>>>>> Rubrik ini menjawab pertanyaan soal Islam dalam kehidupan sehari-hari dengan pembimbing Prof. Dr. KH. Imam Ghazali Said, MA. SMS ke 081357919060, atau email ke bangsa2000@yahoo.com. Jangan lupa sertakan nama dan alamat. <<<<<<
Pertanyaan:
Baca Juga: Saya Dilamar Laki-Laki yang Statusnya Pernah Adik, Keluarga Melarang, Bagaimana Kiai?
Assalamualaikum wr wb. Pak kiai, Saya mau tanya, Saya insya Allah bulan depan mau tunangan dengan calon tunangan saya di kampung. Kebetulan kakek dari tunangan saya ini tahu juga tentang perhitungan jodoh gitu pak kiai. Menurut kakek calon tunangan saya itu, saya kalau tunangan sama calon tunangan saya itu jangan lama-lama tunangannya. karena nanti kalau lebih dari satu tahun susah buat menikahnya, itu pak kiai. Kata kakek calon tunangan saya itu masalah itu takut dari luar keluarga atau orang-orang pak kiai. Kebetulan saya sekarang lagi merantau pak kiai ke Malaysia. insya Allah kurang lebih satu tahun saya balik kampung pak kiai. Saya mohon pencerahannya dari pak kiai? Apakah saya percaya sama begituan. Karena saya baca di internet bahwa dengan percaya sama begituan itu sama saja musyrik atau mempersekutukan Allah SWT. Terima Kasih. (Jamaluddin, Sampang Madura)
Jawaban:
Apa yang disampaikan oleh kakek dari tunangan Anda itu ada benarnya, dan itu tidak berdasarkan primbon, bahkan berdasarkan hadis Rasul SAW. Sahabat Ali bin Abi Talib melaporkan bahwasannya Rasul bersabda kepadanya, “Wahai Ali, ada tiga hal yang jangan sampai kamu akhirkan; salat jika sudah datang waktunya, jenazah yang sudah siap untuk dimakamkan, dan wanita yang sudah mendapatkan orang yang cocok dan sepantaran”. (Hr. Turmudzi: 1075)
Baca Juga: Istri Tak Penuhi Kebutuhan Biologis, Saya Onani, Berdosakah Saya?
Al-Tibrizi menerangkan bagian akhir, bahwa jika ada wanita -baik perawan atau janda- jika sudah menemukan orang yang sekufu’ (sepadan) dengannya, maka segerakan untuk dinikahkan. Kata “sepadan” sama-sama beragama Islam, dan yang laki-laki dari keluarga baik-baik serta memiliki pendapatan yang cukup untuk mengarungi kehidupan berumah-tangga.
Nah, kondisi semacam ini jangan sampai ditunda-tunda, seharusnya dipercepat, karena takut setan mengganggu salah satu dari dua calon mempelai dan berakibat batalnya pernikahan. Bisa jadi mucul rasa ‘ragu’ setelah tunangan lama, itu juga bentuk dari bisikan setan. Maka, untuk menghindari hal tersebut, agama menganjurkan untuk disegerakan.
Baca Juga: Rencana Nikah Tak Direstui karena Weton Wanita Lebih Besar dan Masih Satu Buyut
Implikasi kedua, jika masa ta’aruf itu lama bisa saja disamakan dengan pacaran. Masa ta’aruf adalah masa untuk mengenal untuk memutuskan melamar atau tidak, lalu dilanjutkan ke pernikahan. Maka, untuk menghindari dosa-dosa di masa menunggu -yang sekarang sering disebut pacaran- ini, sebaiknya segera menikah.
Masyarakat sering mengidentikkan dengan mahalnya pernikahan. Ingat ‘pernikahan’ itu murah, hanya butuh dua mempelai, wali, mahar, dan akad ijab qabul. Itu sudah sah. Namun, jika pernikahan itu digabung dengan resepsi dan pestanya, ini yang membuat biaya pernikahan itu mahal.
Oleh sebab itu, sebaiknya Mas menikahi calon istri Mas sesegera mungkin, agar tidak banyak terjadi fitnah.
Baca Juga: Hati-Hati! Seorang Ayah Tak Bisa Jadi Wali Nikah jika Anak Gadisnya Hasil Zina, Lahir di Luar Nikah
Adapun percaya dengan hari baik, primbon, tahun depan akan terjadi banyak godaan dan lain-lainnya, itu bertawakkal saja kepada Allah. Allah-lah yang Maha menciptakan kebaikan dan keburukan, bukan karena hari dan primbon.
Adapun saran-saran dari beberapa orang, umpama jika melangsungkan pernikahan jangan di bulan ini dan itu karena banyak hujan, maka boleh dipercaya. Sebab dengan saran itu dilakukan, maka acara pernikahan akan terhindar dari guyuran hujan. Nah, ini boleh atas dasar fenomena alam. Tapi tetap harus bertawakkal kepada Allah. Mulailah tekad dengan bismilah, isnya Allah semua akan berjalan dengan lancar. Wallahu a’lam.
Baca Juga: Bagaimana Hukum Mintakan Ampun Dosa dan Nyekar Makam Orang Tua Non-Muslim?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News