Ikut Rawat 50 Pasien Covid-19, Kiai Asep: Jangan Terpuruk dan Takut, Tapi Jangan Sombong

Ikut Rawat 50 Pasien Covid-19, Kiai Asep: Jangan Terpuruk dan Takut, Tapi Jangan Sombong Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A. foto: mma/ bangsaonline.com

Kiai Asep menekankan bahwa untuk menjaga dan memperkuat imunitas, maka asupan kita harus cukup. “99 persen imunitas itu berasal dari asupan. Karena itu ekonomi rakyat jangan ditindas. Dari mana mereka bisa mendapat asupan kalau tak punya uang,” kata Kiai Asep.

Ia minta Satpol PP tidak memperlakukan para pedagang kaki lima dengan kasar dan tak manusiawi. “Dagangannya jangan disaduk (ditendang-tendang),” katanya. Justru, kata Kiai Asep, mereka harus dibantu.

“Kalau di Mojokerto para penjual makanan yang ditutup itu kita kasih beras dan mie instan sebagai ganti rugi karena ditutup. Kasihan mereka tak punya penghasilan,” tambah Kiai Asep sembari minta dilaporkan jika ada orang di Mojokerto yang merasa dirugikan.

Kiai Asep lalu membeberkan asupan unggul sekaligus jadi obat yang diajarkan Islam. Yaitu, air zam-sam, madu dan kurma, terutama kurma ajwa. “Dalam Hadits disebutkan: makanlah (kunyahlah) kurma sampai halus menyatu dengan air liur, maka akan membunuh racun dan guna-guna atau virus,” kata Kiai Asep. “Virus itu kalau sekarang ya corona,” jelasnya.

Kiai Asep juga menjelaskan keistimewaan air zama-zam. Menurut dia, air zam-zam bisa menjadi obat semua penyakit. Tergantung niatnya saat minum.

Begitu juga madu. “Madu adalah obat dari segala penyakit,” katanya.

Kiai Asep mengaku rajin mengonsumsi kurma, air zam-zam dan madu. Bahkan usai salat malam Kiai Asep langsung membagikan kurma ajwa, air zam-zam, dan minuman herbal probiotik kepada para kiai peserta salat malam.

Selain asupan, kata Kiai Asep, yang penting dijaga adalah kondisi psikologis. Kiai Asep menekankan ulang jangan takut berlebihan. Sebab ketakutan yang berlebihan rawan menimbulkan penyakit.

“Tapi jangan sombong,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Guru Nadhlatul Ulama (Pergunu) itu.

Ia menyadari bahwa sekarang orang cemas karena takut mati. Sebab banyak sekali nyawa berguguran. “Tapi kita harus lebih takut kepada Allah SWT,” katanya,

Menurut Kiai Asep, umat Islam sudah punya pegangan kuat yaitu Al-Quran. Dalam al-Quran, tegas Kiai Asep, ada ayat Innalillahi wainna ilaihi rajiun “Bahwa semua itu akan kembali kepada Allah SWT. Kalau kita sudah baca Innalillahi wainna ilaihi rojiun kita tidak cemas,” kata Kiai Asep.

Karena itu, menurut Kiai Asep, kita terus melakukan ikhtiar. Selain dengan memaksimalkan asupan dan protokol Islam dan kesehatan juga salat malam dan berdoa. Menurut dia, imunitas itu juga bisa datang lewat kalimat-kalimat Allah. “Kita awali dengan membaca fatihah, lalu istighfar, dan surat al-Ikhlas (Qulhu) 3 kali dengan niat menghatamkan al-Quran. Karena orang yang menghatamkan al-Quran itu doanya dikabulkan,” katanya.

Kiai Asep juga menganjurkan baca hauqalah, salawat dan hamdalah.

“Kita berdoa semoga kita selamat dari dan panjang umur,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa bacaan-bacaan itu bisa menangkal malapetaka, bencana, hal-hal yang membahayakan dan menghilangkan rasa gundah dan cemas berganti kebahagiaan. (mma)     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO