BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Kebocoran sumur SKW# 21 di Pad A, Joint Operating Body Pertamina - Petrochina East Java (JOB P-PEJ) yang menimbulkan bau tidak sedap akhirnya sudah teratasi. Warga sekitar pun saat ini sudah beristirahat dirumahnya masing-masing dengan tenang.
Kebocoran gas itu terjadi saat kegiatan survey tekanan dasar sumur SKW# 21 di lokasi tapak sumur Pad A. Walaupun warga mencium bau tidak sedap, namun tidak terdeteksi gas H2S yang melebihi ambang batas.
Baca Juga: Dorong Petani Mandiri, EMCL Adakan Program Sekolah Lapang Pertanian
Senior Supervisor Security and Public Relations Operator Blok Tuban, JOB P-PEJ, Yoga S. Utomo, mengatakan, dari delapan belas warga Desa Ngampel, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro yang mengeluh dengan bau tidak sedap itu langsung ditangani oleh dokter JOB P-PEJ.
"Warga sudah kembali ke rumah masing-masing. Sementara delapan belas warga yang mengeluh mual saat berkumpul di balai desa langsung ditangani dokter JOB PPEJ," ujarnya, Sabtu (25/4/2015).
Sementara, dua warga RT 01 Desa Ngampel, yakni Sokran dan Mbah Semi dirujuk ke Rumah Sakit Ibnu Sina. Sokran sudah kembali pulang sementara Mbah Semi masih dirawat karena kondisi kesehatannya lemah.
Baca Juga: APBD Bojonegoro Bisa Rp 7,5 Triliun, Sayang Bupati-Wakil Bupati Bertengkar depan Publik
“Selain itu Mbah Semi juga lumpuh. Sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan Mbah Semi tetap dirawat,” tambah Yoga.
Yoga menjelaskan, setelah diberikan penjelasan bahwa kondisi kebocoran sudah dapat ditangani, warga kemudian langsung pulang ke rumah masing-masing. “Situasi normal kembali. Warga kembali pulang ke rumah," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, kegiatan pengeboran minyak dan gas bumi (migas) di Sumur SKW#21 di lokasi tapak sumur Pad A, Blok Tuban, Lapangan Sukowati mengalami kebocoran yang menyebabkan bau tidak sedap.
Baca Juga: SMAN 1 Tuban Juarai Kompetisi Student Company Regional EMCL
Warga yang mencium bau tak sedap itu kemudian langsung berkumpul di titik aman, yakni di Balai Desa setempat. Kejadian berlangsung singkat. Ini berkat drill PKDB yang dilaksanakan secara reguler bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Bojonegoro.
"Jika mereka tidak terlatih, atau kita tidak lakukan drill PKDB secara reguler, tentunya incident kemarin malam akan berakibat lain yang mungkin akan lebih tinggi severitynya dan banyak korban bukan karena incident itu sendiri tetapi karena panik," ujar Yoga.
Bau kebocoran gas itu terbawa angin kearah selatan (Desa Ngampel,red). Warga mulai mencium bau tak sedap sekitar pukul 19.45 WIB.
Baca Juga: 200 Pemuda Ring 1 Blok Cepu Gelar Demo, Ini Beberapa Tuntutannya
"Yang jelas kondisi sudah terkendali. Adanya kebocoran sudah teratasi dan tidak berkembang," kata Kapolres Bojonegoro AKBP Hendri Fiuser.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News