Herd Immunity Terbentuk? Yang Misterius Berapa Banyak yang Divaksinasi oleh Tuhan

Herd Immunity Terbentuk? Yang Misterius Berapa Banyak yang Divaksinasi oleh Tuhan Dahlan Iskan

“Apakah stock plasma konvalesen yang 7.000 bag itu masih bisa difraksinasi?”

“Masih bisa. Apalagi kalau pabrik fraksinasinya bisa cepat dibangun,” ujar Dr Mo. “Kalau disimpan dengan baik, plasma konvalesen itu bisa disimpan sampai 1 tahun,” tambahnya.

Saya pun membayangkan: Indonesia bisa ekspor plasma itu besar-besaran. Alumnus lebih dari 4 juta orang. Sebagian dari mereka bisa terus menerus berdonor. Menghasilkan dolar. Untuk negara. Bukan hanya pahlawan kemerdekaan yang berkorban darah. Juga pahlawan pengisi kemerdekaan.

Tiga bulan lagi. Kalau kita tidak lupa membangun fraksinasi plasma itu. Juga kalau kita benar-benar bisa terhindar dari gelombang Covid ketiga.

Covid masih belum ke mana-mana. Tapi bisa jadi herd immunity memang sudah terbentuk.

Kalau saja kita bisa tahu: berapa banyak penduduk kita yang sebenarnya sudah memiliki antibodi Covid.

Kita hanya tahu dari berapa orang yang sudah vaksinasi. Secara nasional memang baru 46 persen (suntikan pertama) atau 26 persen (suntikan kedua).

Dari angka vaksinasi segitu mestinya herd immunity belum terbentuk. Patokan dari WHO, Anda sudah hafal: 70 persen. Tapi di banyak kota besar persentase itu sudah di atas 80 persen. Jakarta bahkan sudah 120 persen.

Yang masih misterius adalah berapa banyak sebenarnya yang sudah divaksinasi oleh Tuhan. Kita hanya tahu dari angka resmi yang telah melewati test Covid: 4,2 juta orang (sampai Senin kemarin). Kalau saja yang terkena Covid sebenarnya lima kali lipat dari itu, bisa jadi herd immunity sebenarnya sudah terbentuk.

Sayang masih Rp 250.000/orang. Sehingga sulit untuk minta agar semua penduduk menjalani tes itu: untuk mengetahui berapa juta orang yang sebenarnya sudah punya antibodi. Baik karena vaksinasi maupun karena pernah terpapar Covid.

“Hipotesis saya, herd immunity sudah terbentuk,” ujar Dr dr Andani Eka Putra dari Universitas Andalas, Padang. Dr Andani adalah pelopor peningkatan kapasitas lab Covid di Indonesia (Disway 20 Juli 2020).

Hipotesis Andani itu didasarkan pada penyebaran varian Delta yang sangat cepat. “Bulan Juni-Juli adalah penyebaran varian Delta terbesar,” ujar Andani. “Di satu nagari di Sumbar, 75 persen penduduknya demam,” katanya.

Bisa jadi secara tidak dirasakan berat, 50 sampai 60 persen penduduk sudah terkena varian D. “Sekali lagi, itu baru hipotesis. Juga khusus untuk varian D,” ujar Andani. Itu berarti terbentuknya herd immunity yang ia maksud juga herd immunity khusus varian Delta.

Yang tetap harus dicermati adalah jangan sampai masuk varian lain yang lebih mematikan. Tingkat kematian varian D hanya 2-3 persen. Itu lebih rendah dari TBC yang sampai 5 persen.

tidak ke mana-mana.

Juga belum ke mana-mana.

Kepastian angka juga masih menduga-duga. Berarti: harus tetap waspada.

Setidaknya kita sudah menemukan satu jalan untuk satu jenis ‘balas dendam’: fraksinasi plasma. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO