SIDOARJO (BangsaOnline) - Kabar yang beredar tentang dugaan korupsi program bantuan sosial (bansos) untuk penyelamatan sapi betina tahun 2010-2011 di Kabupaten Sidorajo, membuat Dinas Pertanian, Perekebunan dan Peternakan (DP3) Sidoarjo blusukan dengan turun ke bawah untuk mengkroscek kebernarannya di lapangan.
Untuk itu, Kepala Dinas (Kadis) DP3 Sidoarjo, Ir Anik Pudji Astuti, MM melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Desa Tropodo Kecamatan Krian dengan menemui Kepala Desa (Kades) Tropodo, H Ismail, Kamis (12/02). Sebab, ada 2 kelompok ternak di desa tersebut penerima bansos sapi yang dananya berasal dari APBN senilai Rp 1 miliar.
Baca Juga: Jelang Iduladha, Dispaperta Sidoarjo Temukan 3 Sapi Terinfeksi Virus PMK di Pedagang Hewan Kurban
Kadis DP3 Sidoarjo, Ir Anik Pudji Astuti MM ketika di ruang kerja Kades Trosobo, H. Ismail mengatakan bahwa terkait adanya rumor penyimpangan tersebut, menurutnya wajar saja.
“Dimana saja, (rumor penyimpangan bantuan) bisa terjadi. Tapi, tolong teman-teman (media massa),jangan asal menulis dan mudah terpancing isu dari luar. Semua harus berdasarkan kebenaran yang ada agar tidak ada fitnah ataupun pihak-pihak yang dirugikan,"pintanya.
Kades Trosobo H Ismail juga membantah adanya dugaan penyimpangan bansos sapi di desanya. Bahkan, dia mempersilahkan untuk dikonfrontir ke warganya yang menjaga kandang sapi selama ini sekaligus mengecek langsung kondisi sapi di kandang.
Baca Juga: Jokowi dan Ma'ruf Amin akan Kurban Sapi dengan Distribusi Seperti ini
"Silahkan dilihat sendiri sapi-sapi itu dikandang, mas. Masih ada atau habis,” ujar H. Ismail.
Hal senada disampaikan oleh salah satu kordinator kelompok ternak Kecamatan Krian, Didik (42) juga sebagai mantri peternakan,
"Sapi (bansos) itu masih ada. Bantuan telah dibagikan kepada dua kelompok ternak. Pertama, kelompok ternak "Karya Bersama" yang diketuai oleh Supar dan kelompok ternak "Sejati" yang diketuai oleh H. Ismail. Masing-masing kelompok ternak, anggotanya 20 orang,” jelasnya.
Baca Juga: Bebas Amis dan Lendir! Begini Cara Bersihkan Jeroan Sapi dengan Bahan di Dapur
Dijelaskan, bantuan senilai Rp 1 miliar tersebut dibagikan masing-masing kelompok ternak sebesar @ Rp 500 juta. Yakni kelompok ternak ‘Sejati’ yang berada di Dusun Areng-areng RW 02 dan kelompok ternak Karya Bersama yang berada di Dusun Klagen RW 4 Desa Tropodo.
“Masing-masing kelompok mendapatkan bantuan sapi betina sekitar 60 ekor. Sekarang jumlah sapi tinggal 51 ekor karena harga sapi dulu dengan kondisi harga sekarang jauh berbeda,” jelasnya.
Kendati jumlah yang menyusut itu, sambung Didik, bukan berarti sapi-sapi tersebut tidak ada atau habis, tetapi berkurang karena harga sapi ketika menerima bantuan dengan kondisi sekarang harganya jauh lebih mahal.
Baca Juga: Jokowi Bakal Kurban 38 Ekor Sapi dan Siap Dibagikan ke Tiap Provinsi
“Untuk tetap bisa ternak sapi, terpaksa kelompok ternak membeli sapi kembali meskipun harganya agak tinggi,"terangnya.
Hasil penelusuran BangsaOnline.com di kandang, sapi yang dipelihara oleh kelompok ternak memang masih ada. Kondisi hewan ternak tersebut tampak gemuk-gemuk. Selain itu, perawatannya juga bagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News