KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Perajin tempe dan tahu di Kota Pasuruan mulai resah karena harga kedelai terus meningkat sejak dua bulan terakhir. Bila harga bahan baku terus melejit, mereka bakal menaikkan harga tempe atau memperkecil ukuran tempe agar tetap bisa produksi.
Salah satu perajin tempe di Kelurahan Pekuncen, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, Zainul Muttaqin (43), mengaku terus melakukan produksi, meski harga kedelai semakin tinggi sejak pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM.
Baca Juga: CCEP Indonesia Dorong Transisi Energi Berkelanjutan Melalui Peresmian PLTS ATAP di Jatim
"Sebelumnya, harga kedelai hanya Rp12 ribu. Namun saat ini melonjak drastis dengan harga Rp15 ribu per kilogramnya. Kenaikan harga kedelai membuat kami (perajin) menyiasatinya dengan mengurangi ukuran tempe agar omzet tak merosot, dan tetap memproduksi serta melayani permintaan pelanggan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (6/11/2022).
Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Pasuruan, Yanuar Afriansyah, mengatakan jika saat ini harga kedelai belum menunjukkan penurunan harga yang signifikan. Pihaknya masih akan berkomunikasi dengan Pemprov Jawa Timur terkait naikknya harga kedelai ini.
“Saya dapat keluhan dari perajin tempe dan tahu kalau harga kedelai masuk level mahal. Untuk itu, mereka berharap agar pemerintah bisa segera menstabilkan harga kedelai agar konsumen tak banyak yang mengeluh,” kata Yanuar. (par/mar)
Baca Juga: Tinjau Pesisir Pasuruan yang Terdampak Puting Beliung, Pj Gubernur Jatim Instruksikan Perbaikan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News