Lailatul Ijtimak ke-5, Kiai Asep Beri Beasiswa S1, S2, S3 di 34 Provinsi, 514 Kota dan Kabupaten

Lailatul Ijtimak ke-5, Kiai Asep Beri Beasiswa S1, S2, S3 di 34 Provinsi, 514 Kota dan Kabupaten Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat memimpin Istifghatsah dalam acara Lailatul Ijtimak di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Ahad (19/6/2022) malam. Foto: mma/bangsaonline.com

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Lailatul Ijtimak, Ngaji Hikam dan Aswaja yang diinisiasi Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA memasuki episode ke-5. Acara yang diselenggarakan Pengurus Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu digelar di kediaman Ning Imah, salah satu putri , di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Ahad (19/6/2022) malam.

Dalam acara yang digelar rutin setiap bulan itu mengumumkan beasiswa yang akan diberikan kepada para kader NU di seluruh provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia.

“Jadi setiap kabupaten satu beasiswa. Jumlah kabupaten dan kota di Indonesia kan 514. Berarti 514 beasiswa,” kata yang ketua umum PP Pergunu.

Lalu ditambah beasiswa untuk provinsi. “Jumlah provinsinya 34. Setiap provinsi satu beasiswa. Berarti 34 beasiswa,” kata . Berarti jumlah total 548 beasiswa.

Yang menarik, beasiswa itu tidak hanya program S1, tapi juga S2 dan S3. Bahkan Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu minta agar program yang dipilih merata. Mulai S1, S2 hingga S3.

“Jangan hanya S1 atau S2 saja. Tapi semua. Merata,” kata putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU asal Leuwimunding Majalengka Jawa Baraat itu.

Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) yang didirikan kini memang sudah memiliki program lengkap. Mulai S2, S2 hingga S3. Bahkan mahasiswanya tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga negara-negara asing. Antara lain, Mesir, Afghanistan, Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia dan beberapa negara lain.

dikenal sebagai ulama ahli pendidikan. Kiai miliarder tapi dermawan itu sukses mendirikan pondok pesantren dalam waktu singkat dan memiliki banyak santri. Bahkan para santrinya banyak yang berprestasi dan diterima di berbagai perguruan tinggi favorit, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Banyak kepala daerah dan pengelola lembaga pendidikan melakukan studi banding ke Amanatul Ummah. “Beberapa hari yang lalu Wali Kota Singkawang datang bersama DPRD dan Kepala OPD-nya,” kata .

Bahkan, tutur , Wali Kota Singkawang yang bernama Tjhai Chui Mie itu menawarkan hibah tanah seluas 4 hektar. Tapi mengaku belum mengiyakan. Sebab tanah itu harus dipertanggungjawabkan.

“Di Kalimantan Barat saya dapat hibah tanah 10 hektar,” kata . Tanah itu akan dibangun masjid dan pondok pesantren.

Acara Lailatul Ijtimak itu diawali yang dipimpin langsung . Kemudian pengajian Aswaja yang disampaikan Dr KH Abdul Hamid Pujiono dari Jember.

Menurut , acara Lailatul Ijtimak itu untuk NU. "Agar mudawamah dan berkembang," kata sembari mengatakan bukan hanya berkembang dalam kerangka tapi dalam isi atau substansi yang berupa keikhlasan.

mengungkap awal para kiai mendirikan NU. "Saat itu Abah saya (KH Abdul Chalim, Red) yang menulis surat untuk undangan Komite Hijaz. Konsepnya dari Kiai Abdul Wahab yang ditulis bersama dengan Abah saya," kata .

Saat menulis surat itulah, tutur , Kiai Abdul Chalim memberi masukan kepada Kiai Abdul Wahab Hasbullah."Apa tidak ada tujuan kemerdekaan dalam undangan itu.  Lalu dijawab oleh Kiai Wahab, tentu itu yang paling utama," kata

Menurut , semua proses yang dilakukan Kiai Abdul Wahab Hasbullah dan Kiai Abdul Chalim itu dalam bimbingan dan pantauan Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari.

Jadi, tutur , NU didirikan untuk Aswaja dan juga untuk tujuan kemerdekaan RI saat itu. "Ini yang dibawa kemana-mana oleh Pergunu," kata .

Karena itu berharap dalam Pilpres 2024 nanti Allah SWT mengirimkan seorang presiden, terutama kader NU tulen, yang bisa menjalankan amanat Komite Hijaz yaitu: Indonesia yang maju, adil dan makmur.

Dalam acara itu juga memberikan pengajian Kitab Al Hikam karya Syaikh Ibnu Athaillah As-Sakandari. 

Lalu disusul pengumuman Warta Pergunu yang disampaikan Akhmad Zuhri, salah satu Sekretaris PP Pergunu. Dosen UIN Sunan Kalijaga itu mengumumkan beberapa agenda Pergunu. Dintaranya agenda sebagai ketua umum PP Pergunu ke Jakarta dan karya M Mas'ud Adnan berjudul Kiai Miliarder Tapi Dermawan di Sulawesi.

Acara itu ditutup dengan doa yang dipimpin langsung secara bergantian oleh KH Muhammad Roziqi (ketua Baznas dan DMI Jawa Timur), KH Sujak (kepala Dewan Pengelola Masjid Nasional Al Akbar), KH Abdul Rohim Zulqornain (penceramah), KH Muchlis Muhsin (pengasuh PP Anwar Bangkalan), Habib Salim (mantan wakil bupati Probolinggo) dan Kiai Nashid serta Kiai Sholeh dari Madura. (mma) 

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO