MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Kebijakan pemerintah tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dalam menangani Covid-19 ternyata berdampak terhadap para pedagang kecil. Penghasilan mereka bukan hanya turun, tapi sebagian rugi karena tak laku.
"Kalau mereka jualan dibatasi hanya sampai pukul 8 (malam) pasti penghasilan mereka turun," kata Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (13/7/2021).
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
Menurut Kiai Asep, mereka berjualan dalam kondisi normal saja belum tentu laku, apalagi waktunya dibatasi sampai pukul 8.00 saja. Ia memberi contoh seorang penjual nasi goreng keliling yang biasanya sampai pukul 1.00 malam baru pulang.
"Kalau dibatasi hanya pukul 8 siapa yang beli," katanya sembari menunjuk penjual nasi goreng yang nasinya masih satu keranjang penuh. Padahal apa yang mau dimakan mereka sekarang, mereka masih cari sekarang..
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
(Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., memantau pembagian beras untuk para pedagang kecil di di jalan raya di wilayah Kecamatan Ngoro Mojokerto, Senin (12/7/2021) malam. foto: mma/ bangsaonline.com)
Karena itu Kiai Asep mengetuk nurani para konglomerat lokal untuk membantu mereka. “Ini perlu kepedulian para konglomerat lokal. Kalau semua para konglomerat di tingkat kabupaten dan kota peduli saya yakin penanganan pandemi ini teratasi dan selesai,” tegasnya.
Imbauan Kiai Asep bukan hanya untuk konglomerat lokal di Mojokerto tapi di seluruh kabupaten dan kota seluruh Indonesia, khususnya Jawa Timur. "Kalau semua konglomerat lokal peduli, pengemis pun tak akan ada," tambahnya.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok
Kiai Asep sendiri tak hanya lantang bicara. Tapi langsung turun membagikan beras dan mie instan kepada para pedagang kecil di pinggir jalan Ngoro Mojokerto. Setiap pedagang ia beri 5 kg beras dan 1 dos mie instan berisi 40 bungkus mie.
“Saya siapkan 3.600 paket. Kan bisa dimakan selama satu minggu. Untuk mengganti kerugian mereka,” kata pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.
Baca Juga: Alumni Ponpes Lirboyo di Mojokerto Siap Menangkan Paslon Mubarok
Paket sembako sebanyak 3.600 itu menghabiskan sekitar Rp 1 miliar. Termasuk biaya transportasi dan kebutuhan lainnya. Apalagi Kiai Asep juga memberikan uang di tempat-tempat tertentu.
Kiai Asep membawa truck untuk mengangkut beras dan mie instan yang dibagikan. Ia mengerahkan para santri senior dan pengurus Asep Saifuddin Chalim (ASC) Foundation saat membagikan sembako itu. Kiai miliyarder tapi dermawan itu hanya mengikuti dari belakang.
Pembagian sembako itu dipimpin Muhammad Al-Barra (Gus Bara), putra tertuanya yang kini menjabat Wakil Bupati Mojokerto. Namun dana untuk 3.600 paket sembako itu bukan dari Pemkab Mojokerto, tapi berasal dari uang pribadi KIai Asep.
Baca Juga: Dihadiri Kiai Asep, Paslon Mubarok Gelar Kampanye Dialogis di Lapangan Trawas Mojokerto
Gus Bara justru memanfaatkan pembagian sembako itu untuk menyosialisasikan PPKM Darurat kepada para pedagang yang diberi beras. Bara menyapa para pedagang kaki lima itu satu persatu.
Gus Bara minta para pedagang itu mematuhi kebijakan pemerintah yang harus tutup pukul 20.00 WIB selama PPKM Darurat. Sebagai kompensasi Gus Bara memberikan 5 kg beras dan 1 dos mie instan.
Menurut Kiai Asep, para konglomerat harus sadar bahwa mereka kaya juga karena orang miskin. “Siapa orang miskin itu. Ya buruh mereka,” katanya.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Al-Barra (Gus Bara) turun ke kampung-kampung. Ia membagikan beras dan mie instan kepada para pedagang kali lima di jalan raya di wilayah Kecamatan Ngoro Mojokerto, Senin (12/7/2021) malam.
Gus Bara sempat jalan kaki dan keluar masuk warung menyapa para penjual makanan yang terdampak Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang merupakan kebijakan pemerintah pusat.
Banyak para penjual masakan kaget ketika tahu bahwa yang membagikan beras adalah wakil bupati.
Baca Juga: Masyarakat Banjiri Kampanye Tatap Muka Pasangan Mubarok
“Assalamualaikum. Saya wakil bupati Bu. Ibu siapa namanya. Apa ibu sudah tahu jam berapa ibu harus tutup?,” kata Gus Bara menyapa penjual nasi.
O ya saya tahu. Jam 8,” jawab ibu itu.
“Tolong ibu patuhi aturan pemerintah ya,” kata Gus Bara kemudian. Gus Bara juga minta ibu mengerti karena aturan dari pemerintah pusat PPKM Darurat itu hanya sementara. Gus Bara lalu memberikan 5 kilo beras dan satu dus mie instan yang berisi 40 bungkus.
Baca Juga: Di Pasar Kedung Maling, Kiai Asep Borong Ikan, Daging Ayam, Sayur, Kerupuk, dan Bubur
“Terima kasih.. terima kasih,” kata ibu itu dengan wajah berbinar.
Gus Bara lalu pindah ke pedagang kaki lima lainnya. Bersama rombongan, ia pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News