SUMENEP (BangsaOnline) – Kabupaten Sumenep adalah satu dari 16 daerah yang akan menggelar pilkada langsung secara serentak pada akhir tahun ini. Jelang sukses Bupati di daerah paling ujung pulau Madura itu, arah politik masyarakat kabupaten Sumenep mulai terbaca.
Masyarakat Sumenep ternyata lebih memilih figur baru ketimbang incumbent sebagai calon Bupati untuk periode mendatang. Fakta itu tergambar dari hasil survey lembaga Proximity yang digelar pada periode minggu ke-4 bulan November sampai minggu ke-1 Desember 2014. Dirut Proximity Whima Edy Nugoroho mengatakan, jika melihat hasil survei elektabilitas tersebut, posisi tiga besar cabup Sumenep adalah Said Abdullah, Zainal Abidin dan Busyro Karim.
Baca Juga: Penetapan Pemenang Pilkada Sumenep, ZA-EVA Tidak Hadir
Survei itu dilakukan dengan jumlah sampel 1000 responden dan margin error 3,1 persen dan confident interval 95 persen. Sampel dan responden diambil di 27 kecamatan di Kabupaten Sumenep. Hasiilnya, elektabilitas para calon bupati Sumenep yang diperkirakan running adalah MH Said Abdullah (anggota DPR RI dari PDIP) 22,5 persen, Zainal Abidin (mantan Kepala Bappeprov Jatim) 15,8 persen, Busyro Karim (incumbent bupati) 11,8 persen, HM. Sahnan 8,7 persen, Dewi Khalifah 7 persen, Ilyasi Siradj 5,8 persen, Sungkono (incumbent wabup) 5,2 persen, Unais Ali Hisyam 2,3 persen, Azasi Hasan 1,7 persen dan belum menentukan pilihan 19,2 persen.
"Figur baru lebih diharapkan dibandingkan incumbent, karena masyarakat lebih menginginkan perubahan di Sumenep. Figur yang merakyat, bersih dan dermawan menjadi pilihan utama. Itu yang menjadi kekuatan mengapa Said Abdullah dan Zainal Abidin diterima masyarakat," papar Whima, Selasa (3/2).
Peneliti asal Unair ini mengungkapkan, untuk kekuatan parpol di Sumenep masih relatif seimbang. Di DPRD ada empat parpol yang sama mendapatkan 7 kursi. Yakni, PKB, PPP, PAN dan Demokrat. Selanjutnya, PDIP 6 kursi. Sedangkan, untuk kultur pemilih Sumenep sebagian besar tetap NU. Walaupun berkultur NU, pemilih di Sumenep relatif cair dan lebih berpegang pada figur sang calon.
Baca Juga: MK Tolak Gugatan ZA-Eva, KPU Sumenep Tetapkan Pemenang Pilkada Besok
"Poros pesantren tetap penting, tapi tidak mengalahkan kekuatan figur. Pesantren sebagai pelengkap, juga sebagai vote getter bagi figur-figur baru yang diterima oleh masyarakat," katanya.
Zainal Abidin, mantan Kepala Bappeprov Jatim ketika dikonfirmasi terpisah mengaku kaget dengan hasil survei elektabilitasnya. Awalnya, dia ragu-ragu untuk mencalonkan diri maju running pilkada Sumenep.
"Saya didorong teman-teman untuk maju. Saya masih melakukan survei popularitas dan elektabilitas. Ketika itu saya berusaha agar elektabilitas minimal terpaut 10 persen dari calon petahana. Saya juga harus berpikir realistis. Tapi Alhamdulillah kalau ada survei menyebut saya menyalip incumbent," tuturnya.
Baca Juga: Paslon ZA-EVA Akhirnya Gugat Hasil Pilkada Sumenep ke MK
Dia mengaku, saat ini sudah berkeliling menyosialisasikan dirinya dan bersilaturrahim dengan ulama dan masyarakat di 24 kecamatan. Masih tersisa 3 kecamatan yang belum disambanginya, seperti Kecamatan Kepulauan Sapeken, Masalembu dan Kangean.
"Saya memang berangkat awal tidak punya partai, banyak yang mengira saya maju lewat jalur independen. Setelah melakukan komunikasi politik, Insya Allah saya didukung Demokrat dan PAN. Saya juga berusaha mendekati PDIP, Gerindra dan parpol lainnya," imbuhnya.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Soekarwo tak menampik akan rencana majunya Zainal Abidin. Malah, Pakde memberikan apresiasi jika banyak kader di lingkungan pemprov Jatim yang bakal mengikuti kompetisi pemilihan kepala daerah.
Baca Juga: Temukan Pelanggaran Berat Pilkada Sumenep, ZA-Eva Laporkan KPU ke Bawaslu
"Jika ada pejabat yang sudah pensiun dan mau nyalon di daerah ya bagus aja," ujar Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jatim ini ketika itu.
Persetujuan ini beralasan, karena di tahun sebelumnya juga ada beberapa mantan pejabat pemprov maju dalam pilkada dan terbukti terpilih. Seperti Bupati Jember MZA Djalal, Bupati Trenggalek Mulyadi, Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar (Alm).
Menurutnya, seorang mantan PNS yang maju dalam pemilihan kepala daerah merupakan orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi.
Baca Juga: Pilkada Sumenep: Busyro-Fauzi Unggul Tipis, Massa pendukung Za-Eva Luruk KPU
"Ini karena mereka memiliki pengalaman birokrasi yang cukup banyak, karena sudah lama memimpin di dinas maupun biro," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News