KAIRO, BANGSAONLINE.com - Salah satu agenda penting Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, selama di Mesir adalah silaturahim pada ulama-ulama besar yang diyakini sebagai waliyullah. Salah satunya adalah Syaikh Abdul Aziz Sahawi, Imam Madzhab Syafi'i yang otoritasnya diakui semua ulama Mesir.
Syaikh Sahawi berdomisili di Kota Al Mahallah Al Kubra atau El-Mahalla El-Kubra yang biasa disebut El-Mahalla, Provinsi Gharbiya, Mesir.
Baca Juga: Dihadiri Khofifah dan Diimami Syaikh Fadhil, Jenazah Prof Ridlwan Nasir Dishalati Ribuan Jemaah
Kiai Asep sangat terkesan terhadap Syaikh Sahawi, baik karena keluasan ilmunya maupun ketinggian akhlaknya.
"Beliau ulama besar yang akhlaknya sangat tinggi dan luar biasa," kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE sepulang silaturahim ke Syaikh Sahawi, Selasa (10/1/2023) malam waktu setempat.
Di antara kemuliaan akhlaknya adalah makan sisa makanan para tamunya.
Baca Juga: Penjelasan Kiai Asep soal Protes Kades Terhadap Bantuan Keuangan Desa 2025
Pantauan BANGSAONLINE, beberapa saat ketika Kiai Asep dan rombongan tiba, Syaikh Sahawi terus mengucapkan marhaban - sesuai tradisi orang Arab. Syaikh Sahawi lalu mempersilakan Kiai Asep dan rombongan ke ruangan khusus. Di ruangan itu ada rak buku yang penuh kitab. Diantaranya Kitab Al Umm karya Imam Muhammad Bin Idris As Syafi'i. Kitab itu terdiri dari 4 jilid dengan format besar-besar.
Tampak Syaikh Abdul Aziz Sahawi (pegang tongkat), Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, Syaikh Ala' Naim (bersurban pakai kacamata) dan Prof Mas'ud Said (paling kiri) foto bersama. Foto: BANGSAONLINE
Namun karena tempatnya tak muat sebagian rombongan Kiai Asep dipersilakan menempati ruangan lain.
Baca Juga: Diikuti para Mahasiswi Asal Filipina, Peserta Pengajian Kitab Kiai Asep di UAC Membeludak
Di ruangan khusus itu tinggal Kiai Asep dan istrinya, Nyai Hj Alif Fadhilah serta putrinya, Ning Juwairiyah atau Ning Ria yang kini kuliah S2 di Universitas Al Azhar Mesir.
Ikut mendampingi Kiai Asep adalah Dr KH Mauhibur Rohman (Gus Muhib), menantu Kiai Asep yang kini Rektor Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC), Prof Mas'ud Said, Direktur Pascasarjana Unisma, Dr Eng Fadly Usman, Warek IKHAC dan CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE, M Mas'ud Adnan.
Di ruangan itu juga ada Syaikh Ala' Naim, ulama muda Mesir yang ceramahnya sangat digandrungi anak muda Mesir.
Baca Juga: Masa Libur Santri Amanatul Ummah Beda dengan Pondok Lain, Prof Kiai Asep Punya Dua Alasan Menarik
Syaikh Ala' Naim sengaja mengantar Kiai Asep ke Syaikh Sahawi karena Kiai Asep sempat singgah di tempat mengajarnya di kawasan Aleksandria Mesir, setelah silaturahim ke Syaikh Abdul Baits Kattani. Kiai Asep bahkan diminta oleh Syaikh Ala' Naim untuk memberikan ceramah kepada para mahasiswa asal Indonesia yang menjadi santri Syaikh Ala' Naim.
"Guru saya mengajarkan kepada saya agar mengantar tamu sampai ke kendaraanya. Tapi kalau bisa mengantar sampai ke tempat tujuannya," kata Syaikh Ala' Naim yang akhlaknya memang luar biasa. Karena itu ia ikut mengantar Kiai Asep ke kediaman Syaikh Sahawi di El Mahalla.
Padahal jarak Aleksandria ke kediaman Syaikh Sahawi di El Mahalla sangat jauh. Yaitu 152 KM dan makan waktu perjalanan sekitar 2 jam 35 menit.
Baca Juga: Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto Undang Said Aqil di Seminar Nasional Tasawuf
Tak lama kemudian keluarga Syaikh Sahawi menjamu Kiai Asep dan rombongan. Menunya tentu khas Mesir.
Namun menu utamanya nasi putih. Lauk pauknya beragam. Tapi khas Mesir.
Syaikh Sahawi tak ikut makan.Syaikh Sahawi justru sibuk mengatur dan melayani bersama keluarganya.
Baca Juga: KH Said Aqil Siradj Hadiri Acara Syukuran Sederhana Kemenangan Gus Barra-Rizal di Pilbup Mojokerto
Yang menarik, Syaikh Salawi terus menambahkan lauk pauk ke piring para tamunya yang sudah berisi nasi putih. Bahkan meski ditolak dengan minta maaf tapi lauk pauk itu terus ditambahkan.
Akibatnya lauk pauk itu menumpuk di masing-masing piring para tamunya.
Di piring BANGSAONLINE ada sekitar 10 lauk pauk menumpuk. Tentu saja perut tak muat. Tapi tetap saja ditambahi terus.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
"Ini dari Maulana harus dimakan habis," kata Syaikh Ala' Naim yang tampak sudah akrab dengan keuarga Syaikh Sahawi. Yang dimaksud Maulana adalah Syaikh Sahawi.
BANGSAONLINE sempat bertanya-tanya dalam hati, apa ini tidak mubadzir. Sebab tradisi makan di Indonesia, sisa makan orang atau tamu selalu dibuang ke sampah.
Ternyata dalam keluarga Syaikh Sahawi sebaliknya. Sisa makanan para tamu, terutama lauk pauknya, diambil satu persatu lalu dimakan oleh Syaikh Sahawi dan keluargarnya.
Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029
Tampak Syaikh Sahawi duduk bersama beberapa keluarganya di kursi mengitari meja di ruangan lain, lalu makan sisa makanan Kiai Asep dan rombongan.
Syaikh Abdul Aziz Sahawi menggandeng M Mas'ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE saat foto bersama. Foto: BANGSAONLINE
Memang Syaikh Sahawi tidak makan saat Kiai Asep dan rombongan makan. Syaikh Sahawi hanya fokus melayani Kiai Asep dan rombongan.
"Akhlak dan penghargaannya terhadap tamu luar biasa," kata Kiai Asep.
Tak hanya itu. Syaikh Sahawi juga menuntun satu persatu tamunya ke tempat cuci tangan dan toilet. Juga menunjukkan lap tangan atau serbet kepada semua tamunya.
Setelah para tamunya selesai makan dan cuci tangan bahkan ke toilet, barulah Syaikh Sahawi makan. Ya makan sisa para tamunya. Yakni sisa makan Kiai Asep dan keluarganya.
Yang juga luar biasa, Syaikh Sahawi juga mengantar Kiai Asep ke Kairo. Alasannya karena ada waktu mengajar. "Padahal jaraknya sangat jauh," kata Kiai Asep.
Ya, jarak antara Al Mahallah Al Kubra dengan Kairo sekitar 117 KM atau jarak tempuh 2 jam 21 menit.
Menurut Gus Muhib, Syaikh Sahawi memang luar biasa. Selain menjadi kiblat madzhab Syafi'i yang dianggap otoritatif di Mesir juga sangat disegani dan dihormati para ulama Mesir.
"Semua ulama Mesir mengakui otoritasnya. kata Gus Muhib. (MMA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News