Kiai Khos Vs Kiai Kampung, Ingatkan Kisah Nabi Sulaiman Vs Burung Hudhud

Kiai Khos Vs Kiai Kampung, Ingatkan Kisah Nabi Sulaiman Vs Burung Hudhud Dr (HC) KH Afifuddin Muhajir. Foto: M. MAS'UD ADNAN/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – KH Afifuddin Muhajir, Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Sitobondo Jawa Timur menegaskan bahwa dalam soal ilmu tak ada istilah senior dan yunior. Tentu dengan syarat disampaikan dengan penuh adab.

Wakil Rais ‘Aam Syuriah PBNU itu lalu menceritakan tentang diskusi kiai khos dengan kiai kampung.

Baca Juga: Kepala Daerah Pemenang Pilkada Tak Boleh Syukuran, Ini Alasan Ulama Ushul Fiqh Kiai Afifuddin

Menurut Kiai Afif - panggilan akrab Kiai Afifuddin Muhajir, dalam diskusi itu kiai khos tersinggung gara-gara argumentasi kiai kampung.

“Terjadi diskusi antara kiai khos dan kiai kampung tentang suatu masalah. Si kiai khos nampaknya tersinggung dengan pendapat dan argumentasi yang dikemukakan oleh si kiai kampung, “ tulis Kiai Afif di akun pribadinya di Facebook

“Padahal sebetulnya pendapat dan argumentasi yang disampaikan kiai kampung sulit dibantah,’ tambah Kiai Afif yang mendapat Doktor Honoris Causa (HC) ddari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Baca Juga: Hati-Hati! Seorang Ayah Tak Bisa Jadi Wali Nikah jika Anak Gadisnya Hasil Zina, Lahir di Luar Nikah

Menyadari hal itu, tutur Kiai Afif, si kiai kampung bekata:

أن كنتَ كبيرا فلستَ أكبر من سليمان، و ان كنتُ صغيرا فلستً اصغر من الهدهد، وقد قال : *أحطتُ بما لم تحط به وجئتك من سبإ بنبإ يقين*

“Meski anda orang besar namun tidak lebih besar dari Nabi Sulaiman, dan meski saya orang kecil namun tidak lebih kecil dari ,” kata kiai kampung seperti dikutip Kiai Afif.

Baca Juga: Jika Presiden yang Kita Pilih Khianati Amanah, Apa Kita (Pemilih) Ikut Berdosa?

“Sementara burung hudhud berani menyampaikan kebenaran kepada Nabi Sulaiman dengan mengatakan: saya mengetahui apa yang tidak paduka ketahui dan saya datang kepada paduka dari negeri Sabak bersama berita yang benar,” kata kiai kampung lagi.

Karena itu, menurut Kiai Afif, tak ada istilah senior dan yunior dalam diskusi soal ilmu. Tentu dengan syarat disampaikan dengan penuh adab.

Banyak sekali komentar terhdap tulisan Kiai Afif itu. 

Baca Juga: Bolehkah Nyekar ke Makam Orang Tua Beda Agama? Boleh, Asal Tak Mendoakan, Maksudnya?

“Sekelas Imam Abu Hanifah رحمه الله beliau menangis ketika diingatkan oleh anak kecil,” komentar Abdulah Munir.

“Refleksi ini ditujukan untuk para kiai yang sudah terkenal kekiaiannya,” tulis Akhmad Musta’in.

“Sudah bukan menjadi rahasia umum...Kalau orang sudah merasa besar, akan timbul keangkuhannya Yiai,” tulis Muhammad Na’im.

Baca Juga: Kiai Afifuddin Muhajir: Mahfud MD Paling Bisa Diharapkan Tegakkan Hukum dan Berantas Korupsi

“Kiai khos vs kiai kampung, menurut saya justru kiai kampung lebih khos dan jihad ilmu tashawufnya thoriqohnya riyadhohnya terutama di wilayah Banten,” komentar Aang Waqi’ah Albantany.

“Karena itu jangan sombong krn jadi orang besar, dan jangan kemlinthi krn pandai. Biasa saja,” tulis Abdul Wahid Asa.

“Miris, Ada sebagian guru kadang bersikap dg murid seperti bos dan anak buah,” timpal Abdul Halim.

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Yang Haramkan Maulid Nabi Apa Dasarnya, Tolong Jawab

“Semoga yang “besar” tidak angkuh dan sombong dan yang “kecil” bisa mengamlkan ilmunya dg berani,” tulis Ruqayyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO