BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Peternak ayam Bangkalan ikut terpukul akibat adanya wabah Covid-19. Mereka sepi pesanan karena banyak restoran tutup. Begitu pun pembeli lokal minim. Sebab, acara hajatan seperti pernikahan tidak bisa dilaksanakan selama pandemi ini.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Bangkalan, Ahmad Hafidz.
Baca Juga: Khotib Marzuki Pertanyakan Alasan Penolakan Mie Gacoan
Ia mengungkapkan permasalahan yang dihadapi para peternak saat ini adalah, sulitnya menjual hasil ternak, dan turunnya harga jual akibat stok ayam dan telor melimpah, sedangkan permintaan sedikit.
"Faktor supply and demand, sehingga ayam dan telor membanjiri kota Bangkalan. Selain itu, banyak ayam atau telor yang datang dari luar Bangkalan," ujarnya saat dihubungi oleh BANGSAONLINE melalui sambungan WhatsApp, Rabu (29/4)
Ia mengaku, telah melakukan survei ke lapangan untuk mengetahui kondisi peternak saat ini. Hasilnya, mereka meminta agar pemerintah bisa mengendalikan harga ayam dan telor.
Baca Juga: Pasang Eartag ke 193.885 Hewan Ternak pada 2023, Dinas Peternakan Bangkalan Sabet Penghargaan
"Selain itu, harga obat dan pakan bisa turun atau diberikan subsidi, serta diberikan pinjaman lunak (soft loan), serta dibutuhkan alat penyemprotan (sprayer) dalam rangka pembasmian hama dan penyakit tumbuhan," terangnya.
Hafid mengatakan pihaknya telah menyampaikan keluhan peternak kepada Sekertaris Daerah (Sekda) Bangkalan. Namun karena keterbatasan anggaran, sehingga kegiatan untuk penanganan peternak sementara ini hanya berupa vaksinasi gratis melalui program vaksinasi ayam seratus ribu (Kasi Ibu).
"Ada juga pembinaan pemberdayaan kelompok tani (Poktan) ternak terdampak. Serta bagi peternak sapi akan ada kegiatan Menawan Hati (Memeriksa dan Mengobati Hewan secara Gratis)," pungkasnya. (uzi/dur)
Baca Juga: Harga Bapok di Pasar Tradisional Bangkalan Terus Melonjak, Beras Tembus Rp16 Ribu per Kg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News