BLITAR, BANGSAONLINE.com - Di tengah terjadinya wabah Coronavirus Disease (Covid-19) yang melanda Indonesia, sebanyak 17.122 orang pemudik masuk ke wilayah Kabupaten Blitar, terhitung sejak Maret hingga Mei 2020.
Kepala BPBD Kabupaten Blitar sekaligus Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemkab Blitar, Achmad Cholik mengatakan, pemudik paling banyak pulang ke wilayah Kecamatan Gandusari. Jumlahnya mencapai 1.858 orang, sisanya merata dari seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
"Paling banyak dari Kecamatan Gandusari, ada 1.858 orang. Mereka ini, rata-rata dari Jakarta, Bali, Surabaya, dan Kalimantan," ungkap Cholik, Kamis (14/5/2020).
Menurutnya, para pemudik ini sesampainya di Kabupaten Blitar, diwajibkan melapor ke Gugus Tugas (Gugas) Penanganan Covid-19 tingkat desa. Mereka, kemudian diperiksa kondisi kesehatannya dan diwajibkan melakukan karantina mandiri selama 14 hari.
"Mereka diwajibkan lapor ke gugus tugas tingkat desa. Kemudian, dicek kondisi kesehatannya dan dilanjutkan dengan isolasi mandiri. Nah, untuk isolasi mandiri bisa dilakukan di rumah masing-masing kalau memenuhi syarat. Namun, jika tidak memenuhi syarat, misalnya anggota keluarganya banyak dan tidak ada kamar sendiri maka isolasi dilakukan di rumah karantina yang sudah disediakan desa," jelasnya.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
Dari data tersebut, 390 di antaranya merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Para PMI yang pulang ke kampung halaman, diperlakukan sama dengan para pemudik lainnya.
"Kalau PMI di bandara saat berangkat dari tempatnya bekerja maupun di bandara Indonesia, sudah menjalani screening. Mereka, juga diberi kartu kewaspadaan kesehatan yang menerangkan kondisi kesehatan yang bersangkutan. Biasanya, kalau tidak lolos screening mereka tidak diberi kartu dan tidak boleh terbang. Kalau lolos, mereka tetap punya kewajiban sama seperti pemudik lainnya, yakni lapor ke gugus tugas maupun isolasi mandiri," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Blitar, Haris Susianto membenarkan bahwa para PMI ini rata-rata berasal dari Hongkong dan Taiwan. Mereka rata-rata dipastikan dalam kondisi sehat, karena dari negara penempatan sudah menjalani protokol kesehatan yang cukup ketat. "Melalui protap yang ketat di negara penempatan ini, kalau kondisinya tidak sehat mereka tidak akan dipulangkan," tandasnya. (ina/zar)
Baca Juga: Gegara Tak Dipinjami HP, Pria di Blitar Tega Bacok Istri Berkali-kali hingga Jari Putus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News