Hampir setiap bertemu saya Gus Sholah memberi informasi tentang perkembangan Unhasy yang baru dipimpinnya.
Mahasiswa Unhasy juga melonjak drastis sejak Gus Sholah memimpin perguruan tinggi yang diresmikan Menteri Agama RI KH Ahmad Dahlan pada 22 Juni 1967 itu. Infonya, Unhasy menjadi perguruan tinggi terbanyak menerima mahasiswa baru di seantero Jombang. Kini tak kurang 6.000 mahasiswa kuliah di Unhasy.
Sejak Gus Sholah menjadi rektor, perguruan tinggi yang didirikan KH Yusuf Hasyim itu memang langsung sehat secara ekonomi dan manajerial.
Nah, kemampuan manajerial dan leadership yang handal itulah kemudian menginspirasi banyak para kiai NU, terutama para ketua PCNU dan ketua PWNU. Mereka minta kesediaan Gus Sholah menjadi ketua umum PBNU. Para kiai NU berharap sucsess story Gus Sholah memimpin Pesantren Tebuireng bisa dipraktikkan di PBNU.
Namun yang paling utama tentu karena faktor akhlak dan moralitas Gus Sholah yang bersih, disamping kejujurannya.
“Gus Sholah itu satu-satunya tokoh nasional yang clean and clear,” kata KH Hasyim Muzadi, ketua umum PBNU dua periode itu di depan para kiai ketua PWNU seluruh Indonesia dalam suatu pertemuan.
Semula banyak orang tak menyangka Gus Sholah akan menjadi leader sekaligus menejer pesantren handal. Maklum, putra KH A. Wahid Hasyim, salah satu tokoh perumus Pancasila, itu sejak muda lebih banyak hidup “diluar” pesantren. Gus Sholah adalah insinyur lulusan ITB Bandung.
Bahkan Gus Sholah sendiri mengaku tak menyangka akan menjadi pengasuh pesantren Tebuireng. Adik Presiden RI keempat, KH Abdurrahman Wahid, itu bercerita kepada saya. Atau lebih tepatnya kepada beberapa orang, termasuk saya.
Suatu ketika, tutur Gus Sholah, Mbah LIem – nama lengkapnya KH Muslim Rifai Imampuro – pendiri Pondok Pesantren Al-Muttaqin Pancasila Sakti, Klaten Jawa Tengah, mengatakan bahwa kelak Gus Sholah akan menjadi pengasuh Pesantren Tebuireng.
“Sampean (Gus Sholah) nanti jadi pengasuh Pesantren Tebuireng dan Gus Dur jadi presiden RI,” kata Mbah Liem kepada Gus Sholah. Saya mendengarkan serius cerita Gus Sholah.
Sebagai tokoh rasional, apalagi latar belakang pendidikannya eksak, insinyur, tentu Gus Sholah tak percaya. “Dari mana logikanya,” kata Gus Sholah.
Lagi pula saat itu Gus Sholah sudah hidup mapan di Jakarta. Beberapa kali menjabat jabatan penting. Diantaranya Wakil Ketua Komnas HAM, Ketua PBNU dan jabatan lain, terutama terkait latar belakang pendidikan sebagai arsitek.
Tapi faktanya ramalan Mbah Liem terbukti. Pada 13 April 2006 Gus Sholah resmi mendapat amanah sebagai sebagai pengasuh Pesaantren Tebuireng. Dan Gus Dur juga benar-benar jadi Presiden RI keempat menggantikan Presiden BJ Habibie.
Mbah Liem memang terkenal sebagai waliyullah. Setidaknya banyak warga NU percaya terhadap kewalian Mbah LIem.
Tapi suatu saat Mbah Liem minta uang pada Gus Dur. Loh, masak sih? Gimana ceritanya? Sabar. Baca saja tulisan M Mas'ud Adnan selanjutnya di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE. (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News