Lonjakan Kasus Covid-19, Tergantung Kontrol Disiplin dari Pemerintah

Lonjakan Kasus Covid-19, Tergantung Kontrol Disiplin dari Pemerintah Tim Covid-19 Humter Jatim bersama Dinkes Bangkalan saat melakukan tes massal bagi OTG dan PDP selama 3 hari di Kecamatan Bangkalan, Kamal, Burneh, dan Sepulu.

BANGKALAN, BANGSAONELINE.com - Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Dr. Windhu Purnomo, M.Si, menilai, melonjaknya kasus Covid-19 di , karena lemahnya penegakan disiplin dari Pemerintah .

Dr. Windhu Purnomo, anggota Tim Advokasi PSBB & Survailans COVID-19 Jawa Timur menjelaskan, disiplin masyarakat tergantung sejauh mana kontrol pemerintah, dalam hal ini Tim Gugus Tugas Covid-19 terhadap masyarakat. Sebab, untuk mendisiplinkan masyarakat tidak bisa hanya melalui imbauan.

Baca Juga: Tak Cukup Bukti, Bawaslu Bangkalan Hentikan Kasus Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu

"Kontrol pemerintah yang lemah, akan berakibat kepada kepatuhan masyarakat. Butuh ketegasan pemerintah terhadap masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan. Bagi masyarakat yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan, jika pemerintah tidak mengawasi, tidak menengur, tidak ada sanksi, jangan harap masyarakat disiplin mematuhi protokol Covid-19," jelasnya pada BANGSAONLINE.com melalui sambungan telepon, Selasa (9/6) tadi malam.

Ia menengaskan, penegakan kedisiplinan itu harus ada payung hukumnya. Misalnya melalui Peraturan Bupati. "Kedisiplinan tidak bisa ditegakkan jika tidak ada Peraturan Bupati. Peraturan tersebut sebagai petunjuk pelaksanaan (Juklak), seperti di antaranya penindakan terhadap masyarakat yang tidak mematuhi protokol Covid-19, tidak menggunakan masker," jelasnya

"Karena kalau menunggu kesadaran masyarakat sulit sekali. Aparat penegak hukum harus diberikan payung hukum, Peraturan Pemerintah harus dibuat, salah satunya memuat sanksi bagi yang mengabaikan protokol kesehatan. Tapi sanksinya adiminstratif atau denda, bukan sanksi pidana," imbuhnya.

Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan, Kadispora dan EO Ramai-Ramai Minta Maaf Atas Insiden Pembukaan POPDA Jatim

Meski demikian, ia juga berharap kepada masyarakat agar dapat meningkatkan disiplin diri di kondisi sekarang, karena tingkat OTG tinggi. "Misalnya bagaimana menggunakan masker yang benar, cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, serta menjaga jarak 1-1,30 meter, dan kalau tidak penting jangan keluar rumah," tukasnya.

Sementara Kapolres AKBP Rama Samtama Putra mengatakan pihaknya selama ini telah sering melakukan penegakan kedisiplinan, bahkan tiap hari. Di samping melakukan sosialisasi secara masif.

"Bahkan saat ini, kami melakukan perubahan di antaranya memberdayakan Kampung Tangguh, Pondok Pesantren Tangguh, bahkan malam ini membentuk Mall Tangguh. Ke depan Pasar Tangguh," ungkapnya.

Baca Juga: Panitia Larang Puluhan Wartawan Masuk ke Acara Pembukaan POPDA dan PAPERDA di Bangkalan

"Sementara di tempat keramain yang lain seperti toko, swalayan, serta tempat berkumpulnya kerumunan yang lain sudah di-plotting dengan TNI. Hal ini dalam rangka pengurangan penyebaran Covid-19. Memang perlu sanksi untuk menegakkan kedisiplinan. Sanksi itu upaya terakhir," jelasnya

"Kami tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi, salah satunya yang berbentuk banner dan pamflet bertuliskan 'Disiplin itu Vaksin Covid-19'. Sekali lagi, bahwa pengambilan sanksi disiplin itu adalah upaya terakhir," pungkasnya. (uzi/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Semakin Ketat, Penyekatan Jembatan Suramadu Dilakukan di Dua Sisi ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO