Namun dua hari lalu di akun pribadinya, di twitter: @Dennysiregar7, ia mengakui sebagai buzzer. “Dan para buzzer, seperti gua, baru keluar ketika para kadal ingin menguasai dunia. Siapa lagi yang mau melawan keganasan kadal ?” tulisnya.
Apakah para buzzer yang lain – termasuk Denny Siregar - juga dibayar seperti Abu Janda?. “Yang gua kenal, pendukung @jokowi itu banyak banget yg mapan, bahkan banyak yg sosialita. Mrk bela Jokowi krn suka aja, bkn dibayar. Bahkan waktu kampanye mrk rela keluar uang,” tulisnya.
Namun Indonesian Corruption Watch (ICW) mengumumkan bahwa pemeritah diduga telah menggelontorkan anggaran Rp 90,45 miliar untuk jasa influencer, baik individu atau kelompok, dengan tujuan memengaruhi opini publik terkait kebijakan.
Dikutip CNN, peneliti ICW Egi Primayogha mengatakan bahwa anggaran Rp 90,45 miliar yang diduga untuk jasa influencer tersebut merupakan temuan ICW dalam data yang dikumpulkan pada 14 hingga 18 Agustus 2020. Salah satu metode yang dipakai adalah menelusuri Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
"Total anggaran belanja pemerintah pusat untuk aktivitas yang melibatkan influencer mencapai Rp90,45 miliar untuk 40 paket pengadaan," kata dia, dalam konferensi pers bertema "Rezim Humas: Berapa Miliar Anggaran Influencer?" yang digelar secara daring, Kamis (20/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News