menurutnya, sosialisasi dan edukasi dilakukan puskesmas untuk mengajak masyarakat agar tidak BABS melalui sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Di situ, petugas memberikan pengarahan dan informasi yang ditimbulkan dari BABS, seperti pencemaran lingkungan dan dapat menjadi sumber penyakit.
Dinkes juga telah melakukan higiene sanitasi kepada lingkungan masyarakat. Hal itu, dilakukan oleh tim PKK, kader posyandu dan adanya keikutsertaan Babinsa dan Bhabinkamtibmas desa.
"Kita juga telah lakukan monitoring dan verifikasi pasca pemicuan. Harapannya masyarakat bisa tergerak untuk membangun jamban, sehingga ada komitmen terbangun," katanya.
Ratna juga mengatakan, demi membangun komitmen, desa-desa akan bersinergi dan koordinasi dengan puskesmas setempat.
"Setelah itu, tim dinkes dan puskesmas akan melakukan verifikasi dan peninjauan langsung untuk memastikan layak atau tidak menjadi desa ODF," sambung Ratna.
Terakhir, pihaknya berharap masyarakat Tuban tidak lagi BABS. Kalau pun tidak punya jamban, masyarakat bisa sharing atau numpang ke tetangga dan memanfaatkan fasilitas yang telah dibangun oleh pemerintah.
"Manfaatkan sarana yang sudah ada, seperti WC umum dan IPAL atau septic tank komunal yang sudah tersedia di setiap desa," pungkasnya. (gun/sis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News