SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wartawan kondang, Dahlan Iskan, tiba-tiba asyik menulis tentang peristiwa kriminal. Yaitu kasus anak berusia 4 tahun yang disekap oleh ibu dan ayah kandungnya.
Loh? Simak tulisannya di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com pagi ini, Sabtu, 19 Februari 2022. Selamat membaca:
Baca Juga: Dituding Murtad, Dahlan Iskan Jawab dengan Shalat
ANAK kecil disekap. Cewek. Umur 4 tahun. Dia hilang sejak lebih dua tahun lalu. Tidak pernah ditemukan.
Akhirnya ketemu: tiga hari lalu. Disimpan di sebuah bilik kecil di bawah tangga ruang bawah tanah. Masih hidup. Masih baik-baik saja.
Itulah Paislee Joann Shultis, yang ketika ditemukan sudah berumur 6 tahun. Bahkan hampir 7 tahun.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Penghuni rumah itu pun ditangkap. Jadi tersangka penculikan. Tiga orang yang jadi tersangka, salah satunya dituduh merampas masa depan anak.
Yang ditangkap itu suami istri Kimberly Cooper (istri, 33 tahun) dan Kirk Shultis Jr (suami, 32 tahun). Ayah sang suami, duda 57 tahun, juga ikut ditangkap. Mereka dituduh menyembunyikan anak kecil di rumah itu. Lalu menipu polisi berkali-kali.
Polisi sebenarnya sudah sering mencurigai rumah tersebut. Sudah banyak info: di rumah itulah anak kecil tersebut disembunyikan. Polisi juga sudah lebih 10 kali mendatangi rumah tersebut. Tapi pemilik rumah selalu mengatakan tidak ada anak kecil di situ.
Baca Juga: Pemilu Dungu, Pengusaha Wait and See, Ekonomi Tak Menentu
Pernah polisi diizinkan masuk rumah. Tidak menemukan apa-apa. Polisi memang tidak bisa leluasa masuk ke berbagai sudut rumah. Tidak diizinkan. Tanpa izin pemilik rumah, polisi tidak bisa berbuat apa-apa –karena tidak punya surat izin penggeledahan.
Polisi pernah mengusahakan surat penggeledahan itu: selalu gagal. Pengadilan tidak sembarang memberi wewenang polisi untuk menggeledah sebuah rumah. Harus ada bukti sangat kuat.
Minggu lalu polisi mendapatkan bukti kuat itu. Bukan sekadar ''katanya'' lagi. Kemungkinan besar ada yang memotret ketika anak kecil itu terlihat di luar rumah.
Baca Juga: Tiongkok Banjir Mobil Listrik
Pokoknya polisi akhirnya dapat izin pengadilan. Pukul 4 sore seorang polisi berpakaian sipil mengawasi rumah itu –untuk memastikan tidak ada yang kabur.
Dua jam kemudian polisi berseragam dan bersenjata tiba. Hari sudah mulai gelap. Pada musim dingin seperti ini, pada jam seperti itu, New York sudah gelap.
Ini bukan New York kota. Bukan Manhattan atau Brooklyn atau Queen atau Bronx. Lokasi rumah itu di Saugerties, sekitar 200 Km di utara kota New York.
Baca Juga: Siswi SMP Swasta di Surabaya Diduga Kabur Bersama Kekasihnya, Keluarga Lapor Polisi
Negara bagian New York memang luas sekali. Sampai perbatasan Kanada. Air terjun Niagara pun, separonya masuk negara bagian New York –sisi utaranya masuk Kanada.
Rumah persembunyian itu memang di Ulster County yang sepi. Tidak jauh dari hulu sungai Hudson yang bermuara di kota New York. Siapa pun yang pernah jalan darat dari Niagara ke kota New York pasti lewat situ –termasuk saya.
Dengan bekal surat penggeledahan, tuan rumah tidak bisa lagi berkutik. Polisi tidak percaya ketika mereka tetap mengatakan anak kecil yang dicari itu tidak ada di situ. "Mungkin saja anak itu dibawa lari ibunyi ke Pennsylvania," ujar pemilik rumah.
Baca Juga: Hati Rakyat Sulit Dibeli, Partai Penguasa Gagal Menang
Sang duda selalu mengatakan penghuni rumah itu hanya ia sendiri dan anak laki-lakinya yang 32 tahun. Istrinya lari ke Pennsylvania sejak dua tahun lalu. Si anak kemungkinan dibawa sang istri ke negara bagian tetangga itu.
Satu jam lebih polisi melakukan penggeledahan. Tidak juga menemukannyi. Lalu menggeledah ruang bawah tanah. Juga tidak ketemu. Tapi kok ada tempat tidur di ruang bawah tanah itu. Polisi mulai curiga.
Di Amerika ruang bawah tanah memang tidak untuk tidur. Ruang bawah tanah untuk tempat bersembunyi kalau ada bencana –termasuk puting beliung.
Baca Juga: Anak Muda Israel Full Stress
Ruang bawah tanah di rumah teman saya untuk ruang kerja dan meja biliar. Kamar tidur selalu di lantai pertama atau kedua.
Tentu ruang bawah tanah tanpa cahaya –kecuali listrik dinyalakan. Gelap. Polisi pun harus menghidupkan sentolop lebih lama. "Tempat tidur ini seperti sering dipergunakan," ujar polisi.
Polisi pun mengalihkan sentolop ke dinding: ups... ada coretan tidak terlalu jelas. Tapi coretan itu masih bisa dibaca: nama si anak kecil yang lagi dicari. Kecurigaan pun kian besar bahwa si kecil ada di situ.
Baca Juga: Doni Monardo Bekerja Habis-habisan
Tapi di mana?
Tidak ada kejahatan yang sempurna. Polisi mengalihkan sentolop ke banyak arah. Di bawah tangga itu terlihat ada pintu kayu. Lalu ada seperti bagian ujung kain selimut yang terlihat. Polisi mendobrak kayu itu. Terlihatlah ada ujung dua kaki kecil: itu dia.
Di bilik yang amat kecil, gelap dan pengab itulah si kecil ditemukan. Meringkuk bersama seorang wanita.
Wanita itu sendiri adalah menantu si Duda. Berarti suami-istri itu tinggal di rumah ini. Tidak betul bahwa rumah ini hanya diisi dua lelaki.
Dan suami istri ini adalah orang tua kandung anak kecil itu sendiri.
Suami istri itu rupanya pernah bertengkar hebat. Sang suami, menurut media lokal di kota sangat kecil dekat Niagara, pernah ditangkap dalam urusan dengan narkoba.
Pertengkaran suami-istri itu kelihatannya sampai ke pengadilan. Lebih dua tahun lalu. Yakni di pengadilan dekat rumah mereka di Tioga County. Tioga ini masih di negara bagian New York, tapi jauh di bagian barat. Dekat kampus terkemuka Ithaca University. Sedikit ke selatan dari kampus terkemuka lainnya, University Syracuse.
Pertengkaran itu sudah begitu lama.
Peradilan itu juga sudah lebih dua tahun.
Belum ada media yang menelusuri mengapa mereka dulu bertengkar. Seberapa hebat pertengkaran itu. Lalu bagaimana jalannya peradilan.
Yang jelas, waktu itu, pengadilan menyatakan suami-istri ini tidak layak menjadi orang tua Paislee Shultis –berumur 4 tahun saat itu. Shultis masih punya kakak perempuan.
Dua anak itu oleh pengadilan diputuskan: tidak boleh diasuh oleh orang tua mereka. Atau salah satu dari orang tua mereka. Dua anak itu harus diasuh oleh 'orang tua asuh' yang ditunjuk oleh pengadilan.
Begitulah. Dua anak itu dipisah dari orang tua mereka.
Suatu hari, dua tahun lalu, orang tua asuh anak itu melapor ke polisi: anak asuh itu hilang. Yang kecil. Diculik orang. Sedang yang besar aman. Dia sedang sekolah.
Sejak itu polisi di Tioga County sibuk mencari anak hilang itu. Tidak menemukannyi. Demikian juga polisi di kota-kota lain di seluruh negara bagian New York.
Polisi juga mencari ibu kandung anak kecil itu. Juga tidak bisa menemukan.
Rupanya anak kecil itu diculik oleh ibunyi sendiri. Lalu dibawa lari sejauh 200 Km ke arah timur. Ke arah rumah mertuanyi yang lagi berstatus duda. Ternyata sang suami yang dulu bertengkar hebat itu juga ada di rumah itu.
Berarti suami istri ini sebenarnya sudah rukun kembali. Sekalian menemani ayah mereka yang sendirian. Ditambah si kecil yang mereka rindukan.
Sebenarnya perkara ini justru sudah selesai tanpa hukum ikut campur. Tapi hukum sudah telanjur masuk. Tetap saja di mata hukum sang ibu telah melakukan perbuatan kriminal: menculik anak –meski itu anak kandungnyi sendiri. Dan suami dianggap melakukan perbuatan kriminal karena menyembunyikan penculik –yang itu adalah istrinya sendiri. Dan sang duda juga dianggap melakukan perbuatan pidana karena berbohong: si anak tidak di situ dan ibunyi si anak juga tidak di situ.
Saya kok jadi asyik menulis kriminalitas di New York. Ini karena saya harus tahu diri: tidak akan bisa mengalahkan DWO –Djono W Oesman. DWO tiap hari menulis dengan asyiknya kriminalitas di dalam negeri. Yakni di Harian Disway –yang kelak juga akan selalu muncul di Disway National Network (DNN).
Ada tuduhan lain untuk tiga orang itu: mereka dianggap merampas kemerdekaan anak. Si kecil memang belum sekolah. Juga tidak pernah dibawa ke dokter. Di Amerika anak kecil harus selalu dibawa ke dokter: diperiksa gigi, mata, gizi, dan seterusnya.
Mungkin polisi akan mengajukan bukti telak bahwa anak itu telah tertekan selama disembunyikan. Dia juga belum bisa membaca. Belum bisa menulis.
Ketika dibawa dari rumah persembunyian itu –untuk dikirim ke orang tua asuh agar bersatu dengan kakaknyi– anak itu terus terdiam seperti tertekan. Tapi begitu melewati McDonald anak itu berteriak gembira. Polisi pun membalikkan mobil untuk masuk ke drive-through. Si anak terlihat begitu bahagia dengan McDonaldnyi.
Sampai kemarin tiga orang tersangka itu masih tidak mau mengaku salah. Saya bisa membayangkan bagaimana jalannya pengadilan nanti.
Kalau saya jadi hakimnya: mereka sudah saya bebaskan sebelum peradilan dimulai. Saya juga memutuskan: si kakak juga harus dikembalikan ke ibu kandungnyi.
Persoalannyi: bagaimana kalau si adik sangat senang hidup bersama si kakak, dan si kakak sudah sangat senang dengan orang tua asuhnyi. (Dahlan Iskan)
Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.
Komentar Pilihan Disway*
Edisi 18/2: Tiga Periode
Pat Kay
Cie...cie..... Abah lagi baper kayaknya.... Tulisan nya kayak cewek patah hati trus di tawari laki2 lain pilihan orang tuanya.... Pasrah....... He...he
Juve Zhang
Orang hebat tidak lahir setiap tahun, lihat Rusia punya Putin yg bolak balik jadi presiden dan PM supaya tidak melanggar UU . Dibawah Putin Rusia benar benar hebat, duit masuk banyak dari Tiongkok dan Jerman, senjata no.1 di Dunia. Lihat Xi JP juga hebat, kemiskinan dituntaskan, Jack Ma yg rakus di berangus, tahap suapan duit , akhirnya Xi diperpanjang terus. Jokowi di puja puji rakyat tetangga mereka bilang ini lah pemimpin hebat Indonesia.mereka iri ingin punya sekelas Jokowi. Baru kali ini rakyat tetangga memuji Presiden tetangga. Mungkin ada tujuan mulia lain yaitu Indonesia diam diam sedang riset Rudal Hipersonik dengan menyatukan BRIN .????? selanjutnnya terserah pak Jokowi mau atau tidak.jadi Presiden baik itu melelahkan. Bukan asal bapak senang.jaman dulu.
Pryadi Satriana
Seperti bisikan iblis: menarik tapi menjerumuskan ... Seperti ungkapan frustasi "pemuda 70 th": terus mencari-cari makna hidup tapi nggak ketemu-temu ... Wis to Bah, apa sing ana disyukuri wae, ora usah neka-neka ... "Dikunci mati?" Hi..hi.., lebay tenan wong iki! Lagi "sumpek" mestine wiridan, ora "nglantur" koyok ngene, Bah. Salam.
Mbah Mars
Demi kebaikan negeri tercinta kita melakukan amandemen banyak konstitusi. Semua pejabat negara ditambah 5 tahun masa tugasnya. Thok…thok…thok !!! (Gemuruh tepuk tangan) Lurah, bupati, gubernur, presiden dan wakil presiden semua ditambah 5 tahun. Demikian juga anggota DPRD tingkat II dan I, DPR, MPR, DPD. Para rektor, menteri, direktur BUMN juga dapat bagian. Tentara, polisi dan para PNS bisa diatur agar kecipratan rejeki juga. Beres. Jabrik: “Kita yang pengangguran dapat apa Hak ?” Mohak:”Lha embuh Brik. Gak tahu nasib jomblo pengangguran macam kita” Mbah Koplak:”Tenang saja, masa nganggur dan jomblomu ditambah 5 tahun juga” Jabrik dan Mohak:”@!$%^&**&^%$#@”
Kopi Toraja
Selama masih ada semboyan Wani Piro di Indonesia; selama mental orang masih bisa dibeli maka kebijakan masih bisa diubah, itulah salah satu penyebab Indonesia belum maju, bukan karena kita tidak pintar tapi karena mental rakyat dan pejabat kita masih bisa "WANI PIRO". Pak Dahlan tolonglah sentil mendikbud kita bagaimana caranya hapus semboyan itu. Mengajar matematika itu lebih mudah daripada mengajari anak untuk antri, dan tidak mengambil yang bukan haknya.
Disway 1710186
Mungkin bukan tiga periode, tapi sesuai saran Pak Meninves, pilpresnya ditunda aja dua tahun hahaha
Sadewa
Test the water, sudah sering dilakukan, mulai dari UU KPK, UU CILAKA, nah sekarang dengan wacana TIGA PERIODE. Semoga Kita bisa sama-sama belajar dari sejarah, belum sampai ribuan tahun, baru puluhan tahun yg lalu. Siapa yang menyangka Soekarno sang proklamator itu bisa diturunkan pun demikian dengan Soeharto yang begitu kuat, didukung 80% suara Golkar, akhirnya turun dengan mengenaskan. Gusdur adalah contoh lainnya. Apakah semua itu belum cukup ? Sepanjang pemilu saya tidak pernah memilih Partai Demokrat. Namun honestly, Indonesia berterima kasih kepada SBY, yg memberikan contoh bahwa berkuasa ada masanya, bahwa pengalihan kekuasaan pun bisa dilakukan dengan smooth. Mitos bahwa pengalihan kekuasaan di Indonesia selalu dengan huru-hara akhirnya dapat dipatahkan. Pemerintah dan partai penguasa sekarang sedang diuji, apakah ingin melanggengkan kekuasaan atau mendelegasikan kepada penerusnya dengan prestasi & kewibawaan. Soekarno pernah mengatakan "Kekuasaan seseorang presiden sekalipun ada batasnya, karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa,"
CecepS
kl salah satu alasannya adalah kepastian kontinyuitas program2 Jokowi utamanya IKN .. krn ini bisa dimangkrakan ... maka 3 periode itu jalannya terlalu melingkar dan bisa gegeran krn banyaknya demo .. jalan yang dingin .. adem adalah dg menjodohkan Prabowo capres dg Jokowi cawapres .. potensi menang nya tinggi .. tidak perlu merubah UUD dan UU .. cukup kelegawaan pak Jokowi untuk jadi wapres .. .. kemungkinan di periode 2024 2029 akan ada politisi senior yang wafat .. dan ini akan memuluskan jalan alih generasi ... Anies lanjut di dki .. RK lanjut di jabar .. Eric lanjut jd mentri .. Sandi jg lanjut jd mentri .. dan 2029 silahkan kalian bertarung ..
Garis Lurus
Presiden Jokowi masih punya akhlak yang baik dan tak mau meninggalkan warisan sejarah yang buruk,Beliau tak berambisi menjegal putra putri Indonesia yang terbaik untuk menjadi presiden selanjutnya.Percayalah
*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News