BangsaOnline.com - Program Mata Najwa yang disiarkan Metro TV pada 10 Desember lalu
menimbulkan kecaman. Dalam kesempatan yang mengangkat tema "Dagelan Sepakbola" tersebut, Mata Najwa dinilai menghakimi dan tidak independen serta objektif.
Penasehat
Hukum Masyarakat Papua Pecinta Sepak Bola dan Persipura, Fahmi Bachmid,
mengatakan agar Metro TV selektif untuk menayangkan program.
"Ironisnya,
Najwa sebagai host dan Wapemred Metro TV, justru ikut menandatangani
petisi bekukan PSSI di acara tersebut. Padahal, dia jurnalis yang
terikat dengan kode etik," papar Fahmi.
Lebih jauh dikatakannya,
meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menghentikan program Mata
Majwa karena telah menjadi sarana fitnah dan penyebaran kebohongan
terhadap sepakbola dan khususnya terhadap peserta ISL (Indonesia Super League), dalam hal ini Persipura Jayapura.
"Sebab,
Metro TV dengan sengaja memfasilitasi fitnah keji Rochy Putiray yang
melukai harkat martabat masyarakat Papua," pungkasnya.
FItnah yang dimaksud adalah bahwa dalam acara tersebut Rochy Putiray mengatakan bahwa ia tidak pernah menonton pertandingan ISL karena tidak menarik. Rochy menjelaskan bahwa yang dimaksud tidak menarik adalah karena juara-nya sudah bisa ditebak sebelum kompetisi dimulai. Inilah yang kemudian membuat forum Masyarakat Papua Pecinta Sepak Bola dan Persipura kebakaran jenggot karena Persipura dianggap menjuarai ISL melalui settingan.
Baca Juga: Sidang Restitusi, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Rp17,5 M dan Tagih Janji Presiden
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News