Teno, Calon Wali Kota Pasuruan Bantah Mau Ubah Pancasila

Teno, Calon Wali Kota Pasuruan Bantah Mau Ubah Pancasila Teno-Hasyim didampingi pimpinan partai dan Masayikh Sidogiri K.H. Abdulloh Siroj Saukat. (foto: ist).

"Mungkin ada beberapa pihak yang mengambil pidato itu, kemudian dipotong, untuk mencari kekeruhan dan memang tidak menginginkan Pasuruan itu guyub rukun," tambah Teno.

Lanjut Teno, total durasi pidatonya dalam deklarasi damai tersebut adalah 3.27 menit. Menurutnya, starting point dari keseluruhan isi pidato adalah mengajak seluruh warga Kota Pasuruan untuk menjaga kondusivitas dalam pelaksanaan Pilwali Pasuruan 2020.

Terkait adanya narasi dan , Teno mengaku bahwa kalimat itu diambilnya dari pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945 di hadapan BPUPKI.

"Saya ingin hanya menyampaikan bahwa konsepsi gotong royong yang saya jadikan sebagai dasar perjuangan dan pembangunan Kota Pasuruan tidaklah didapat dari sembarang tempat. Tapi itu diambil dari pemikiran founding father kita, Bapak Proklamator Ir. Sukarno," terangnya.

Kemudian, Teno menjelaskan bahwa narasi gotong royong adalah sebuah ekstraksi dari narasi besar kebangsaan. Gotong royong menjadi pondasi besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Karena gotong royong mengandung banyak unsur yang hidup di masyarakat Indonesia. Kita bisa menemukan nilai ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan, dan nilai sosial. Kalaupun ada potongan video yang sifatnya menghasut, bisa jadi itu adalah sosok yang ingin mengubah dan memecah belah bangsa," tandasnya. (afa/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO