Modus Baru Salafi-Wahabi, Gunakan Kitab Kuning Serang Amalan NU

Modus Baru Salafi-Wahabi, Gunakan Kitab Kuning Serang Amalan NU Mukhlas Syarqun. foto: dok. pribadi.

Padahal narasi Kiai Sholah Darat yang dituangkan dalam kitab tersebut obyek pembahasan adalah hukum tentang penggunaan tirkah atau harta waris (yang salah sasaran), termasuk jika digunakan pada acara kenduri 3 atau 7 hari kematian (yang lazim) itu adalah bid'ah munkarot.

Memang demikian dalam kajiah fiqih mawarist, harta tirkah harus dibagi yang berhak. Apalagi ada yatimnya. Jangankan untuk acara 3 atau 7 hari, seandainya disumbangkan ke masjid juga hukumnya haram (bid'ah munkarot)

Penyesatan ta'bir kitab ini juga sering kita jumpai termasuk nukilan ta'bir dalam kitab um karya iman Syafi'i yang mengadakan math'am dalam sekitar acara kematian hukumnya haram.

Ta'bir ini digunakan menyerang amalan an yang lazimnya ada suguhan dan berkat adalah sebagai amalan yang dilarang.

Padahal dua hal yang berbeda math'am. Yang dimaksud oleh Imam Syafi'i adalah semacam pesta pora, sementara acara an adalah mendoakan. Makanan yang disugukan adalah sedekah dan juga ikramul dhuyuf ( menghormat tamu)

Perlu dipahami, acara an dan selametan adalah formulasi sunnah nabi untuk menggeser tradisi niyaha (meratap) dan math'am (pesta pora), diganti dengan doa dan sedekah.

Bukankah doa dan sedekah adalah sunnah Nabi !!

Mukhlas Syarkun adalah Redaktur Majalah Risalah PBNU ( 2006 -2015). Kini Wakil ketua JATMI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'H Muhammad Faiz Abdul Rozzaq, Penulis Kaligrafi Kiswah Ka'bah Asal Pasuruan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO