BLITAR, BANGSAONLINE.com - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan kembali melanjutkan ekskavasi Candi Gedog di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Arkeolog dari BPCB Jawa Timur, Nonuk Kristina mengatakan, ekskavasi lanjutan ini difokuskan untuk mencari formasi struktur bentuk dan ukuran candi.
"Target ekskavasi kita bisa menampakkan struktur yang mengarah ke barat dan timur dengan harapan terlihat formasi struktur bentuknya seperti apa dan berapa ukurannya. Ini fokus kami, semoga bisa terwujud karena kita juga belum tahu potensi dan kondisi di dalam tanah seperti apa," ujar Nonuk.
Baca Juga: Ekskavasi Lanjutan Candi Gedog Blitar, Tim BPCB Jatim Fokus Menampakkan Bentuk Luar Candi
Dia menjelaskan, penggalian fokus pada struktur yang mengarah ke barat-timur. Eskavasi lanjutan akan dilakukan hingga tanggal 27 Mei. Setelah itu akan dilakukan evaluasi, untuk melengkapi kekurangan data untuk pendukung proses analisa.
"Ada 9 orang dari BPCB dan 5 tenaga lokal dari masyarakat sekitar (yang melakukan ekskavasi)," imbuhnya.
Sebelum dilakukan eskavasi lanjutan, warga menggelar selamatan dengan harapan proses berjalan lancar. "Selamatan dilakukan secara swadaya oleh warga," kata Camat Sananwetan, Heru Eko Pramono.
Baca Juga: Ekskavasi Candi Gedog Segera Dimulai Kembali
Keberadaan Candi Gedog ini mulai terkuak awal September 2019. Saat itu warga menemukan sebuah arca kepala kala di lahan jagung. BPCB memperkirakan lokasi itu dulunya merupakan kompleks bangunan percandian di era Majapahit. Hal itu berdasarkan penemuan beberapa benda di lokasi tersebut.
Keberadaan Candi Gedog itu juga dituliskan Raffles dalam buku History of Java volume II terbitan 1887. Penemuan ini selanjutnya ditindaklanjuti dengan ekskavasi awal oleh tim BPCB pada Oktober 2019. Saat itu tim BPCB baru menemukan pagar keliling lingkungan Candi Gedog.
Kemudian eskavasi pada Oktober 2020 lalu, BPCB juga menemukan jejak Kerajaan Singhasari di situs Candi Gedog di galian yang diduga bangunan induk Candi Gedog.
Baca Juga: DK4 Minta Pemkab Kediri Pulangkan Ratusan Benda Purbakala yang Tersebar di Indonesia
Jejak Kerajaan Singhasari itu berdasarkan temuan pecahan arca berupa stela atau sandaran arca di situs Candi Gedog. Di bagian stela terdapat ukiran sirascakra atau lambang kedewaan di atas kepala.
Pada stela juga terdapat atribut yang biasa dipegang tokoh arca. Atribut tersebut, yaitu, bagian atas agni atau api dan di bagian bawahnya ada lingkaran atau biasa disebut braja. Selain itu, juga terdapat ukiran lidah api di stela. Ukiran lidah api pada stela menjadi ciri khas seni arca Kerajaan Singhasari. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News