​Di Depan Santri PP Multidimensi Al Fakhriyah Makassar, Kiai Asep Ungkap 7 Kunci Mudah Serap Ilmu

​Di Depan Santri PP Multidimensi Al Fakhriyah Makassar, Kiai Asep Ungkap 7 Kunci Mudah Serap Ilmu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, saat menyampaikan cerama di Pondok Pesantren Multidimensi Al Fakhriyah, Makassar, Sulawesi Selatan. foto: mma/ bangsaonline.com

MAKASSAR, BANGSAONLINE.com – Prof Dr , MA, mengungkap tujuh kunci mudah dan sukses menyerap ilmu di depan ratusan santri Pondok Pesantren Multidimensi Al Fakhriyah Sulawesi Selatan (Sulsel). Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu secara rinci mengungkap satu per satu 7 kunci cara mudah menangkap ilmu.

Apa saja? “Pertama, anak-anak harus bersungguh dalam belajar,” kata Kiai Asep yang saat menyampaikan ceramah didampingi Dr KH Muammar Bakry, LC, pengasuh Pondok Pesantren Multidimensi Al Fakhriyah dan para Pengurus Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Sulawesi Selatan. Antara lain Dr H Yunus, Sekretaris Pergunu Sulsel.

Kedua, kata Kiai Asep, kalau makan jangan sampai kenyang. “Karena kenyang itu menyebabkan kemalasan dan (datangnya) penyakit,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pergunu itu.

Ketiga, mudawamatul wudlu. Selalu punya wudlu. “Wudlu itu cahaya. Ilmu yang disampaikan guru juga cahaya. Jadi kalau cahaya datang lalu diterima oleh cahaya, mudah menyatu,” kata Kiai Asep.

Keempat, tarkul ma’asyi (meninggalkan atau menjauhi maksiat). “Boleh mencintai orang lain tapi tak boleh bercinta,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa dosa itu beban.

“Dosa itu membebani dirinya,” katanya.

Kelima, qiratul Quran nadlron. Yaitu membaca al-Quran dengan cara melihat tulisan al-Qurannya. “Karena membaca al-Quran bi nadlron itu mengajak berpikir. Bagaimana melafalkan huruf,” katanya sembari mengatakan bahwa baca al-Quran itu harus istiqamah, tiap hari.

Keenam, salat malam. “Banyak hikmah yang kita peroleh lewat salat malam. Permohonan ampun kita mudah diterima,” kata Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, jika permohonan ampunan kita diterima oleh Allah, maka semua permintaan atau hajat kita mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Termasuk permintaan ilmu.

Kiai Asep menyatakan bahwa salat malam yang ia praktikkan sebanyak 12 rakaat dengan enam kali salam. Lalu ditutup dengan tiga rakaat salat witir dengan dua kali salam.

Ketujuh, jangan beli jajan atau makan di luar pondok pesantren. Menurut Kiai Asep, banyak sekali efek negatif jika para santri makan diluar. Selain soal kesucian, kehalalan dan higiniesnya yang kadang diragukan juga menimbulkan aspek sosial kurang bagus.

Kiai Asep memberi contoh. Kalau ada santri beli makan di luar, lalu ada orang melihat tapi tak bisa membeli, karena tak punya uang, maka pasti menimbulkan situasi tak nyaman pada diri orang yang tak mampu membeli itu.

“Makanan yang seperti itu hilang barakahnya,” kata Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat.

Meski demikian, Kiai Asep menyadari bahwa larangan makan di luar bagi para santri itu akan menimbulkan pertanyaan. Misalnya, kalau para santri tak boleh makan di luar, bagaimana dengan aspek sosial pesantren? Apa tidak justru menutup peluang usaha warga sekitar? Padahal pesantren harus memberikan manfaat pada lingkungan sekitar?

Kiai Asep memberikan solusi. “Kalau di tempat kami, pakaian anak-anak (santri) itu dicucikan oleh orang kampung,” kata Kiai Asep. Jadi, ekonomi warga sekitar pesantren justru diberdayakan dengan diberi order cuci pakaian para santri yang jumlahnya mencapai ribuan. 

Kiai Asep mengaku punya 10 ribu santri di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto yang didirikannya. Sedang di Amanatul Ummah Surabaya sebanyak 2 ribu santri.

Karena itu cucian pakaian anak-anak santri itu sangat mendongkrak perekonomian warga di sekitar pesantren Amanatul Ummah.

“700 KK yang menyucikan pakaian para santri,” kata Kiai Asep. 

Kiai Asep berada di Sulsel selama dua hari (Sabtu-Minggu, 15-16/1/2022). Sebelum ceramah di PP Multidimensia Al Fakhriyah, Kiai Asep melantik PW Pergunu Sulsel di Hotel Claro . Kiai Asep ke didamping Ahmad Zuhri, Wakil Sekretaris PP Pergunu dan M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, media nasional yang kantor pusatnya di Jl Cipta Menangal I no 35 Surabaya. (mma)

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO