Bupati Anne Senang Baca Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Berharap Lahir Kiai Asep di Purwakarta

Bupati Anne Senang Baca Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Berharap Lahir Kiai Asep di Purwakarta Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika ketika membuka acara bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas'ud Adnan di Aula Al-Badar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (23/2/2023). Foto: ist

Apa jawaban kiainya? “Saya disuruh buat ijazah sendiri,” kata Kiai Asep sembari tertawa.

Kiai Asep pun membuat ijazah sendiri. Tapi bagaimana dengan nilainya?

Lagi-lagi kiainya menyuruh Kiai Asep membuat sendiri.

“Akhirnya nilainya saya buat 9 semua,” kata Kiai Asep. Peserta langsung tertawa panjang.

Dengan ijazah bikinan sendiri itu Kiai Asep datang ke kampus IAIN (kini UIN) Sunan Ampel untuk mendaftar. “Waktu itu ijazah seperti itu masih diterima tapi tes mata kuliahnya 8 mata pelajaran. Kalau Ijazah sekolah negeri cuma tiga mata pelajaran,” kata Kiai Asep.

Namun, meski tes masuknya 8 mata pelajaran, Kiai Asep yang dikenal pintar dan cerdas lolos.

Nah, setelah kuliah itu Kiai Asep mulai jadi guru. Otomatis ia punya penghasilan. 

“Saya tak lapar lagi,” kata Kiai Asep. 

Ia mudah diterima sebagai guru karena tak mengajar ilmu agama. Menurut dia, saat itu orang yang mengajar ilmu agama sudah banyak sehingga peluang diterima sangat kecil. 

"Saat itu sudah banyak orang bergelar BA," katanya.

Kiai Asep justru mengajar ilmu alam. "Saya mengajar matematika, biologi, bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Indonesia, " katanya sembari mengatakan bahwa saat sekolah SMA ia jurusan IPA atau Paspal.

Namun tak lama kemudian sekolah tempat ia mengajar mengadakan akreditasi. Ini menjadi dilema bagi Kiai Asep. Karena ia tak punya ijazah SMA. 

"Kalau saya terus terang, ada kemungkinan saya dipertahankan atau justru saya dikeluarkan," katanya.

Tapi Kiai Asep akhirnya memutuskan untuk menjaga harga diri.

"Saya pilih keluar karena tak punya ijazah SMA. Lapar lagi," kata Kiai Asep. 

Para peserta terkesima mendengar kisah perjalanan Kiai Asep. Maka ketika dibuka sesi tanya jawab, mereka langsung berebut mengacungkan tangan. Pertanyaan mereka bervariasi. Namun ada yang langsung minta ijazah doa agar bisa menjadi kaya dan sukses seperti Kiai Asep.

Kiai Asep pun mengijazahkan. Kiai Asep menyarankan peserta membaca atau mengamalkan wirid Ya Kafi Ya Mughni Ya Fattah Ya Razzaq dan Hasbunallahu sayu’tinallahu minfadhlihi warasuluhu inna ilallahi roghibun.

Kiai Asep juga mengijazahkan salat hajat 12 rakaat 6 kali salam dan 3 salat witir 2 kali salam. Kiai Asep juga membaca doanya yang tertuang pada bagian belakang buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan.

“’Ajaztukum,” kata Kiai Asep yang dijawab peserta qobilna. Sebagian menjawab qobiltu.

Kiai Asep mengaku bahwa kondisi ekonominya berubah drastis setelah mengamalkan salat malam 12 rakaat dan doa yang didapat dari Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin tersebut.

Peserta belum puas. Ada yang bertanya apakah Kiai Asep dermawan sejak belum kaya. 

Kiai Asep mengatakan bahwa ia dermawan sejak miskin. “Saya dulu guru di Lamongan. Tapi sejak itu saya berpikir untuk membantu orang lain. Saya cari anak-anak muda yang pintar dan cerdas. Saya bawa ke Surabaya, saya kuliahkan. Ada yang di kedokteran, hukum dan seterusnya. Tapi syaratnya harus miskin,” kata Kiai Asep.

Tapi setelah mereka jadi sarjana dan sukses tak satupun yang ingat. “Saya undang saat saya mengkhitankan anak saya, tak satu pun yang datang. Hari raya juga tak ada yang datang, ” tuturnya.

Sehingga ia mendatangi seorang kiai dan mengeluh. “Apakah memang begini nasib orang membantu orang lain,’ keluhnaya.

Sang kiai menjawab, “Loh, Gus apa sampean baru tahu ayat al Quran yang menyatakan waqalilun min ibadiyas syakur. Sedikit sekali orang atau hambaku yang bersyukur. Makanya kalau menolong orang jangan berharap bantuan dari orang yang dibantu. Tap berharaplah bantuan dari Allah dan itu jauh lebih besar ketimbang bantuan manusia yang kita tolong,” kata kiai itu.

Sejak itu, Kiai Asep mengaku tak pernah berharap bantuan dari orang yang ia bantu. “Ternyata bantuan Allah jauh lebih besar,” katanya.

Acara ini bekerjasama dengan Pergunu. Karena itu pesertanya, selain mahasiswa dan para kiai serta dosen STAI juga pengurus Pergunu. Hadir mendampingi Kiai Asep, Wakil Ketua Umum Pergunu Ahmad Zuhri dan Prof Dr Agus Mulyana, guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO