Kasus Covid-19 di Lamongan Didominasi Klaster Umum dan Perkantoran

Kasus Covid-19 di Lamongan Didominasi Klaster Umum dan Perkantoran Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan dr. Taufik Hidayat. (foto: ist)

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pekan ini rasio warga Kabupaten Lamongan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sembuh hampir seimbang. Per 7 hingga 12 Desember lalu, tercatat ada 29 orang terkonfirmasi positif Covid-19. Kemudian 31 orang dinyatakan sembuh, serta tiga orang meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan dr. Taufik Hidayat mengatakan, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini didominasi dari klaster umum dan perkantoran.

"Meskipun pada Rabu (9/12/2020) lalu telah berlangsung Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lamongan, hingga kini belum ditemukan kasus baru dari klaster pilkada," katanya, Selasa (15/12/2020) pagi.

Dijelaskan Taufik, saat ini penularan virus corona sulit untuk dihindari. Partikel virus yang tidak kasat mata membuatnya mudah tersebar di mana-mana dan bertransmisi melalui benda-benda di sekitar, sehingga siapa pun bisa berpotensi menjadi carrier atau pembawa virus.

"Jadi Covid-19 betul-betul spesifik. Tidak seperti penyakit menular lainnya," terangnya.

Selain itu, Taufik berharap agar setiap warga menjaga kebugaran tubuhnya dan tetap sehat. Supaya jika suatu saat tertular, proses penyembuhannya akan lebih cepat. Karena termasuk kategori tanpa gejala (KTG).

Taufik juga mengingatkan bagi masyarakat yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid yang kronis seperti jantung, diabetes, dan hipertensi, untuk rutin memeriksakan diri.

"Jangan kelelahan. Bila punya penyakit kronis harus kontrol biar stabil penyakitnya dan sehat. Selain itu, cukup istirahat dan makan makanan dengan gizi seimbang," imbuhnya.

Sementara itu, untuk mencegah kematian terhadap pasien terkonfirmasi positif Covid-19, Taufik menegaskan, hal tersebut tidak hanya menjadi beban dan tanggung jawab rumah sakit, namun juga seluruh elemen masyarakat. Dia meminta masyarakat sadar, bahwa penyakit Covid-19 belum ada obatnya.

"Kasus meninggal umumnya karena kondisinya ada komorbid tidak kontrol dan kelelahan. Untuk itu, masyarakat tidak boleh takut kontrol ke rumah sakit atau puskesmas, dan harus sadar bahwa prokes (protokol kesehatan) adalah sebuah kebutuhan," pungkasnya. (qom/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO