Tahun 2022 di Bali, G20 Kumpulan Negara Ber-GDP USD 1 Triliun?

Tahun 2022 di Bali, G20 Kumpulan Negara Ber-GDP USD 1 Triliun? Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com  menjadi KTT bergengsi karena terdiri 19 negara dengan perekonomian besar di dunia plus Uni Eropa. Tapi benarkah syaratnya harus ber-GDP di atas USD 1 Triliun?

Simak tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di Disway dan HARIAN BANGSA hari ini, Senin 1 November 2021.

Di bawah ini BANGSAONLINE.com menurunkan secara lengkap. Khusus pembaca di BaBe, klik 'lihat artikel asli' di bagian akhir tulisan ini. Tulisan di BaBe banyak yang terpotong sehingga tak lengkap. Selamat membaca:

TAHUN ini di Roma, Italia. Tahun depan di Bali, Indonesia. Usul saya: jangan dilaksanakan di bulan Oktober atau November.

Bali panas sekali di dua bulan itu. Kecuali musim hujannya maju. Demikian juga Surabaya, Lombok dan NTT. Bukan hanya panas, juga ungkep. Mungkin karena Australia lagi memasuki puncak musim panas.

Seminggu kemarin, menurut Google, suhu di Surabaya 32 derajat Celsius tapi feel-nya 42 derajat. Saya cek ke tiga teman saya di Bali: kemarin tidak terlalu panas. Hujan.

Lalu saya lihat Google-weather. Berapa suhu di Bali tanggal 1 November tahun depan. Panas sekali: 33 derajat, feel-nya 39 derajat.

Lalu saya bandingkan dengan suhu di kota Roma kemarin. Ketika pertemuan puncak ditutup di sana. Luar biasa sejuknya: 16 derajat Celsius. Tertingginya, 22 derajat. Feel-nya pun 16 derajat.

Para kepala negara yang dua hari bersidang di sana tentu terasa nyaman. Tahun depan mereka akan bersidang di Bali. Tentu di ruang ber-AC. Tapi kita kan ingin memberikan kesan terbaik. Apalagi yang datang adalah pimpinan dari 20 negara terbesar ekonominya di dunia.

Presiden Jokowi menjadi Ketua -nya. Biasanya pandai sekali memperhitungkan dampak kesan yang harus dibangun.

Bagaimana kalau akhir Agustus atau awal September? Suhu di bulan itu, di Bali, masih sangat baik. Tentu yang terbaik adalah Juli-Agustus. Saat itu Australia lagi di puncak musim dingin. Pun di Jatim-Jateng, minyak kelapa bisa membeku di waktu subuh –musim yang disebut mbediding.

Bisakah Summit digeser dari akhir Oktober?

Mungkin sulit. Summit tahun 2018 (Buenos Aires), 2020 (Riyadh), dan 2021 (Roma) dilangsungkan Oktober- November. Tapi Summit tahun 2019 (Osaka), dilangsungkan bulan Juli.

Saya pernah menjadi anggota panitia pertemuan internasional di Bali. Di bulan Oktober. Tugas saya menjemput dua perdana menteri. Di jam yang berbeda. Panitia lain menjemput tamu yang lain lagi. Saya harus pakai jas lengkap. Di bandara Ngurah Rai. Ampuuun. Ganteng di luar, mendidih di dalam.

Tapi untuk menyelenggarakan Summit , panas itu akan kalah dengan semangat dan bangga. Toh tamu-tamu itu juga pernah merasakan musim panas di negara masing-masing.

Seberapa penting menjadi tuan rumah/ketua ?

Tentu penting sekali. Apalagi Indonesia ingin memperjuangkan kepahlawanan di bidang pengurangan emisi. Sampai-sampai begitu tinggi komitmen Indonesia di bidang itu. Padahal untuk mencapainya benar-benar perlu kerja gila. Harus ada ''roket baru'' untuk mencapai angka fantastis itu.

Karena itu KTT di Bali nanti begitu pentingnya. Apalagi kalau Indonesia bisa membuktikan targetnya.

Hampir saja Summit kehilangan relevansi. Tahun 2018 KTT itu di-torpedo oleh Presiden Donald Trump.

Trump begitu meremehkan forum . Summit di Argentina itu benar-benar tenggelam oleh pertemuan dua seteru: Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Suasana Summit tahun berikutnya pun, di Osaka, masih serba tidak enak. Trump memang masih mau hadir, tapi ia bikin panggung sendiri di Osaka. Ia umumkan rencana pertemuannya yang mengejutkan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. Ia tingkatkan perang dagang dengan Tiongkok. Ia perkuat sikapnya keluar dari perjanjian Paris.

di Osaka juga ''kacau'' oleh kehadiran Pangeran Mohamad Bin Salman. Yang waktu itu lagi ramai dianggap terlibat pembunuhan wartawan Gamal Kashogi di Istanbul.

Padahal salah satu fokus utama adalah perubahan iklim. Di situlah Indonesia menjadi penting. Sebagai pemilik lahan hijau yang menjadi paru-paru terbesar dunia.

"Dunia semakin mengakui Indonesia punya peran besar dalam perubahan iklim," ujar Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan saat bicara lewat telepon dengan saya minggu lalu. Ia lagi berada di London, sebelum bergabung ke Roma. Ia baru saja melakukan pembicaraan langsung dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Suasana Summit di Roma kemarin sudah lebih baik. Trump sudah diganti Joe Biden. Amerika sudah kembali mengikatkan diri pada Kesepakatan Paris. Utusan Saudi dipimpin sendiri oleh Raja Salman.

Relevansi kelihatannya masih bisa terus terjaga. Itu karena misi utamanya adalah perubahan iklim. Akan abadi.

Forum besar yang sudah hilang adalah KTT Nonblok.

Saya sempat ikut rombongan Presiden Soeharto ke KTT Nonblok di Beograd, ibu kota Yugoslavia. Biar pun itu forum KTT, beritanya tidak muncul di media Barat. Sama sekali. Dianggap tidak penting.

Seorang teman dari Barat mengejek saya: KTT Nonblok itu penting untuk konsumsi negara masing-masing.

Ia pun berdalih: lihatlah sidang pleno itu. Kosong. Kalau seorang kepala negara berpidato wartawan yang hadir hanya yang dari negara tersebut.

Bagi negara itu KTT sudah selesai begitu presidennya sudah pidato. Ya juga sih. Saya juga tidak mau hadir di pleno itu. Kalau yang berpidato presiden dari negara lain. Yang isi pidatonya lebih banyak untuk dijadikan berita di dalam negeri masing-masing.

Pak Harto sendiri sangat sibuk. Pak Harto mendapat ruang khusus di gedung itu. Di situlah Pak Harto menerima kepala negara lain yang ingin bertemu.

Saya juga di situ. Untuk meliput apa saja yang dibicarakan kedua kepala negara. Hanya satu hari saya meninggalkan arena KTT Nonblok. Yakni ketika saya termasuk yang mendapat kesempatan bertemu Muamar Gaddafi (Khadafi), pemimpin Libya saat itu.

Gaddafi tidak mau tinggal di hotel. Ia tinggal di tenda. Ada onta di dekat tenda itu.

Semua kepala negara punya acara yang padat di forum seperti itu. Di luar forum. Tempulu para kepala negara berada di satu kota.

Klik Berita Selanjutnya

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO