3 pasang burung hantu/tyto alba. Ternyata serangan hama tikus masih ada sehingga dilakukan degan cara pengasapan. Semoga cara ini berhasil," kata Ary. (uji/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News