Tanpa APD, Jaka Jatim Pertanyakan Penyuntikan Vaksin PMK di Sampang

Tanpa APD, Jaka Jatim Pertanyakan Penyuntikan Vaksin PMK di Sampang Petugas vaksinator saat menyuntikkan vaksin PMK ke sapi tanpa menggunakan APD. Foto: MUTAMMIM/BANGSAONLINE

SAMPANG, BANGSAONLINE.com - LSM Jaringan Kawal (Jaka) Jawa Timur (Jatim) Korda Sampang mempertanyakan penyuntikan vaksinasi yang dilakukan dinas pertanian dan kesehatan pangan (Disperta-KP) setempat. Pasalnya, tim vaksinator yang bertugas di setiap kecamatan tidak memakai alat pelindung diri (APD) saat menyuntikkan vaksin ke sapi.

"Sepertinya, APD seakan tidak diutamakan oleh tim vaksinator. Padahal, itu bisa menyebabkan penularan melalui manusia atau peralatan," kata Sekertaris Jaka Jatim Korda Sampang, Mohammad Hakim, Senin (27/6/2022).

Ia menganggap jika petugas kesehatan hewan yang dikerahkan Disperta-KP Sampang tidak menggunakan APD itu percuma saja. Sebab, penularan sangatlah mudah.

"Kami, Jaka Jatim mendesak agar Disperta-KP Sampang membuat SOP penanganan , antara lain pengobatan sapi yang terinfeksi atau penyuntikan vaksinasi tanpa menggunakan APD," tuturnya.

Selain itu, lanjut Hakim, patokan harga penanganan di Sampang yang dibebankan kepada peternak bervariasi. Oleh karena itu, pihaknya menyinggung ke mana bantuan obat-obatan yang didistribusikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) bulan lalu ke Jawa Timur.

"Dalam keterangan Kementan, Jawa Timur termasuk daerah kedua yang menerima obat-obatan. Sedangkan di Sampang penanganan masih dibebankan ke peternak," ungkapnya.

" di Sampang terus menyerang ke hewan ternak sapi, kasus terinfeksi terus bertambah, kasus kematian sapi juga terus bertambah. Tetapi, solusi pengobatan secara gratis belum ada," imbuhnya.

Menurut dia, penanganan secara gratis sangatlah dinanti masyarakat Sampang. Sebab, memelihara sapi bagi masyarakat yang notabene petani adalah tabungan, dan jika sapi yang dipelihara mati karena berarti pemerintah tidak sigap, sedangkan pemerintah tidak mengganti jika tidak terdaftar di asuransi.

"Jangan nunggu mati dulu baru kemudian mendistribusikan obat-obatan," ujarnya.

Sementara itu Kabid Peternakan Disperta-KP Sampang, Hendra Gunawan, mengaku tidak tidak mengetahui secara pasti tentang SOP penanganan dan APD.

"Kalau mau menanyakan tentang SOP (penanganan dan APD) dipersilakan ke pak kepala dinas saja," tukasnya. (tam/mar)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO