Koalisi Majapahit Verifikasi Cawali, Ketua DPC PKB dan DPD Golkar Ikut Diuji

Koalisi Majapahit Verifikasi Cawali, Ketua DPC PKB dan DPD Golkar Ikut Diuji Para anggota Koalisi Majapahit yang mengikuti verifikasi cawali-cawawali Surabaya 2015.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jelang pendaftaran Pilwali Surabaya, Koalisi Majapahit menggelar verifikasi terhadap para calon walikota dan wakil walikota Surabaya 2015. Hajatan tersebut digelar di Kantor Sekretariat Koalisi Majapahit di Jalan Adityawarman, Jumat (24/7).

Semua bakal calon walikota dan wakil walikota yang telah daftar di parpol koalisi diundang yakni 17 orang. Sebanyak 4 orang yang tidak datang. Yakni Edi Yuwono Slamet (Dekan Unair) yang daftar lewat Golkar karena tengah tugas ke Aceh. Lalu Ratih Retnowati, Nanang Nelson dan Reni Astuti.

Baca Juga: Untuk Cawali Surabaya, Risma Dikabarkan Punya Dua Jago: Ery Cahyadi dan Hendro Gunawan

"Memang ada yang tidak bisa datang, karena ada keperluan dan tugas luar kota. Adapula yang ijin datang terlambat. Namun semuanya kita undang. Ada sekitar 17 undangan yang kita sebar," ujar Ketua Pokja Koalisi Majapahit, AH Thony di sela-sela acara verifikasi, kemarin.

Adapun bakal calon walikota dan wakil walikota yang datang tepat waktu yakni Anthony Bachtiar, Sukoto, Dhimam Abror, Sutjipto Angga dan Basa Alim (Gerindra), Siswandi, M Mahmud (Demokrat), M Alyas, Agus Sudarsono (Golkar), dan Syamsul Arifin (PKB).

Kemudian yang mendaftar sebagai cawawali yakni M Mahmud, Basa Alim Tualeka dan Agus Sudarsono. Lalu yang datang terlambat yakni Andi Budi, Akhmad Suyanto dan Bambang K.

Baca Juga: PDIP Minta Mahar Hingga Rp 10 M, Cawawali Surabaya Punya Uang Berapa?

Verifikasi juga diikuti oleh 2 Ketua Parpol Koalisi. Yakni Ketua DPC PKB Surabaya, Syamsul Arifin dan Plt Ketua DPD Golkar Surabaya, M Alyas. Keduanya mencalonkan sebagai walikota lewat partainya masing-masing.

"Saya siap bersaing dengan Risma. Tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik," kata Syamsul Arifin. Hal senada dikatakan M. Alyas, dirinya tidak main-main maju dalam Pilwali.

"Insya Allah kalau memang rekom turun untuk saya, semoga saya bisa berkompetisi untuk menjadikan Surabaya lebih baik," tandas Alyas.

Baca Juga: PKB Intruksikan Kader Sosialisasikan Fandi Utomo sebagai Cawali Surabaya

Dalam verifikasi tersebut para cawali dan cawawali diharuskan menjalani proses 'wawancara' dengan sejumlah pakar dan tim ahli. Mereka satu persatu bergantian masuk ke ruangan dan 'berhadapan' dengan 2 orang tim ahli.

Para cawali dan cawawali tersebut menjalani 'tes wawancara' dengan sejumlah pakar dan tim ahli yang didatangkan oleh Koalisi Majapahit. Tim ahli tersebut Prof.Dr.Zainudin Maliki (sosiolog politik), Prof.Dr. Ach. Cholis Hamzah (ekonom), Dr.Abd Holiq C. (managemen publik dan perkotaan), Martono (pakar hukum tata negara) dan Dr. Gitadi Tegas P.M.Si (pakar kebijakan publik).

Dipaparkan Thony, apa yang dilakukan tersebut merupakan hasil kesepakatan dari para petinggi parpol koalisi. Pasalnya verifikasi ini dianggap sebagai 'penyaringan'. Padahal parpol koalisi selama ini hanya penjaringan.

Baca Juga: Di Depan 700 Kiai MWCNU-Ranting NU se-Surabaya, Kiai Asep: Wali Kota Surabaya Harus Kader NU

"Jadi kita mencoba untuk menjaring dan nantinya kita akan skoring dan menjadikan 3 pasangan calon saja," paparnya.

Dijelaskan politisi asal Partai Gerindra ini, para tim ahli akan memberikan penilaian fterhadap semua cawali dan cawawali dari hasil wawancara yang dilakukan. Adapun standar penilaiannya yakni meliputi

ke-5 bidang itu hukum, sosial budaya, ekonomi, tata kota dan kebijakan publik. Sedangkan skor penilaiannya kalau sangat baik skornya 4, baik skor 3, cukup skor 2 dan kalau kurang nilainya 1.

Baca Juga: Rekap Pilkada Surabaya Tingkat Kecamatan Selesai: Risma-Whisnu 86,35%, Rasiyo-Lucy 13,65%

"Tidak ada jaminan. Namun kita coba libatkan pihak luar atau tim ahli dengan pertimbangan obyektif. Calon juga tidak kita beritahu. Kalau pinter pasti khan tahu,"

Selain itu, para calon juga melakukan penandatanganan pakta integritas dan pernyataan siiap untuk menjadi calon walikota dan wakil walikota.

Tahapan selanjutnya diterangkan Thony adalah mengirim hasil penilaian terhadap para calon ke DPP atau desk Pilkada DPP untuk dijadikan bahan masukan guna menerbitkan rekom.

Baca Juga: Temuan Pemilih Ganda oleh Bawaslu: Jika Terbukti, Rekomendasikan Pemungutan Ulang

"Kami ini istilahnya menyiapkan berbagai resiko. Nanti khan ada yang kecewa, lalu kita buatkan surat pernyataan dan pakta integritas. Jadi kita siiapkan resikonya," kata Thony.

Ditanya terkait apakah nantinya akan diputuskan pasangan calon? Thony mengatakan bahwa hal itu belum dibahas. "Itu belum menjadi pembahasan. Setelah ini akan dibahas terkait pasangannya. Khan ada 3 pasang," katanya.

Tidak akan mudah memasangkan 6 orang tersebut. Hal ini disebabkan banyak pertimbangan yang diambil bila harus memasangkan calon yang ada.

Baca Juga: Risma-Whisnu Menangi Seluruh Kecamatan, Rasiyo-Lucy Tak Akui Quick Count

"Kalau mereka kita pasangkan pun juga tidak gampang. Cuma cara memasangkannya kita tidak sekedar pasang. Kalau tidak cocok pasangannya gimana?," jelasnya.

Namun Thony memberikan gambaran bahwa pasangan harus saling melengkapi. Sehingga saling menguatkan. Baik dari sisi karakter dan berbagai hal lainnya.

Ditegaskan Thony, bahwa hingga kini koalisi Majapahit tetap solid dan tidak pecah.

Baca Juga: Banyak Tunarungu tak Terdata, PPAPD akan Surati KPU

"Kami menepis koalisi pecah, kita tetap solid dan kami tunjukkan akan ada penantanganan 6 parpol untuk mengikat sehingga tidak ada keragu-raguan," tegasnya. (lan/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO