Go Internasional ala NU
GO internasional yang telah dirintis oleh pengurus NU 2 periode terakhir, yang sebagian ditandai banyaknya Pengurus Cabang Istimewa/Internasional (PCI) yang tersebar di seluruh dunia, merupakan salah satu bentuk langkah maju NU sebagai organisasi yang tidak hanya berorientasi local regional.
Kenyataan tersebut seharusnya disambut gaut bersambung dengan pengurus NU di era belakang ini. Penguasaan bahasa resmi PBB, atau minimal Inggris dan Arab sudah seharusnya menjadi standard baku bagi terjadinya linieritas pertumbuhan dan perkembangan NU yang ditunggu.
Nah, dengan demikian, bahasa global yang dipersiapkan nampaknya belum menunjukkan hasil yang memadai, terutama dengan sambutan iftitah yang dengan menggunakan bahasa non PBB. Hal itu tidak berlebihan jika dipertanyakan oleh para muktamirin, dan tidak boleh diabaikan begitu saja seperti tidak bermakna.
Oleh sebab itu, para ulama dan kaum intelektual NU harus bergerak dinamis menyambut internasionalisasi NU itu sendiri sebagai bagian perluasan wilayah jangkauan Rohmatan Lil Alamin ala NU. Kelompokan serta keselarasan bersinergi ulama NU dan kaum intelektual NU harus diwujudkan.
Pascasarjana muktamar, harus ada ide mendasar para Ilmuwan NU dan Profesor NU, menyatu padu untuk mengawal bersama perkembangan NU dalam proses go internasionalnya, agar Aceh di zaman kolonial tidak terjadi lagi. Amien
*Penulis adalah Guru Besar Universitas Negeri Malang dan Ketua Asosiasi Dosen NU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News