Resah Dam Ambrol, Petani Lima Desa di Madiun Desak Dibuatkan Tanggul Sementara

Resah Dam Ambrol, Petani Lima Desa di Madiun Desak Dibuatkan Tanggul Sementara Kondisi Bendungan Ngethal yang ambrol.

MADIUN, BANGSAONLINE.com - Petani di 5 desa di Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun resah menyusul ambrolnya Bendungan Ngethal, Desa Tiron beberapa minggu lalu. Keresahan itu cukup beralasan mengingat bendungan itu sangat vital perannya dalam pembagian air, baik di musim hujan maupun kemarau untuk mengairi sawah di Desa Tiron, Gunungsari, Bagi, Gedangan, dan Plembang.

Saat ini saja para petani direpotkan dengan padinya yang sudah tua tapi belum bisa dipanen karena Combined Harvester (mesin pemanen) tidak berani turun ke sawah. Karena khawatir tidak bisa berjalan lantaran tanah terlalu lengket akibat kurang air.

Baca Juga: Upayakan Tercukupi Air di Sawah, Petani Desa Pilangrejo Madiun Garap Irigasi

Sementara ada petani lain yang takut menanam padi karena khawatir beberapa bulan ke depan tidak ada air akibat jebolnya Bendungan Ngethal. Mengantisipasi bencana kekeringan yang mengancam ratusan hektare lahan padi di sejumlah desa tersebut, para petani mendesak untuk segera dibuatkan tanggul sementara guna mendukung irigasi agar lahan persawahan bisa kembali produktif.

Sekretaris Desa Tiron, Subandi mengatakan, desakan para petani itu sudah diakomodir dan dalam waktu dekat akan diadakan kerja bakti pembuatan tanggul sementara.

“Beberapa hari lalu kita sudah koordinasi antar pengatur air baik Desa Tiron, Gunungsari, terus Bagi sama Plembang ya Balerejo itu. Memang rencananya akan diadakan kerja bakti terkait pembendungan sementara. Koordinasi dengan Bengawan Solo, insyaallah nanti ada bantuan sesek, sak sama pasir untuk mbendung itu,” kata Subandi, Rabu (17/3/21).

Baca Juga: Permudah Akses untuk Pertanian, Pemdes Krandegan Laksanakan JUT

Bendungan Ngethal dibangun pada zaman Belanda dan baru satu kali dilakukan perbaikan. Bendungan tersebut ambrol karena tidak mampu menahan luapan air hujan yang sangat deras dan menggerus dasar konstruksi bendungan tersebut. Atas kejadian itu, Subandi mengaku sejumlah perangkat dan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) telah berkoordinasi dengan Proyek Bengawan Solo untuk segera melakukan perbaikan.

“Pihak perangkat sama HIPPA itu langsung tinjau lokasi akhirnya langsung paginya bersurat ke Pengairan Bengawan Solo yang akhirnya jam 10 pihak terkait juga ke sini untuk berkoordinasi. Dan sudah dibuatkan proposal untuk menangani perbaikan dam tersebut,” tambahnya.

Namun demikian, perbaikan tidak bisa dilakukan tahun ini karena harus menunggu anggaran (DIPA) dari Proyek Dam Sono Jatim. (hen/ian)

Baca Juga: Talkshow Bisik-Bisik Volume 11 Bahas Regenerasi Petani di Madiun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO