LAMPUNG, BANGSAONLINE.com - Heboh munculnya berita oknum atas nama Kementerian Agama (Kemenag) memborong kamar hotel di Lampung saat Muktamar NU ke-34 pada 23-25 Desember 2021 diduga tak lepas dari persaingan calon ketua umum PBNU.
“Jangan salah paham. Itu bukan pemerintah mau sabotase Muktamar NU. Tapi ada dugaan oknum atas nama pemerintah (Kemenag) yang memanfaatkan kewenangannya untuk memenangkan calonnya sebagai ketua umum PBNU,” ujar KH A Wahid Asa, mantan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (9/10/2021).
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Menurut Kiai Wahid Asa, jika berita itu benar, maka tindakan itu sagat fatal. “Ini bisa merusak nama pemerintah. Terutama Presiden Jokowi. Karena orang yang tak tahu mengira bahwa pemerintah akan melakukan sabotase Muktamar NU,” kata Wahid Asa yang sejak muda menjadi aktivis NU.
Penilaian senada disampaikan KH Muchlis Muhsin, pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Bangkalan Madura. Menurut dia, aksi borong hotel di Lampung itu sangat gampang dideteksi. Bahkan, menurut Kiai Muchlis, kentara sekali bahwa itu bagian dari manuver politik untuk memenangkan calon ketua umum PBNU.
“Jika berita itu benar, ini mudah sekali mendeteksinya. Dan ini sangat bahaya karena berpotensi merusak nama Pak Jokowi. Padahal semua tahu bahwa itu bagian dari persaingan untuk memenangkan calonnya,” tegas Kiai Muchlis kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (9/10/2021).
Baca Juga: Kepala Kemenag Lamongan Tegaskan Rekrutmen PPPK Transparan dan Gratis
Kiai Muchlis yang kini sedang menempuh S3 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) juga mengungkapkan bahwa masalah ini di internal NU sangat ramai dibicarakan.
Menurut Kiai Muchlis Muhsin, aksi borong hotel seperti itu sering terjadi dalam setiap perhelatan, terutama dalam persaingan untuk memenangkan calon ketua umum. “Kita kan sudah paham. Dalam persaingan untuk memenangkan calon ketua umum kan selalu seperti itu. Hotel diborong, bahkan rumah-rumah di sekitar arena muktamar juga diborong, agar lawannya tak kebagian tempat,” kata Kiai Muchlis Muhsin.
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
Kiai Wahid Asa menyayangkan cara-cara seperti itu masih dilakukan oleh oknum pengurus NU. “Ini kan merusak NU. Mainnya terlalu kasar. Jika berita itu benar, maka potensi kerusakannya bisa lebih parah dari Muktamar NU Jombang. Herannya, pemainnya selalu orang-orang itu saja dari muktamar ke muktamar,” kata Kiai Wahid Asa, yang salah satu kiai pendiri Majalah Aula NU Jawa Timur.
Namun Kiai Wahid Asa enggan menyebut siapa calon ketua umum PBNU yang diduga terlibat aksi borong hotel itu. “Ya gak perlu disebut. Kan di internal NU sudah tahu semua. Yang pasti kalau di grup-grup WA para kiai dan aktivis NU sudah dibahas gamblang dan vulgar. Nama-nama calonnya juga disebut,” kata Kiai Wahid Asa yang namanya tercantum hampir di seluruh grup WA para kiai dan aktivis NU, mulai dari NU regional, nasional, hingga internasional.
Seperti ramai diberitakan, Wakil Ketua PWNU Lampung Muhammad Irfandi protes keras atas tindakan oknum yang mengatasnamakan Kemenag memborong kamar hotel yang tersebar di Kota Bandar Lampung bertepatan dengan pelaksanaan Muktamar ke-34 NU di Lampung pada 23-25 Desember 2021.
Baca Juga: Warisan Buruk Jokowi Berpotensi Berlanjut, Greenpeace Lantang Ajak Masyarakat Awasi Prabowo-Gibran
"Kita semua tahu 23-25 Desember ada kegiatan Muktamar NU yang ke-34, ada oknum mengatasnamakan Kemenag melakukan booking hotel besar-besaran di Lampung bertepatan dengan agenda Muktamar," tegas Muhammad Irfandi kepada wartawan, Senin (8/11).
Menurut dia, hampir seluruh hotel di Bandar Lampung habis dipesan oleh oknum yang mengatasnamakan Kemenag tersebut. Bahkan, pemesanan itu dilakukan mulai dari hotel berbintang hingga hotel bertaraf biasa.
Irfandi bahkan menyebutkan sejumlah hotel yang terkonfirmasi dipesan oleh Kemenag. Di antaranya, Hotel Novotel 80 kamar, Hotel Emersia 80 kamar, Hotel Springhil 80 kamar, Hotel Yuna 120 kamar, Hotel Amalia 70 kamar, Hotel Swissbell 50 kamar, hingga Hotel Sheraton 80 kamar.
Baca Juga: Di Banyuwangi, Khofifah Ucapkan Selamat untuk Prabowo dan Gibran
"Saya mempertanyakan, kenapa negara seakan mengindikasikan melakukan sabotase terhadap kegiatan ini, sehingga mereka memborong tingkat hunian hotel yang bertepatan dengan agenda Muktamar," kata dia.
Irfandi minta agar kepolisian dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyikapi secara serius kasus ini.
Baca Juga: Di Penghujung Jabatan Presiden Jokowi, Menteri ATR/BPN Gebuki Mafia Tanah
(Muhammad Irfandi (paling kiri berbaju hijau). Foto: Lampung Post)
Irfandi menilai tindakan oknum Kemenag itu berdampak buruk pada pelaksanaan Muktamar NU. Pasalnya, panitia kesulitan menyediakan fasilitas kepada para tokoh NU dan para tamu dari penjuru nusantara yang akan menghadiri Muktamar.
"Bahkan ini kegiatan Internasional, karena banyak PCNU di luar negeri yang akan datang. Nah, kami panitia ini nanti kesulitan mencarikan tempat yang nyaman untuk kiai dan para tamu," kata Muhammad Irfandi kepada media.
Baca Juga: Kepala Kanwil Kemenag Jatim Berikan Pembinaan ASN di Lamongan
"Muktamar di Lampung harus sukses, tidak boleh dinodai dengan cara tidak sehat seperti ini," tambahnya.
Bagaimana tanggapan Kemenag? Plt Kabiro Humas Data dan Informasi Kementerian Agama, Thobib Al-Asyar membantah tudingan pihak PWNU Lampung yang mengatakan oknum Kemenag memborong hotel yang tersebar di Bandar Lampung bertepatan dengan pelaksanaan kegiatan Muktamar NU ke-34 di kota tersebut pada 23-25 Desember 2021.
"Bahwa itu tidak benar sama sekali," kata Thobib dalam keterangan resminya yang sudah diizinkan dikutip, Senin (8/11) malam.
Baca Juga: Khofifah Kembali Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025
Thobib – dikutip CNN - menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dan mengecek kabar tersebut ke Kantor Wilayah Kemenag Lampung. Kemenag Lampung, kata dia, tidak memesan kamar-kamar tersebut. Sama halnya dengan Kemenag Pusat di Jakarta.
"Demikian juga Kemenag pusat tidak [memborong kamar hotel], karena penggunaan uang negara ada mekanismenya," kata Thobib. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News