SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Lembaga Analis dan Konsultan Politik Indonesia, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) kembali meluncurkan hasil surveinya yang bertajuk Potret Kondisi Sosial dan Konfigurasi Politik tahun 2024. Adapun hasil survei tersebut merupakan review termin kedua survei berkala yang telah dilakukan sebelumnya pada bulan Februari 2021.
Survei CISA dimulai sejak tanggal 27 Mei - 1 Juni 2021 yang menyasar 1.600 responden di 34 provinsi secara proporsional melalui penarikan sampel dengan menggunakan metode Multistage Random Sampling. Dari hasil jajak pendapat itu, didapatkan perihal proyeksi kepemimpinan nasional di tahun 2024. Masyarakat cukup antusias memberikan pilihan kepada beberapa tokoh yang berpotensi maju sebagai kandidat Presiden jika Pemilihan Presiden (Pilpres) dilakukan hari ini.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
“Anies Baswedan yang merupakan Gubernur DKI Jakarta berada di posisi teratas dengan raihan 19,20 persen. Kemudian disusul oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mendapatkan 15,51 persen serta ditempel ketat oleh Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang mendapatkan 15,33 persen. Sedangkan Prabowo Subianto hanya mendapatkan 10,26 persen,” tutur Herry Direktur Eksekutif CISA melalui siaran pers, Jumat (4/6/2021).
Survei CISA yang margin of errornya mencapai 2,85 persen dengan tingkat kepercayaan pada 95 persen memunculkan nama Menteri BUMN, Erick Tohir dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Andika Perkasa di bursa kepemimpinan nasional di 2024 mendatang.
“Cukup menarik, secara on the spot Menteri BUMN, Erick Tohir mampu mendulang 9,76 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang mendapatkan 7,55 persen, serta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal (TNI) Andika Perkasa sebesar 7,15 persen,” kata Herry.
Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024
Di posisi terbawah hasil Survei CISA menempatkan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, kemudian Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, serta Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
“Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mendapatkan 3,47 persen. Meskipun demikian nama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka disebutkan sebanyak 2,43 persen dan mengungguli Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang mendapatkan 1,35 persen. Sedangkan 7,99 persen masyarakat belum menentukan sikapnya,” jelas Herry.
Baca Juga: Di Rakerda Partai Demokrat Jatim, Khofifah Minta Setiap TPS Wajib Ada Saksi untuk Amankan Suara
Selanjutnya Herry juga menambahkan bahwa survei elektabilitas tokoh tersebut selain melakukan uji validitas melalui kegiatan recheck dan reconfirm terhadap 20 persen keseluruhan data pada 1.600 responden juga melakukan uji kembali secara khusus terhadap elektabilitas 5 tokoh yang berada di posisi lima besar tertinggi elektabiitasnya pada 5 provinsi yang persebaran komposisi sampel respondennya terbesar.
“Anies, AHY, Ganjar, Prabowo, dan Erick adalah figur yang menempati lima besar elektabilitas tertinggi dari yang lainnya. Kemudian kita cek ulang di lima besar daerah yang basis sampelnya terbesar juga. Hasilnya di Jawa Timur, Ganjar, AHY, dan Prabowo cukup kuat elektabilitasnya. Apalagi dominasi Ganjar yang masih sulit untuk ditumbangkan di Jawa Tengah. Sedangkan Anies, Prabowo, dan AHY memimpin di Jawa Barat. Praktis Ganjar tumbang di DKI Jakarta karena kecenderungan responden memilih Anies, AHY, dan Erick Tohir. Namun di Sumatera Utara peluang keterpilihan baik Anies, AHY, dan Ganjar cukup proporsional serta sisanya ada nama Prabowo dan Erick Tohir,” tambahnya.
Sementara itu untuk elektabilitas Partai Politik (Parpol) jika Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan hari ini maka PDI-Perjuangan berhasil mengungguli parpol lainnya kemudian disusul oleh Partai Demokrat yang menunjukkan peningkatan elektabilitasnya serta Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa.
Baca Juga: Terus Berinovasi, Menteri AHY Dinobatkan sebagai Tokoh Transformasi Digital Pertanahan
“PDI-Perjuangan cukup unggul elektabilitasnya dari parpol lainnya karena berhasil meraih 18,91 persen. Kemudian di posisi kedua ada Partai Demokat yang menunjukkan eskalasi keterpilihan di angka 13,22 persen yang disusul oleh Partai Golkar sebesar 11,65 persen, serta Partai Kebangkitan Bangsa yang mendapatkan 11,20 persen,” jelas Herry.
Sedangkan Herry menyampaikan bahwa survei yang melakukan wawancara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan antara surveyor dan responden menempatkan Gerindra dan Nasdem keluar dari 5 besar serta adanya penguatan elektabilitas Partai Keadilan Sejahtera yang membuat PAN dan PPP harus berada di posisi terakhir.
“Gerindra dan Nasdem keluar dari 5 besar. Gerindra mendapatkan 10,36 persen sedangkan PKS kembali menguat di 9,33 persen serta Nasdem harus puas karena hanya mendapatkan 6,43 persen. Di posisi terakhir ada Partai Amanat Nasional (PAN) yang mendapat 3,35 persen dan Partai Persatuan Pembanguan (PPP) sebesar 2,88 persen. Namun masih terdapat 12,67 persen masyarakat yang belum menentukan sikap. Hal ini bisa digarap oleh semua parpol termasuk non DPR-RI,” pungkas Herry Mendrofa.
Baca Juga: Kementerian ATR/BPN dan Mahkamah Agung Selenggarakan Sertifikasi Hakim
Di samping itu, hasil survei juga menyebutkan mayoritas masyarakat Indonesia merasakan puas terhadap kinerja Pemerintah Jokowi dan Ma’ruf Amin.
“Kinerja Jokowi dan Ma’aruf Amin cukup diapresiasi oleh masyarakat sehingga kepuasan publik mencapai 61,32 persen meskipun ada 25,77 persen masyarakat yang menganggap kinerja Pemerintah belum memuaskan,” ucap Herry Mendrofa.
Secara umum masyarakat Indonesia menganggap pemerintah unggul di beberapa sektor seperti Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah, Pelayanan Publik dan Birokrasi, Pendidikan dan Sumber Daya Manusia, serta sektor Energi dan Sumber Daya Alam.
Baca Juga: National Foundation Day, Menteri AHY Jadi Tamu Kehormatan Republik Korea
“Publik menganggap bahwa Pemerintah mampu mengoptimalisasi sektor Infrastruktur dan Tata Ruang Wilayah yang mencapai 45,52 persen, kemudian sektor Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi sebesar 23,51 persen, di sektor Pendidikan dan Sumber Daya Manusia mendapatkan 22,91 persen serta persoalan Energi dan Sumber Daya Alam yang mendapat 8,06 persen kepuasan publik,” ungkap Herry.
Di sisi lain, Herry menyebutkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia menyoroti beberapa sektor yang dianggap belum mampu dioptimalkan oleh Pemerintah Jokowi.
“Terus terang sektor yang dianggap kelemahan Pemerintah hari ini adalah Perekonomian dan Industri yang mendapatkan 30,52 persen, Komitmen terhadap Anti Korupsi yang mencapai 22,35 persen kemudian sektor Kesejahteraan Sosial dan Pengentasan Kemiskinan sebesar 18,06 persen serta persoalan Perikanan dan Kelautan yang mendapatkan 9,51 persen ketidakpuasan publik,” pungkasnya. (mdr/ns)
Baca Juga: Menteri ATR BPN Hadiri Upacara HKP Bersama Presiden Jokowi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News