TANGERANG, BANGSAONLINE.com - Wakil Katib Syuriah PBNU Dr KH Mujib Qulyubi mengaku merasakan suasana spiritual sangat tinggi saat berada di tengah-tengah istighotsah aqiqah Abdul Hakim, cucu ke-10 Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA.
“Saya seolah terangkat ke langit tujuh,” kata Kiai Mujib Qulyubi saat memberikan taushiyah di kediaman Muhammad Habibur Rohman (Gus Habib), putra Kiai Asep Saifuddin Chalim di perumahan Griya Laras, kawasan Ciputat Tangerang Selatan, Kamis malam (6/2/2020).
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Kiai Mujib menjelaskan, acara istighotsah atau doa bersama ini selain menciptakan suasana spiritual juga bisa membangun komunikasi sosial. “Di Jakarta sangat individualistis. Bahkan satu keluarga, antara anak dan ibu, dalam satu rumah selama 24 jam tak berkomunikasi karena HP (handphone),” kata Kiai Mujib Qulyubi.
Karena itu,Wakil Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Indonesia Jakarta ini sangat kagum terhadap Kiai Asep yang terus membangun perkumpulan masyarakat untuk melakukan istighotsah dan mendoakan yang baik kepada masyarakat.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
(Dr KH Mujib Qulyubi saat menyampaikan taushiyah di kediaman Gus Habib di kawasan Ciputat Tangerang Selatan. foto: bangsaonline.com)
Menurut dia, setiap 40 orang dari doa bersama pasti ada yang dikabulkan. Karena doa dari 40 orang sama dengan doa seorang wali. “Tidak tahu dari lisan siapa yang dikabulkan,” katanya.
Karena itu ia secara khusus minta kepada Kiai Asep agar didoakan saat bersama para santrinya. “Kiai Asep memiliki sembilan ribu santri. Kalau doa 40 santri sama dengan doa seorang wali, lalu berapa wali yang mendoakan kita setiap hari,” kata Kiai Mujib Qulyubi.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Kiai Mujib Qulyubi juga sangat terkesan dengan penafsiran Kiai Asep terhadap makna Asmaul Husna Ya Hayyu Ya Qoyyum. Tafsir ini, menurut dia, memberi semangat luar biasa. Ia mengaku selama ini kadang pesimis dalam menjalani hidup karena anak-anaknya masih kecil.
“Kalau saya lagi berjalan bersama anak-anak, orang bertanya, apa ini cucunya,” kata Kiai Mujib Qulyubi yang disambut tawa yang hadir. Ia khawatir tak bisa mendidik anaknya sampai tuntas mengingat dirinya sudah tua.
“Tapi dengan penjelasan Kiai Asep tentang Ya Hayyu Ya Qoyyum itu saya sekarang jadi semangat dan optimis,” katanya.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Sebelumnya Kiai Asep dalam ceramah agamanya menjelaskan tentang Ya Hayyu Ya Qoyyum. Menurut Kiai Asep, salah satu arti Ya Hayyu bahwa Allah mengabulkan doa kita sesuai standar rasionalitas. Artinya, memang rasional.
Sedang Ya Qoyyum, salah satu artinya bahwa Allah mengabulkan doa kita meski tak sesuai dengan standar rasionalitas. “Jadi meski menurut akal pikiran kita tak rasional tapi Allah punya kemampuan untuk mengabulkan. Karena itu mari kita berdoa semaksimal mungkin dengan penuh keyakinan agar hajat-hajat kita dikabulkan oleh Allah SWT,” kata pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
(Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat ceramah agama. foto: bangsaonline.com)
Terkait aqiqah, Kiai Asep menyitir Hadits Nabi Muhammad SAW. Yaitu Kullu ghulamin murtahanun bi’aqiqotihi, tudbahu ‘anhu yauma sabi’, wayuhlaqu ro’suhu, wa yusamma. Artinya, setiap anak yang lahir tergadai dengan aqiqahnya, sembelihkan hewan pada hari ketujuh, dipotong rambutnya dan diberi nama. “Karena itu aqiqah itu kalau mampu usahakan tepat waktu hari ketujuh,” kata Kiai Asep.
Menurut dia, ada hikmah mengaqiqahi anak tepat waktu itu. “Yaitu orang tua dianggap sangat peduli terhadap anak. Sehingga anak itu gampang diarahkan oleh orang tua,” kata ketua umum Pergunu Pusat itu.
Baca Juga: Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya
Sambil diiringi salawat dan rebana, Gus Habib kemudian menggendong putra keduanya, Abdul Hakim, untuk dipotong rambutnya. Yang memotong rambut Abdul Hakim kali pertama adalah Kiai Asep Saifuddin Chalim sambil mengusap kepala sekaligus mendoakan. Kemudian dilanjutkan Kiai Mujib Qulyubi dan seterusnya.
Selain dihadiri Kiai Mujib Qulyubi dan Kiai Asep Saifuddin Chalim, hadir juga Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof Drs Ojat Darojat, M.Bus, PhD dan pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu). (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News