SURABAYA, BANGSAONLINE.com – KH Afifuddin Muhajir, Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Sitobondo Jawa Timur menegaskan bahwa dalam soal ilmu tak ada istilah senior dan yunior. Tentu dengan syarat disampaikan dengan penuh adab.
Wakil Rais ‘Aam Syuriah PBNU itu lalu menceritakan tentang diskusi kiai khos dengan kiai kampung.
BACA JUGA:
- Hati-Hati! Seorang Ayah Tak Bisa Jadi Wali Nikah jika Anak Gadisnya Hasil Zina, Lahir di Luar Nikah
- Jika Presiden yang Kita Pilih Khianati Amanah, Apa Kita (Pemilih) Ikut Berdosa?
- Bolehkah Nyekar ke Makam Orang Tua Beda Agama? Boleh, Asal Tak Mendoakan, Maksudnya?
- Kiai Afifuddin Muhajir: Mahfud MD Paling Bisa Diharapkan Tegakkan Hukum dan Berantas Korupsi
Menurut Kiai Afif - panggilan akrab Kiai Afifuddin Muhajir, dalam diskusi itu kiai khos tersinggung gara-gara argumentasi kiai kampung.
“Terjadi diskusi antara kiai khos dan kiai kampung tentang suatu masalah. Si kiai khos nampaknya tersinggung dengan pendapat dan argumentasi yang dikemukakan oleh si kiai kampung, “ tulis Kiai Afif di akun pribadinya di Facebook
“Padahal sebetulnya pendapat dan argumentasi yang disampaikan kiai kampung sulit dibantah,’ tambah Kiai Afif yang mendapat Doktor Honoris Causa (HC) ddari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.
Menyadari hal itu, tutur Kiai Afif, si kiai kampung bekata:
أن كنتَ كبيرا فلستَ أكبر من سليمان، و ان كنتُ صغيرا فلستً اصغر من الهدهد، وقد قال : *أحطتُ بما لم تحط به وجئتك من سبإ بنبإ يقين*
“Meski anda orang besar namun tidak lebih besar dari Nabi Sulaiman, dan meski saya orang kecil namun tidak lebih kecil dari burung hudhud,” kata kiai kampung seperti dikutip Kiai Afif.
“Sementara burung hudhud berani menyampaikan kebenaran kepada Nabi Sulaiman dengan mengatakan: saya mengetahui apa yang tidak paduka ketahui dan saya datang kepada paduka dari negeri Sabak bersama berita yang benar,” kata kiai kampung lagi.