Legacy Gus Sholah, Ramalan Mbah Liem dan Satu Abad NU

Legacy Gus Sholah, Ramalan Mbah Liem dan Satu Abad NU Dr (HC) Ir KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah). Foto: tribun jatim

Oleh: M Mas’ud Adnan --- JOMBANG, BANGSAONLINE.com – Dalam jangka waktu tak terlalu lama, hari wafat KH Salahuddin Wahid (), pengasuh Pesantren (2006-2020), diperingati dua kali. Semuanya berlangsung khidmat dan penuh makna.

Pertama, acara 1.000 hari wafat . Acara itu diperingati di halaman Rumah Sakit Hasyim Asy'ari di kawasan Pesantren Jombang yang baru didirikan . Acara itu digelar pada Sabtu (29/10/2022). Menkopolhukam Prof Dr Mahfud MD hadir memberikan taushiah. Sementara Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr Emil Elestianto Dardak memberikan sambutan. Dalam acara haul yang dihadiri para kiai itu hadir Nyai Hj Farida Salahuddin Wahid, istri bersama keluarga, para ustadz dan ustatadzah Pesantren . Gus Ipang, putra tertua, menyampaikan sambutan mewakili keluarga. 

Kedua, haul diperingati pada 2 Februari 2023. Sangat khidmat. Para santri dan alumni Pesantren secara kompak mengaji untuk cucu pendiri NU Hadratusyaikh KH Muhammad Hasyim Asy'ari itu.

Nah, untuk mengenang dan meneladani akhlak serta sucsess story , CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE, M Mas'ud Adnan, yang juga alumnus Pesantren menulis kenangannya bersama . Untuk pembaca: Selamat menikmati:

Tanpa terasa sudah tiga tahun meninggalkan kita. wafat pada 2 Februari 2020.

Nama lengkapnya Salahuddin Al-Ayyubi. Namun - seperti yang nama lengkap Abdurrahman Ad-Dakhil - lebih suka menempatkan nama ayahnya: KH Abdul Wahid Hasyim - di belakang namanya. selalu menulis namanya: Abdurrahman Wahid.

Begitu juga , menulis namanya Salahuddin Wahid. Terutama dalam tulisan-tulisannya di media massa. Kakak-adik itu memang sama-sama penulis produktif dan berwawasan luas.

Banyak legacy atau peninggalan monumental . Baik berupa bangunan fisik maupun pemikiran fundamental. Dan semua itu – tentu – bernilai jariyah.

Diantaranya Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari di Jombang Jawa Timur. Museum ini berisi berbagai manuskrip, dokumen dan benda-benda bersejarah yang menginnformasikan tentang perkembangan Islam di Indonesia. Terutama perjuangan Kiai Hasyim Asy’ari.

juga mendirikan Rumah Sakit Hasyim Asy’ari. Selain itu tentu saja mendirikan banyak lembaga pendidikan. Antara lain SMK Khoiriyah, SMP dan serta sekolah lain. Banyak sekali mendirikan sekolah.

Yang juga penting dicatat, mendirikan 15 cabang Pesantren di berbagai provinsi Indonesia. Bahkan turun langsung untuk meresmikan satu persatu pesantren yang terus tumbuh bertebaran di seluruh Indonesia itu.

(M Mas'ud Adnan, penulis (duduk di bawah, kopiah putih) bersama dan dr KH Umar Wahid (adik kandung ) di Ndalem Kasepuhan Pesantren Jombang.  Foto: dok HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE).

juga sukses memebenahi manajemen dan keuangan Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy). Perguruan tinggi yang didirikan KH Muhammad Yusuf Hasyim itu secara manajerial dan ekonomi sehat sejak menjadi rektor.

“Sekarang Unhasy sudah ada uang Rp 2 miliar,” kata kepada saya (penulis artikel ini) ketika menjabat rektor Unhasy baru sekitar 1,5 tahun. Padahal sebelumnya selalu minus. 

Hampir setiap bertemu saya memberi informasi tentang perkembangan Unhasy yang baru dipimpinnya.

Mahasiswa Unhasy juga melonjak drastis sejak memimpin perguruan tinggi yang diresmikan Menteri Agama RI KH Ahmad Dahlan pada 22 Juni 1967 itu. Infonya, Unhasy menjadi perguruan tinggi terbanyak menerima mahasiswa baru di seantero Jombang. Kini tak kurang 6.000 mahasiswa kuliah di Unhasy.

Sejak menjadi rektor, perguruan tinggi yang didirikan KH Yusuf Hasyim itu memang langsung sehat secara ekonomi dan manajerial.

Nah, kemampuan manajerial dan leadership yang handal itulah kemudian menginspirasi banyak para kiai NU, terutama para ketua PCNU dan ketua PWNU. Mereka minta kesediaan menjadi ketua umum . Para kiai NU berharap sucsess story memimpin Pesantren bisa dipraktikkan di .

Namun yang paling utama tentu karena faktor akhlak dan moralitas yang bersih, disamping kejujurannya. 

itu satu-satunya tokoh nasional yang clean and clear,” kata KH Hasyim Muzadi, ketua umum dua periode itu  di depan para kiai ketua PWNU seluruh Indonesia dalam suatu pertemuan.

Semula banyak orang tak menyangka akan menjadi leader sekaligus menejer pesantren handal. Maklum, putra KH A. Wahid Hasyim, salah satu tokoh perumus Pancasila, itu sejak muda lebih banyak hidup “diluar” pesantren. adalah insinyur lulusan ITB Bandung.

Bahkan sendiri mengaku tak menyangka akan menjadi pengasuh pesantren . Adik Presiden RI keempat, KH Abdurrahman Wahid, itu bercerita kepada saya. Atau lebih tepatnya kepada beberapa orang, termasuk saya.

Suatu ketika, tutur , Mbah LIem – nama lengkapnya KH Muslim Rifai Imampuro – pendiri Pondok Pesantren Al-Muttaqin Pancasila Sakti, Klaten Jawa Tengah, mengatakan bahwa kelak akan menjadi pengasuh Pesantren .

“Sampean () nanti jadi pengasuh Pesantren dan jadi presiden RI,” kata kepada . Saya mendengarkan serius cerita .

Sebagai tokoh rasional, apalagi latar belakang pendidikannya eksak, insinyur, tentu tak percaya. “Dari mana logikanya,” kata .

Lagi pula saat itu sudah hidup mapan di Jakarta. Beberapa kali menjabat jabatan penting. Diantaranya Wakil Ketua Komnas HAM, Ketua dan jabatan lain, terutama terkait latar belakang pendidikan sebagai arsitek.

Tapi faktanya ramalan terbukti. Pada 13 April 2006 resmi mendapat amanah sebagai sebagai pengasuh Pesaantren . Dan juga benar-benar jadi Presiden RI keempat menggantikan Presiden BJ Habibie. 

memang terkenal sebagai waliyullah. Setidaknya banyak warga NU percaya terhadap kewalian Mbah LIem. 

Tapi suatu saat minta uang pada . Loh, masak sih? Gimana ceritanya? Sabar. Baca saja tulisan M Mas'ud Adnan selanjutnya di HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE. (bersambung)

Lihat juga video 'Semua Agama Sama? Ini Kata Gus Dur':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO