SIDOARJO (BangsaOnline) - Konstelasi politik mulai memanas jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Kabupaten Sidoarjo yang dilaksanakan akhir tahun 2015 ini. Lawan-lawan politik dari incumbent sudah secara terbuka menampilkan diri dalam silaturahmi menghadapi Pilkada Sidoarjo 2015 bersama kandidat calon bupati yang telah mendaftar melalui Partai Nasdem Sidoarjo, Minggu (05/04).
Hadir kandidat calon bupati (Cabup) M Sholeh dan Abdul Kholik yang diperkenalkan oleh Ketua DPD Partai Nasdem Sidoarjo, Nadjib Martak.
Baca Juga: Sambut Pilbup 2020, NasDem Sidoarjo Gelar Konsolidasi Internal
”Kita akan antar mereka berdua menjadi Bupati Sidoarjo,” ujar Ketua DPD Partai Nasdem Sidoarjo, Nadjib Martak.
Ditegaskan, partainya ingin menjadi pelopor untuk mewujudkan Sidoarjo yang lebih baik dalam Pilkada 2015.
”Saatnya Pilkada 2015 Sidoarjo harus diisi oleh kandidat yang berkualitas dan dipelopori Nasdem,” tandasnya dengan berapi-api.
Baca Juga: KPU Tetapkan Abah Saiful-Cak Nur sebagai Bupati dan Wabup Sidoarjo Terpilih
Sementara itu, kandidat Cabup Abdul Kholiq menegaskan siap menjadi Bupati Sidoarjo dan dirinya berjanji akan membawa lebih maju daripada Surabaya. Alasannya, posisi strategis dan infrastruktur Sidoarjo merupakan halaman dari Jawa Timur. Sehingga, lanjut politisi asal PKB dan mantan wakil ketua DPRD Sidoarjo itu, sangat disayangkan jika potensi tersebut tak termanfaatkan.
”Bandara Juanda adalah pintu gerbang internasional. Besarnya APBD Sidoarjo yang mencapai diatas Rp 3,5 triliun adalah modal besar yang dimiliki Sidoarjo,” ungkapnya.
Cak Kholiq-panggilan akrab Abdul Kholiq, menyampaikan kondisi saat ini harusnya lebih baik bila cara pengelolaan pemerintahnya bisa benar dan tepat. Menurutnya, melalui dana APBD sebanyak Rp 3,5 triliun tersebut, Sidoarjo lebih baik termasuk infastruktur-infastruktur di Sidoarjo.
Baca Juga: PPK, PPS dan TPS dengan Kehadiran Pemilih Tertinggi di Pilkada Sidoarjo Dihadiahi Kambing
”Kita harus bisa membuat Sidoarjo menjadi menarik, menjadi halaman utama bagi Jawa Timur. Jadi, tata ruang kita atur sehingga investor-investor lebih dominan berinvestasi di Sidoarjo,” ujarnya.
Selain itu, Cak Kholiq yang sebelumnya menjadi kader PKB, menyatakan siap menerima segala resiko dari PKB termasuk dipecat karena mencalonkan diri dari parpol lain. Alasannya, apapun partainya yang terpenting bisa menjadikan masyarakatnya lebih baik.
”Partai itu hanya merupakan alat. Yang penting kekuasaan yang diperoleh dari partai tersebut bisa mensejahterakan masyarakat,” imbuhnya.
Baca Juga: Diwarnai Buka Kotak Suara, Rekapitulasi Pilkada Sidoarjo Lancar
Sedangkan Cabup M. Sholeh mengatakan Bupati Sidoarjo mendatang harus dari generasi yang lebih fresh demi kemajuan Sidoarjo menandingi incumbent untuk perubahan Sidoarjo lebih baik.
”Daya dorong perubahan lebih baik akan muncul melaui generasi lebih muda. Seperti bisa kita lihat di Surabaya dengan Risma ataupun Azwar Anas di Banyuwangi. Sidoarjo sudah saatnya yang fresh kalau gak mau tertinggal dengan daerah lain,” ungkapnya.
Sholeh juga menyatakan bahwa empati pemimpin Sidoarjo terhadap persoalan masyarakat sangat kurang. ”Mestinya setiap muncul persoalan dimasyarakat apakah itu banjir, macet dan lainya pemimpin harus hadir bersama masyarakat,” tandas pengacara yang pernah merasakan jeruji besi di masa orde baru ini.
Baca Juga: Hari ini Gelar Rekapitulasi, KPU Undang Panwascam Se-Sidoarjo
Hanya saja, berbekal 1 kursi di DPRD Sidoarjo, maka Partai Nasdem harus melakukan koalisi dengan parpol lain untuk bias mengusung pasangan calon dalam Pilkada di Kabupaten Sidoarjo nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News